Posted by: "alf_riz"
Banyak dari kita yang semakin mengagungkan keilmuan yang seakan bersumber dari luar negri, pada kesempatan ini saya ingin mengajak untuk sejenak menengok kebudayaan jawa symbol SEMAR, saya kutip dari artikel yang menarik sebagai bahan pembelajaran kita.Sebelumnya mari kita sejenak merenung, kenapa kita harus terlahir ?
Semar dalam bahasa Jawa (filosofi Jawa) disebut Badranaya Bebadra = Membangun sarana dari dasar Naya = Nayaka = Utusan mangrasul Artinya : Mengembani sifat membangun dan melaksanakan perintah Allah demi kesejahteraan manusia
Domisili semar adalah sebagai lurah karangdempel / (karang = gersang) dempel = keteguhan jiwa.
Rambut semar "kuncung" (jarwadasa/pribahasa jawa kuno) maknanya hendak mengatakan : akuning sang kuncung = sebagai kepribadian pelayan. Semar sebagai pelayan mengejawantah melayani umat, tanpa pamrih, untuk melaksanakan ibadah amaliah sesuai dengan sabda Ilahi.
Semar berjalan menghadap keatas, maknanya : "dalam perjalanan anak manusia perwujudannya ia memberikan teladan agar selalu memandang keatas (sang Khaliq ) yang maha pengasih serta penyayang umat".
Kain semar Parangkusumorojo: perwujudan Dewonggowantah (untuk menuntun manusia) agar memayuhayuning bawono : mengadakan keadilan dan kebenaran di bumi.
ciri sosok semar adalah Semar berkuncung seperti kanak kanak,namun juga berwajah sangat tua Semar tertawanya selalu diakhiri nada tangisan Semar berwajah mata menangis namun mulutnya tertawa Semar berprofil berdiri sekaligus jongkok Semar tak pernah menyuruh namun memberikan konsekwensi atas nasehatnya
Dari tokoh Semar wayang ini akan dapat dikupas ,dimengerti dan dihayati sampai dimana wujud religi yang telah dilahirkan oleh kebudayaan Jawa .
Gambar tokoh Semar nampaknya merupakan simbol pengertian atau konsepsi dari aspek sifat Ilahi, yang kalau dibaca bunyinya katanya ber bunyi:
Semar (pralambang ngelmu gaib) - kasampurnaning pati. Gambar kaligrafi jawa tersebut bermakna : Bojo sira arsa mardi kamardikan, ajwa samar sumingkiring dur-kamurkan Mardika artinya "merdekanya jiwa dan sukma", maksudnya dalam keadaan tidak dijajah oleh hawa nafsu dan keduniawian, agar dalam menuju kematian sempurna tak ternodai oleh dosa.
Manusia jawa yang sejati dalam membersihkan jiwa (ora kebanda ing kadonyan, ora samar marang bisane sirna durka murkamu) artinya : "dalam menguji budi pekerti secara sungguh-sungguh akan dapat mengendalikan dan mengarahkan hawa nafsu menjadi suatu kekuatan menuju kesempurnaan hidup".
Dalam Etika Jawa disebutkan bahwa Semar dalam pewayangan adalah punakawan " Abdi " Pamomong " yang paling dicintai. Apabila muncul di depan layar, ia disambut oleh gelombang simpati para penonton. Seakan-akan para penonton merasa berada dibawah pengayomannya. Simpati para penonton itu ada hubungannya dengan mitologi Jawa atau Nusantara yang menganggap bahwa Semar merupakan tokoh yang berasal dari Jawa atau Nusantara.
Ia merupakan dewa asli Jawa yang paling berkuasa. Meskipun berpenampilan sederhana, sebagai rakyat biasa, bahkan sebagai abdi, Semar adalah seorang dewa yang mengatasi semua dewa. Ia adalah dewa yang ngejawantah " menjelma " ( menjadi manusia ) yang kemudian menjadi pamong para Pandawa dan ksatria utama lainnya yang tidak terkalahkan.
Ia merupakan pribadi yang bernilai paling bijaksana berkat sikap bathinnya dan bukan karena sikap lahir dan keterdidikannya . Ia merupakan pamong yang sepi ing pamrih, rame ing ngawe " sepi akan maksud, rajin dalam bekerja dan memayu hayuning bawana " menjaga kedamaian dunia .
Dari segi etimologi, Semar berasal dari sar yang berarti sinar " cahaya ". jadi Semar berarti suatu yang memancarkan cahaya atau dewa cahaya, sehingga ia disebut juga Nurcahya atau Nurrasa yang didalam dirinya terdapat atau bersemayam Nur Muhammad, Nur Illahi atau sifat Ilahiah.
Semar yang memiliki rupa dan bentuk yang samar, tetapi mempunyai segala kelebihan yang telah disebutkan itu.
Mari kita kupas pemahamannya di dalam batin masing-masing, dengan memberdayakan "rasa".
Thursday, May 29, 2008
Mari Belajar Attitude dari S E M A R
Wednesday, May 28, 2008
Kezaliman Tak Berujung...
Zalim! Tidak memiliki hati nurani! Inilah gambaran yang tepat untuk Pemerintah ketika mengeluarkan kebijakan menaikkan harga BBM. Pemerintah resmi mengumumkan kenaikan BBM rata-rata 28,7%, Jumat (23/05/2008), jam 22:15 WIB, yang disampaikan oleh Menteri ESDM, Purnomo Yusgiantoro, dengan didampingi sejumlah Menteri Kabinet Indonesia Bersatu.
Dampak dari kenaikan BBM ini tidak perlu diperdebatkan lagi. Pemerintah memang mengklaim, bahwa lebih baik menaikkan harga BBM yang nantinya akan menurunkan angka kemiskinan karena dibarengi dengan program bantuan langsung tunai (BLT) plus. Namun, ini adalah sebuah kebohongan! Mengapa? Sudah banyak pengamat menyatakan --dan masyarakat juga sudah merasakan secara langsung-- bahwa kenaikkan BBM berdampak pada kenaikan harga semua barang dan jasa. Itu adalah sebuah keniscayaan. Artinya, kenaikan BBM akan menambah jumlah orang miskin. Sebabnya, daya beli masyarakat cenderung menurun, sementara harga-harga barang dan jasa langsung meroket naik.
Pantauan Beritajakarta.com, Senin (26/5) pagi, di beberapa pasar tradisional di Jakarta Selatan, para pedagang langsung menaikkan harga begitu Pemerintah mengumumkan kenaikan BBM. Seperti yang terjadi pada pasar tradisional di Kelurahan Pasar Minggu, Kebayoran Baru, dan Kebayoran Lama. Harga telur ayam yang biasanya dijual seharga Rp 11.500 menjadi Rp 13.000 perkilo. Harga kebutuhan seperti minyak goreng, gula pasir, dan kacang tanah pun naik antara Rp 1.000-Rp 3.000 perkilo.
Untuk harga beras, kenaikan sekitar Rp 500 perkilo. Beras jenis biasa yang sebelumnya dijual seharga Rp 3.500, misalnya, menjadi Rp 4.000 perkilo; jenis super dari Rp 5.500 menjadi Rp 6.000 perkilo. Daging sapi yang semula Rp 47 ribu menjadi Rp 60 ribu perkilo. Kondisi ini terjadi di hampir semua daerah di Indonesia.
Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) berimbas juga pada harga gas elpiji. Di Solo, Jawa Tengah, Senin (26/5), misalnya, saat ini harga elpiji ukuran 15 kilogram menjadi Rp 56 ribu hingga Rp 57 ribu, atau naik Rp 1000 hingga Rp 2000. Bahkan di tingkat pengecer harga elpiji bisa mencapai lebih dari Rp 58 ribu. Sebelumnya, gas elpiji berukuran 15 kilogram dijual pada kisaran Rp 55 ribu. (Liputan6.com, 26/05/2008).
Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) Jabar-Banten, Didi Turmudzi, yang juga Rektor Universitas Pasundan (Unpas), mengatakan kenaikan harga BBM pasti memiliki pengaruh terhadap 432 PTS di Jabar-Banten pada tahun ajaran mendatang. Sebabnya, biaya sumbangan penyelenggaraan pendidikan (SPP) akan disesuaikan (dinaikkan) dibandingkan dengan tahun lalu. Tentu saja kenaikan biaya SPP akan berdampak pada turunnya jumlah mahasiswa pada tahun ajaran yang akan datang. Bahkan pada tahun sebelumnya, jumlah mahasiswa sudah berkurang antara 30-40 persen. "Saya memprediksi pada tahun ajaran nanti akan terjadi pengurangan jumlah mahasiswa baru sebesar 40 persen. Ini karena kekuatan ekonomi yang semakin lemah," paparnya. (Okezone, 26/5/2008). Walhasil, pendidikan tinggi, bisa dipastikan hanya milik orang yang berduit saja. Rakyat miskin ‘tidak berhak’ untuk pandai.
Biaya tranportasi ikut-ikutan naik. Buruh pun terancam PHK massal, karena beban berat para pengusaha, dll. Jika sebelumnya, seolah-oleh pengusaha mendukung kenaikan BBM, ternyata mereka adalah para kroni penguasa. Dengan kata lain, mereka tidak mewakili para pengusaha yang sesungguhnya. Karena jelas, pengusahalah pihak yang juga terkena dampak langsung dari kenaikan BBM ini.
Klaim Bohong Pemerintah
Pemerintah tampaknya tidak mau tahu. Mereka sudah buta mata, buta telinga, dan —yang paling menyedihkan— buta nurani. Berbagai cara dilakukan Pemerintah yang tak bernurani ini untuk menenangkan masyarakat. Senjata utamanya adalah subsidi langsung. Pemerintah mengklaim, sudah saatnya Pemerintah memberikan subsidi langsung kepada orang, bukan pada barang yang lebih banyak dimanfaatkan oleh masyarakat kelas menengah ke atas. Jelas, ini adalah kebohongan lain!
Pemerintah kemudian membagi-bagikan uang sebesar Rp 100.000 perbulan plus beras raskin. Apakah ini menyelesaikan persoalan? Tentu tidak! Rp 100.000 perbulan untuk satu keluarga (yang berarti Rp 3000 perhari) tentu tidak akan pernah cukup, mengingat biaya hidup meningkat berlipat-lipat. Uang tersebut untuk sekadar menyambung hidup saja jauh api dari panggang. Apalagi untuk memenuhi transportasi, pendidikan, kesehatan, dll yang layak. Ini seperti sebuah mimpi di siang bolong. Prof. Ryas Rasyid menggambarkan, program BLT adalah program ‘penggembira’. Ibarat anak kecil yang dihajar habis-habisan sampai babak belur, supaya tidak menangis, dia diberi permen. Rakyat akan semakin menderita. Untuk membujuk rakyat, mereka diberi Rp 3000 perhari.
Walhasil, kebijakan menaikkan BBM ini merupakan upaya sistematis untuk ‘membunuh’ rakyat. Dengan kebijakan ini, akan semakin banyak rakyat yang meregang nyawa karena kemiskinan; akan semakin banyak anak-anak yang sakit karena orangtuanya tidak mampu memberikan gizi yang baik; akan semakin banyak pula orang miskin yang sulit ke rumah sakit karena biaya rumah sakit yang semakin tidak terjangkau oleh mereka. Yang jelas, warga miskin akan selalu berkutat dalam benang-kusut kemiskinannya, karena akses untuk ‘memperbaiki diri’ telah tertutup rapat-rapat akibat kenaikan harga-harga. Terjadilah kemiskinan absolut dan turun-temurun. Ini bukan masalah main-main. Ini adalah tindakan pembunuhan terhadap rakyat yang termasuk dosa besar. (Lihat: QS an-Nisa’ [4]: 93).
Pemerintah Tunduk Pada Arahan Asing
Pertanyaannya, mengapa Pemerintah tega mengeluarkan kebijakan zalim seperti ini? Tidak lain demi mematuhi arahan dari tangan-tangan Kapitalis penjajah. Ini bisa dilihat dari pujian yang disampaikan oleh Bank Dunia kepada Pemerintah Indonesia. Bank Dunia menyatakan, bahwa Indonesia telah berhasil mereformasi anggaran dan mengarahkan ekonomi ke jalan yang benar. (MetroTV, 26/5/2008, pukul 11.20). Pujian ini jelas merupakan tekanan dari asing kepada Indonesia. Pertanyaannya, ‘jalan yang benar’ untuk siapa? Untuk kepentingan rakyat ataukah untuk kepentingan penjajah? Jelas, kebijakan menaikkan BBM ini adalah kebijakan yang tidak pro-rakyat dan sarat dengan intervensi asing (penjajah). Ini dipertegas oleh ekonom Ichsanuddin Noorsy yang mengatakan, bahwa kebijakan menaikkan BBM adalah rekomendasi dari Bank Dunia. (TVOne, 26/5/2008).
Jauh-jauh hari, negara-negara penjajah itu, melalui IMF telah memaksa Pemerintah untuk melakukan kebijakan ‘lacur’ dalam sektor energi primer. Pemerintah meliberalisasi sektor energi primer, termasuk migas. Seperti yang diungkap Kepala Pusat Studi Ekonomi Pancasila Universitas Gadjah Mada (UGM), Revrisond Baswir, kepada Tempo Interaktif (2/10/2005), kenaikan harga BBM tersebut hanyalah bagian dari target liberalisasi sektor migas yang akan melepas harga minyak dalam negeri ke pasar dunia. “Kenaikan ini hanya sebagian saja dari proses menuju liberalisasi tadi dan Pemerintah selangkah lagi dalam agenda tersebut,” kata Baswir.
Ia juga memperkirakan, Pemerintah masih akan menaikkan harga BBM, karena harga yang sekarang pun masih di bawah harga pasar. Menurutnya, Pertamina sudah akan kehilangan izin PSO (public service obligation)-nya. Akhirnya, di sektor hilir migas di Indonesia akan masuk pengecer BBM lainnya seperti Exxon, Caltex, dan sebagainya.
Ini malapetaka. Kita kaya minyak. Namun, saat harga minyak mentah dunia melambung tinggi, yang menikmatinya justru kaum Kapitalis penjajah dan komprador mereka. Rakyat Indonesia berdarah-darah, dan semakin menderita. Sebabnya, 90% kilang-kilang minyak Indonesia dikuasai oleh asing.
Wahai Kaum Muslim:
Kebijakan Pemerintah menaikkan harga BBM harus kita tolak! Ini adalah kebijakan yang zalim dan akan semakin menyengsarakan rakyat. Kenaikan terbukti telah memicu naiknya harga semua barang dan jasa, yang artinya menambah penderitaan rakyat yang selama krisis memang sudah semakin menderita. Dana kompensasi berupa BLT Plus yang akan diberikan tidak akan mencukupi untuk mengganti penderitaan rakyat banyak akibat kenaikan BBM itu.
Cara yang ditempuh Pemerintah bukan cara yang tepat. Banyak langkah yang disarankan para pakar, tetapi tidak didengar Pemerintah. Keputusan Pemerintah lebih pada upaya liberalisasi minyak. Ini jelas untuk membuka peluang bagi pihak penjajah yang hendak menguasai sektor hilir, setelah selama ini menguasai 90% sektor hulu. Untuk itulah, kita harus berupaya mengambil kembali kekayaan di sektor energi ini khususnya, termasuk migas, dan mengembalikan kepemilikannya kepada ’pemilik’-nya yang sah, yakni umat.
Wahai Kaum Muslim:
Kenaikan BBM, kelangkaan sembako dan kesulitan hidup yang dialami oleh rakyat saat ini adalah dampak diterapkannya Kapitalisme-sekular, baik dalam bidang ekonomi maupun politik. Karena itu, sudah saatnya sistem Kapitalisme-Sekular yang selama ini mencengkeram Indonesia dan menimbulkan kesengsaraan rakyat banyak harus segera ditinggalkan. Penggantinya adalah Islam. Allah SWT berfirman:
وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا
Siapa saja yang berpaling dari peringatan (syariah)-Ku, maka sesungguhnya dia berhak mendapatkan kehidupan yang sempit. (QS Thaha [20]: 124).
Untuk itu, seluruh rakyat Indonesia, termasuk para pejabat dan para wakil rakyat, hendaknya menyadari, bahwa negeri ini tidaklah akan bisa keluar dari krisis yang membelenggunya, dan tidak akan mampu membebaskan diri dari segala kelemahannya, kecuali jika di negeri ini diterapkan syariah Islam secara kaffah dalam naungan Khilafah Rasyidah. Jika tidak, selamanya negeri ini akan terus didera kesulitan demi kesulitan serta tetap dikuasai oleh penguasa yang zalim.
Untuk itu pula, janganlah sekali-kali kita mempercayai penguasa zalim, yang tunduk pada penjajah, dan menyengsarakan rakyat. Kami mengingatkan doa Nabi kepada mereka:
«اللَّهُمَّ مَنْ وَلِيَ مِنْ أَمْرِ أُمَّتِي شَيْئًا فَشَقَّ عَلَيْهِمْ فَاشْقُقْ عَلَيْهِ»
Ya Allah, siapa saja yang mengurusi urusan umatku, lalu dia membebani mereka, maka bebanilah dia! (HR Muslim dan Ahmad).[]
Tuesday, May 27, 2008
Indonesia PASTI Bisa
Bismillahirrahmanirrahim
*Insya Allah Indonesia Bisa........*
Oleh: Fauzi Nugroho
Selama dua jam pemirsa TV disuguhi tontonan langsung peringatan "Hari Kebangkitan Nasional". Peringatan yang bertema "Indonesia Bisa", menjadi momen menghidupkan kembali semangat kebangsaan setelah seratus tahun berlalu. Di tengah kontroversi seputar tanggal peringatan, dan seabreg permasalah yang merundung bangsa. Acara kolosal yang dikemas dalam paduan tari, suara serta atraksi lainnya cukup menggelorakan spirit kebangsaan. Seakan seluruh elemen bangsa menuju titik yang satu, yaitu Nasionalisme. Stadion Gelora Bung Karno menjadi saksi munculnya kesadaran anak negeri untuk bangkit dari keterpuruan yang melanda pertiwi.
Betapa tidak!. Di tengah isu kenaikan harga BBM yang mengundang aksi demonstrasi masa di sana-sini. Kekhawatiran banyak pihak akan susulan kenaikan harga-harga kebutuhan pokok. Penolakan sebagian daerah atas rencana pemerintah mengalokasikan subsidi BBM dalam bentuk Bantuan Langsung Tunai (BLT). Kegagalan Tim Piala Thomas dan Uber Cup memboyong kembali lambang supremasi Bulutangkis dunia. Menipisnya kebanggaan sebagai anak negeri, dan melunturnya rasa senasib sepenanggungan. Serta masalah-masalah lain yang kini melilit negeri. Namun malam itu, Merah Putih sempat bersemayam di dada kita, dan menimbulkan kecintaan terhadap negeri.
*Founding Fathers* telah sepakat bahwa perbedaan yang dimiliki bangsa ini adalah sebuah keniscayaan, dan hal itu adalah rahmat untuk bangsa ini. Sehingga ia tidak bisa dihilangkan begitu saja dan menjadikannya satu warna. Kebhinekaan itulah yang membuat negara ada seperti sekarang ini, keragamannya membentang dari ujung Sabang hingga Marauke. Baik dalam hal budaya, agama, suku, maupun adat istiadat. Sebagai seorang beriman, perbedaan adalah bukti atau tanda kekuasaan Sang Pencipta, "*Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah .....berlain-lainan bahasamu dan warna kulitmu.*" (QS. Ar Ruum, 30:22).
Perbedaan memang dikehendaki oleh Allah SWT, dan tidak mungkin dunia ini, khususnya Indonesia hanya satu warna. Para pendiri negeri telah menyadari hal itu, oleh karenanya konsep Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah harga mati, tidak bisa diganggu gugat. Semua menyepakati pemikiran pendahulu bangsa itu, bukan malah mempermasalahkannya. Bhineka Tunggal Ika, itulah semboyan yang terus digaungkan sebagai perekat perbedaan-perbedaan yang ada, yang dengannya kita bahu membahu untuk kemakmuran dan kesejahteraan bangsa.
Namun setelah selama seabad lamanya, tampaknya rakyat kita belum bisa dikatakan mandiri dalam arti merdeka sesungguhnya. Kendati kemerdekaan telah diproklamirkan oleh Bung Karno dan Bung Hatta hampir 63 tahun lalu. Namun senyatanya modal tersebut belum mampu mengantarkan bangsa ini pada cita-cita para pendahulu. Cukup banyak kita saksikan polah dan tingkah anak negeri yang tidak sejalan dengan cita-cita luhur mereka. Sehingga pada momen kebangkitan ini, kita yang sebangsa dan setanah air diingatkan kembali untuk bangkit.
Menukil ucapan Bung Deddy Mizwar pada iklan layanan masyarakat dikatakan bahwa Bangkit adalah: Susah, susah melihat orang lain susah; Senang, senang melihat orang lain senang; Takut, takut melakukan korupsi dan makan sesuatu yang bukan haknya; Mencuri, mencuri perhatian dunia dengan prestasi; Malu, malu menjadi benalu, menjadi beban orang lain; dan seterusnya. Ucapan diatas seakan mengandung pesan bahwa karena bangsa ini telah lama terjajah, maka mental bangsa terjajah belum hilang sama sekali. Bahkan sebaliknya, bagi si kuat walaupun sebangsa namun bisa berlaku layaknya penjajah sang penindas. Ia mengikuti cara-cara imperialis, atau menjadi agen kepentingan mereka.
Ditengarahi saat ini, perilaku sebagian kalangan elit bangsa ini rasa nasionalismenya sudah luntur. Mereka layaknya kacang yang lupa kulitnya. Membuat kebijakan publik, tetapi justru merugikan rakyat. Memiliki jabatan bukan diamanatkan untuk kemakmuran tetapi malah korupsi. Punya kepintaran bukan untuk bangsanya, tapi untuk "meminteri" rakyatnya.
Lebih celaka lagi, rasa nasionalisme itu justru telah memudar pada berbagai lapisan masyarakat. Hedonisme dan takut miskin atau tidak bisa makan telah menghinggapi sebagian dari mereka, nasionalisme dibuang jauh-jauh. Jual pulau jika hal itu menguntungkan secara ekonomis, kenapa tidak?!.
Logika ekonomi senyatanya telah mengalahkan rasa nasionalisme. Padahal saat ini para imperialis justru menjajah bangsa ini melalui wilayah ekonomi, budaya, dan lainnya bukan lagi teritorial. Jika ada suatu perusahaan diambil alih pihak asing misalnya, lalu setelahnya berakibat PHK dan menjadikan bekas pegawainya menganggur. Kontrol lokal terhadap perusahaan berpindah, karena saham mayoritas dimiliki asing. Apakah hal ini masih bisa dikatakan sadar untuk bangkit?. Senyatanya banyak kita saksikan peristiwa yang tanpa disadari sebenarnya menggadaikan kedaulatan negeri.
Contoh kasus, baru-baru ini saudara saya yang tinggal di Lampung, tanah-tanah milik mereka ditawar untuk dibeli oleh calon investor warga Jerman. Hampir separuh desa, tanah sawah maupun ladang mereka diminati asing untuk dijadikan areal perkebunan kelapa sawit. Pertanyaan saya kepada saudara saya itu adalah, "Jika dijual, lalu Bu Lek (Bibi) dan Pak Lek (Paman) mau kerja apa?". Mereka diam, lalu saya tanya lagi, "Sawah dan ladang itu kan sumber mata pencaharian Pak dan Bu Lek, mau jadi buruh di ladang kelapa sawit?". Merekapun terdiam tak bisa menjawab. Lalu saya katakan, "Coba dihitung, hasil panen dengan jika menjadi buruh". Setelah hitung-hitungan kasar, mereka mengatakan bahwa masih untung jika memiliki sawah dan ladang sendiri. Akhirnya merekapun urung menjual walaupun pihak pemerintah daerah telah berupaya untuk menyakinkannya. Banyak orang yang kadang tergiur dengan jumlah uang yang diterima saat itu, karena besar menurut anggapannya. Tidak sedikit mereka yang akhirnya menggadaikan miliknya untuk asing hanya karena pertimbangan ekonomis. Rasa nasionalisme biasanya baru bangkit bila muncul kasus tertentu, misalnya sengketa Blok Ambalat dan klaim negeri Malaysia terhadap lagu Rasa Sayange serta Reog Ponorogo. Namun setelahnya memudar kembali. Secara fisik memang kita tidak punya musuh bersama (penjajah), namun saat ini kita dapat merasakan bahwa penjajah itu sebenarnya sedang disekitar kita, musuh itu bernama kemiskinan - penjajahan ekonomi, korupsi, infiltrasi budaya, ketidakadilan, dan sebagainya.
Momentum 100 tahun ini merupakan kesempatan bagi segenap elemen bangsa, untuk memikirkan, mengevaluasi, dan bertindak sesuai perannya agar bangsa Indonesia bisa bangkit. Membangun dengan kekuatan bangsa sendiri, bahu membahu, tidak saling meyalahkan, merasa paling bisa, dan seterusnya. Hal terpenting adalah bahwa kiprah itu harus dimulai dari diri sendiri, mempertanyakan dan mengevaluasi diri. Apakah kontribusi yang telah kita berikan untuk negeri ini?. Apakah kita telah mengimani dan mengamalkan firman-Nya (QS. Ar Ra'd, 13:11) yang berbunyi,
"*Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.*"?. Kebangkitan
tidak mungkin terwujud hanya dengan retorika, ia membutuhkan kerja keras, dan keseriusan melaksanakannya. Namun saya optimis bahwa bangsa ini bisa bangkit, dan bisa menjadi bangsa yang besar walaupun mungkin saya tidak mengalaminya. Semoga momen ini menjadi pertanda yang baik bagi negeri ini, untuk mengamalkan ajaran-Nya sesuai kesanggupan dan kemampuan masing-masing. Mudah-mudahan Allah SWT menguatkan tekad kita untuk mewujudkannya. Amien (fn).
Hikmah Dari setiap Peristiwa
DIANTARA Utusan Allah yang namanya banyak disebut dalam Al Quran ialah Nabi Musa AS. Dari pertanyaan-pertanyaannya kepada Allah banyak hikmah yang dapat kita petik. Diantaranya sebagai berikut.
ABU SULAIMAN AL DARANI berkata: "Suatu hari Nabi Musa AS melewati seseorang yang diterkam binatang buas. Musa AS mencari tahu tentang orang tersebut. Ternyata ia seorang soleh. Lalu Nabi Musa bermunajat: "Ya Tuhanku, sesungguhnya ia orang yang taat kepada-Mu, mengapa aku diberi kesempatan untuk menyaksikan peristiwa ini?" Allah SWT menjawab: "Sesungguhnya ia telah memohon derajat yang tinggi, tetapi amalnya belum mencapai derajat tersebut. Oleh karena itu, Aku berikan cobaan kepadanya agar dapat mencapai derajat yang dia inginkan."
Lain waktu Nabi Musa bermunajat dibukit Thursina. Isinya: "Ya Allah, tunjukkanlah keadilan-Mu kepadaku!" Allah memerintahkan Nabi Musa turun ke lembah. Tidak lama kemudian Musa melihat seorang penunggang kuda datang menuju sebuah sumur. Disitu ia minum dan berwudhu. Setelah salat ia buru-buru pergi, sampai-sampai satu kantong yang berisi uang seribu dinar, tertinggal. Tidak lama kemudian datang seorang bocah. Ia mampir di sumur itu untuk minum. Melihat ada sebuah kantong, ia pungut dan membawanya pergi. Berikutnya datang lagi seorang kakek yang buta. Dengan tertatih-tatih, ia berhasil juga menemukan air. Usai minum ia berwudhu dan salat. Setelah salam, datang lagi si Penunggang Kuda yang kantongnnya ketinggalan. Ia menuduh si kakek itulah yang mengambil kantong tersebut. Walaupun berbagai argumentas telah disampaikannya kepada si Penunggang kuda itu, namun tuduhan tetap kepadanya. Akhirnya si Penunggang Kuda habis kesabarannya dan ia bunuhlah si kakek buta itu.
Melihat adegan itu, Musa munajat: "Ya Tuhan, sungguh aku tidak sabar atas kejadian itu. Namun aku yakin Engkau sangat adil. Mengapa kejadian mengenaskan itu bisa terjadi?" Malaikat Jibril AS turun menjelaskan: "Anak kecil yang memungut kantong itu adalah mengambil haknya. Dahulu, ayahnya pernah bekerja di tempat si Penunggang Kuda itu, tetapi ia tidak membayar secara penuh, sejumlah seribu dinar tersebut. Adapun kakek buta itu adalah orang yang telah membunuh ayah anak kecil itu sebelum mengalami kebutaan."
Nabi Musa AS pernah melihat seorang yang sedang berdoa dengan khusyuk dan nampak memelas. Musa merasa hiba kepada orang itu, karena doanya belum juga dikabulkan Tuhan. Lalu Nabi Musa bermunajat lagi: "Ya Tuhan, jika saja aku mempunyai apa yang dimintanya itu, niscaya akan aku berikan!" Allah SWT menjawab: "Wahai Musa, ketahuilah bahwa Aku sayang kepada orang itu. Akan tetapi dia berdoa kepada-Ku sedangkan hatinya masih mengingat pada kambing yang dimilikinya. Aku tidak mau mengabulkan doa seorang hamba yang ketika berdoa hatinya masih mengingat selain-Ku."
Dikisahkan lagi, Nabi Musa AS mengadukan sakit giginya kepada Allah. Allah berfirman: "Ambillah rumput tifani dan letakkan di gigimu yang sakit." Nabi Musa AS megikuti perintah itu. Seketika sakit giginya hilang. Beberapa waktu kemudian, ia mengelami sakit gigi lagi. Karena sudah tahu obatnya, ia langsung mengambil rumput tifani dan meletakkannya sebagaimana pertama kali. Cuma anehnya, kali ini bukannya sembuh, sakit giginya justru bertambah parah. Nabi Musa AS kembali memohon pertolongan Allah SWT. Allah SWT berfirman: "Wahai Musa! Aku adalah yang menyembuhkan dan menyehatkan. Aku adalah yang memberikan bahaya dan manfaat. Pada waktu pertama, engkau melakukannya karena Aku, sehingga Kuhilangkan penyakitmu. Sedangkan sekarang engkau melakukannya bukan karena Aku, melainkan rumput tifani itu. ( Hikayat Sufi ). Kisah Nabi Musa AS tersebut memberikan gambaran bahwa yang menolong kita sebenarnya bukan ikhtiar kita, tetapi kekuasaan dan pertolongan Allah.
Pada lain waktu, nabi Musa AS bermunajat kepada Allah: "Ya Tuhan. Katanya Engkau Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Tapi kenapa masih ada hamba-Mu yang dimasukkan ke dalam neraka?" Allah SWT tidak menjawab langsung, tapi menyuruh Musa menanam padi sampai dipanen dan hasilnya dibawa pulang kerumah. Perintah Allah itu dikerjakan oleh nabi Musa AS. Kemudian Allah SWT bertanya: "Apakah semua padi hasil panen itu kau bawa pulang kerumah?" Musa menjawab: "Tidak, ya Tuhan! Yang saya bawa pulang adalah padi yang baik. Sedang yang tidak baik (hampa) dan busuk, saya bakar, agar tidak merusak padi yang baik-baik." Lalu Alllah SWT menjawab: "Begitulah, wahai Musa. Bagi hamba-hamba-Ku yang baik, Aku masukkan ke dalam surga-Ku. Tapi yang tidak baik Aku bakar agar tidak merusak hamba-Ku yang baik-baik." Wallahualam.*
Sunday, May 25, 2008
Kutukan Keledai
Dikatain keledai aja gondoknya udah bukan main. Gimana lagi kalau dikutuk jadi keledai? Duh, kasiannya! Berikut ini kisahnya yang disebutkan oleh Ibnul Jauzy -rahimahullah- dalam kitabnya "Akhbarul Hamqo wal Mughaffalin" . Beliau berkata
"Aku diceritakan oleh beberapa orang teman ada seorang pandir yang sedang menuntun keledainya. Seorang yang melihat ini, berkata kepada temannya, "Ane bisa ngambil keledainya tuh orang tanpa dia sadar"
"Gimane caranya? Diakan megang talinya?"
Maka orang ini mengambil talinya dan melingkarkannya ke lehernya seraya berkata kepada temannya,
"Ente bawa pergi nih, keledainya!"
Temannyapun membawa pergi keledai tersebut.
Orang ini berjalan dibelakang si pandir dengan tali melingkar di lehernya beberapa lama. Kemudian dia berhenti. Si pandir yang nggak sadar, menarik-narik tapi dia tetap berhenti. Si pandir menoleh, terkaget-kaget kok yang dia bawa orang.
"Hei, mana keledaiku?"
"Ane adalah keledai tuan."
"Ha, gimane ceritanye?
"Dulu ane pernah durhaka ama emak ane. Terus ane dikutuk menjadi keledai. Selama ini ane membantu tuan. Sekarang emak ane udah gak marah lagi, maka ane jadi orang lagi."
"La haula wala quwwata illa billah, jadi selama ini aku memperkerjakan seorang manusia?
"Begitulah"
"Pergilah"
Maka orang ini pun pergi. Si pandir pulang ke rumahnya. Dia cerita ama bininya,
"Tahu kagak, ternyata kita dulu memperkerjakan seorang manusia. Gimana caranya untuk menghapus dosa kita ini? Bagaimana caranya kita bertobat?
"Bersedekahlah sebisamu!" (kayaknya laki bini sama aja nih....-pent)
Setelah beberapa hari, bininya berkata,
"Belilah keledai yang lain supaya abang bisa kerja!"
Maka si pandirpun pergi ke pasar. Alangkah kagetnya dia melihat keledainya ada di pasar. Keledainyapun ketika melihat tuannya datang, langsung teriak-teriak memanggil tuannya. Si pandir langsung menghampiri keledainya, menarik kupingnya, seraya berteriak,
"Hei, b*****t! Ente durhaka lagi ya?
"?!?!?!?!?!? "
(Akhbarul Hamqo wal Mughaffalin 186)
Hehehehe.... gak usah terlalu serius ya..! "Akhbarul Hamqo wal Mughaffalin" kalo diterjemahin kira2 : Kisah orang-orang pandir dan dungu. Lumayanlah.. untuk ngurangin stress....
http://oaseilmu. wordpress. com/2008/ 05/22/keledai- kutukan/
Rekor Indonesia DI Dunia (Tau kah Anda)
Republik Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 17.504 pulau (termasuk 9.634 pulau yang belum diberi nama dan 6.000 pulau yang tidak berpenghuni) . Disini ada 3 dari 6 pulau terbesar didunia, yaitu : Kalimantan (pulau terbesar ketiga di dunia dgn luas 539.460 km2), Sumatera (473.606 km2) dan Papua (421.981 km2).
* Indonesia adalah Negara maritim terbesar di dunia dengan perairan seluas 93 ribu km2 dan panjang pantai sekitar 81 ribu km2 atau hampir 25% panjang pantai di dunia.
* Pulau Jawa adalah pulau terpadat di dunia dimana sekitar 60% hamper penduduk Indonesia (sekitar 130 jt jiwa) tinggal di pulau yang luasnya hanya 7% dari seluruh wilayah RI.
* Indonesia merupakan Negara dengan suku bangsa yang terbanyak di dunia. Terdapat lebih dari 740 suku bangsa/etnis, dimana di Papua saja terdapat 270 suku.
* Negara dengan bahasa daerah yang terbanyak, yaitu, 583 bahasa dan dialek dari 67 bahasa induk yang digunakan berbagai suku bangsa di Indonesia . Bahasa nasional adalah bahasa Indonesia walaupun bahasa daerah dengan jumlah pemakai terbanyak di Indonesia adalah bahasa Jawa.
* Indonesia adalah negara muslim terbesar di dunia. Jumlah pemeluk agama Islam di Indonesia sekitar 216 juta jiwa atau 88% dari penduduk Indonesia . Juga memiliki jumlah masjid terbanyak dan Negara asal jamaah haji terbesar di dunia.
* Monumen Budha (candi) terbesar di dunia adalah Candi Borobudur di Jawa Tengah dengan tinggi 42 meter (10 tingkat) dan panjang relief lebih dari 1 km. Diperkirakan dibuat selama 40 tahun oleh Dinasti Syailendra pada masa kerajaan Mataram Kuno (750-850).
* Tempat ditemukannya manusia purba tertua di dunia, yaitu : Pithecanthropus Erectus†yang diperkirakan berasal dari 1,8 juta tahun yang lalu.
* Republik Indonesia adalah Negara pertama yang lahir sesudah berakhirnya Perang Dunia II pada tahun 1945. RI merupakan Negara ke 70 tertua di dunia.
* Indonesia adalah Negara pertama (hingga kini satu-satunya) yang pernah keluar dari Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) pada tgl 7 Januari 1965. RI bergabung kembali ke dalam PBB pada tahun 1966.
* Tim bulutangkis Indonesia adalah yang terbanyak merebut lambing supremasi bulutangkis pria, Thomas Cup, yaitu sebanyak 13 x (pertama kali th 1958 & terakhir 2002).
* Indonesia adalah penghasil gas alam cair (LNG) terbesar di dunia (20% dari suplai seluruh dunia) juga produsen timah terbesar kedua.
* Indonesia menempati peringkat 1 dalam produk pertanian, yaitu : cengkeh (cloves) & pala (nutmeg), serta no.2 dalam karet alam (Natural Rubber) dan minyak sawit mentah (Crude Palm Oil).
* Indonesia adalah pengekspor terbesar kayu lapis (plywood), yaitu sekitar 80% di pasar dunia.
* Terumbu Karang (Coral Reef) Indonesia adalah yang terkaya (18% dari total dunia).
* Indonesia memiliki species ikan hiu terbanyak didunia yaitu 150 species.
* Biodiversity Anggrek terbeser didunia : 6 ribu jenis anggrek, mulai dari yang terbesar (Anggrek Macan atau Grammatophyllum Speciosum) sampai yang terkecil (Taeniophyllum, yang tidak berdaun), termasuk Anggrek Hitam yang langka dan hanya terdapat di Papua.
* Memiliki hutan bakau terbesar di dunia. Tanaman ini bermanfaat ntuk mencegah pengikisan air laut/abrasi.
* Binatang purba yang masih hidup : Komodo yang hanya terdapat di pulau Komodo, NTT adalah kadal terbesar di dunia. Panjangnya bias mencapai 3 meter dan beratnya 90 kg.
* Rafflesia Arnoldi yang tumbuh di Sumatera adalah bunga terbesar di dunia. Ketika bunganya mekar, diameternya mencapai 1 meter.
* Memiliki primata terkecil di dunia , yaitu Tarsier Pygmy (Tarsius Pumilus) atau disebut juga Tarsier Gunung yang panjangnya hanya 10 cm. Hewan yang mirip monyet dan hidupnya diatas pohon ini terdapat di Sulawesi.
* Tempat ditemukannya ular terpanjang di dunia yaitu, Python Reticulates sepanjang 10 meter di Sulawesi.
* Ikan terkecil di dunia yang ditemukan baru-baru ini di rawa-rawa berlumpur Sumatera. Panjang 7,9 mm ketika dewasa atau kurang lebih sebesar nyamuk. Tubuh ikan ini transparan dan tidak mempunyai tulang kepala.
Thursday, May 22, 2008
Debu Dosa
Oleh: Muhammad Nuh
dakwatuna.com - Dosa tak ubahnya seperti tiupan angin di tanah berdebu. Wajah terasa sejuk sesaat, tapi butiran nodanya mulai melekat. Tanpa terasa, tapi begitu berbekas. Kalau saja tak ada cermin, orang tak pernah mengira kalau ia sudah berubah.
Perjalanan hidup memang penuh debu. Sedikit, tapi terus dan pasti; butiran-butiran debu dosa kian bertumpuk dalam diri. Masalahnya, seberapa peka hati menangkap itu. Karena boleh jadi, mata kepekaan pun telah tersumbat dalam gundukan butiran debu dosa yang mulai menggunung.
Seorang mukmin saleh mungkin tak akan terpikir akan melakukan dosa besar. Karena hatinya sudah tercelup dengan warna Islam yang teramat pekat. Jangankan terpikir, mendengar sebutan salah satu dosa besar saja, tubuhnya langsung merinding. Dan lidah pun berucap, "Na'udzubillah min dzalik!"
Namun, tidak begitu dengan dosa-dosa kecil. Karena sedemikian kecilnya, dosa seperti itu menjadi tidak terasa. Terlebih ketika lingkungan yang redup dengan cahaya Ilahi ikut memberikan andil. Dosa menjadi biasa.
Rasulullah saw. bersabda, "Jauhilah dosa-dosa kecil, karena jika ia terkumpul pada diri seseorang, lambat laun akan menjadi biasa."
Dalam beberapa kesempatan, Rasulullah saw. mewanti para sahabat agar berhati-hati dengan sebuah kebiasaan. Karena boleh jadi, sesuatu yang dianggap ringan, punya dampak besar buat pembentukan hati.
Dari Anas Ibnu Malik berkata, "Rasulullah saw. menyampaikan sesuatu di hadapan para sahabatnya. Beliau saw. berkata: `Telah diperlihatkan kepadaku surga dan neraka, maka aku belum pernah melihat kebaikan dan keburukan seperti pada hari ini. Jika kalian mengetahui apa yang aku ketahui niscaya kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis.' Anas berkata, "Tidak pernah datang kepada sahabat Rasulullah suatu hari
yang lebih berat kecuali hari itu." Berkata lagi Anas, "Para sahabat Rasulullah menundukkan kepala-kepala mereka dan terdengar suara tangisan mereka." (Bukhari & Muslim).
Sekecil apa pun dosa, terlebih ketika menjadi biasa, punya dampak tersendiri dalam hati, pikiran, dan kemudian perilaku seseorang. Repotnya, ketika si pelaku tidak menyadari. Justru orang lain yang lebih dulu menangkap ketidaknormalan itu.
Di antara dampak dosa yang kadang remeh dan tidak terasa adalah sebagai berikut: pertama, melemahnya hati dan tekad. Kelemahan ini ketika tanpa sadar, seseorang tidak lagi bergairah menunaikan ibadah sunah. Semuanya tinggal yang wajib. Nilai-nilai tambah ibadah menjadi hilang begitu saja. Tiba-tiba, ia menjadi enggan beristighfar.
Sementara, hasrat untuk melakukan kemaksiatan mulai menguat. Kedua, seseorang akan terus melakukan perbuatan dosa dan maksiat, sehingga ia akan menganggap remeh dosa tersebut. Padahal, dosa yang dianggap remeh itu adalah besar di sisi Allah ta'ala.
Di antara bentuk itu adalah ucapan-ucapan dusta. Awalnya mungkin hanya sekadar canda agar orang lain bisa tertawa. Tapi, ucapan tanpa makna itu akhirnya menjadi biasa. Padahal di antara ciri seorang mukmin selalu menghindar dari perbuatan laghwi, tanpa makna. Allah swt. berfirman, "Sesungguhnya beruntunglah orang-orang beriman, (yaitu)
orang-orang yang khusyuk dalam salatnya, dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna." (QS. 23: 1-3)
Seorang sahabat Rasul, Ibnu Mas'ud, pernah memberikan perbandingan antara seorang mukmin dan fajir. Terutama, tentang cara mereka menilai sebuah dosa. Beliau r.a. berkata, "Sesungguhnya seorang mukmin ketika melihat dosanya seakan-akan ia berada di pinggir gunung. Ia takut gunung itu akan menimpa dirinya. Dan seorang yang fajir tatkala melihat dosanya, seperti memandang seekor lalat yang hinggap di hidungnya, lalu membiarkannya terbang." (HR. Bukhari)
Ketiga, dosa dan maksiat akan melenyapkan rasa malu. Padahal, malu merupakan tonggak kehidupan hati, pokok dari segala kebaikan. Jika rasa malu hilang, maka lenyaplah kebaikan. Nabi saw. bersabda, "Malu adalah kebaikan seluruhnya." (HR. Bukhari Muslim)
Keempat, sulitnya menyerap ilmu keislaman. Ini karena dosa mengeruhkan cahaya hati. Padahal, ilmu keislaman merupakan pertemuan antara cahaya hidayah Allah swt. dengan kejernihan hati.
Muhammad bin Idris Asy-Syafi'i pernah menuturkan pengalaman pribadinya. Ketika itu, ulama yang biasa disebut Imam Syafi'i ini merasakan adanya penurunan kemampuan menghafal. Ia pun mengadukan hal itu ke seorang gurunya yang bernama Waqi'. Penuturan itu ia tulis dalam bentuk untaian kalimat yang begitu puitis.
“Aku mengadukan buruknya hafalanku kepada Waqi' Beliau memintaku untuk membersihkan diri dari segala dosa dan maksiat Beliau pun mengajarkanku bahwa ilmu itu cahaya”
Dan cahaya Allah tidak akan pernah menembus pada hati yang pendosa Ada satu dampak lagi yang cukup memprihatinkan. Seseorang yang hatinya berserakan debu dosa enggan bertemu sapa dengan sesama mukmin. Karena magnit cinta dengan sesama ikhwah mulai redup, melemah. Sementara, kecenderungan bergaul dengan lingkungan tanpa nilai justru menguat. Ada pemberontakan terselubung. Berontak untuk bebas nilai.
Perjalanan hidup memang bukan jalan lurus tanpa terpaan debu. Kian cepat kita berjalan, semakin keras butiran debu menerpa. Berhati-hatilah, karena sekecil apa pun debu, ia bisa mengurangi kemampuan melihat. Sehingga tidak lagi jelas, mana nikmat; mana maksiat.
http://www.dakwatun a.com/2008/ selalu-ada- debu-dosa/
BIDADARI SURGA
“Dan (di dalam surga itu) ada bidadari-bidadari yang bermata jeli, laksana mutiara yang tersimpan baik, sebagai balasan bagi apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Al-Waaqi’ah [56] : 22-24)
Sebuah kehidupan di Jannah yang penuh dengan kenikmatan yang tiada tara . Air yang terpancar dari mata air Kafur, Tsanim dan Salsabil serta sungai-sungai yang mengalirkan air susu. Kemudian, para gadis yang elok nan rupawan berdiam diri di dalam istana-istana surga, mereka tak kan pernah keluar melainkan menunggu para calon suaminya yang beriman ketika di dunia. Kecantikan, keindahan tubuh, keanggunan dan segala kelebihan yang dimilikinya tak bisa dilukiskan dengan kata-kata, tak mampu untuk digambarkan dengan pena-pena kita. Gadis perawan itu terjaga kesuciannya, tak pernah tersentuh oleh tangan-tangan jahil baik dari kalangan manusia maupun jin. Mereka adalah para wanita surga atau yang lebih kita kenal dengan nama BIDADARI. Demikianlah gambaran yang terlintas di benak kita sekilas mengenai bidadari dan keindahan urga….untuk selebihnya Wallahua’lam Gambaran tentang surga dan neraka, malaikat dan bidadari, merupakan sesuatu yang termasuk ke dalam perkara ghoibiah. Kita mengimaninya berdasarkan informasi yang diberikan melalui firman Allah dan sabda Rasul-Nya.
KARAKTERISTIK SANG BIDADARI
Mengenai bidadari itu sendiri, kita mengetahuinya sesuai dengan yang diinformasikan oleh Al-Qur’an dan As-Sunnah. Di antara khabar itu adalah karakter sang bidadari, inilah karakter yang dimiliki oleh wanita surga itu yaitu Cantik dan Berakhlak baik.
Sekali lagi, siapa pun tak dapat menggambarkan kecantikannya. Jangankan untuk itu, sekadar mengkhayalkannya saja kita tak berdaya.
Namun kecantikan dan keindahan bentuk tubuhnya, Allah berfirman : “Seakan-akan bidadari itu permata yaqut dan marjan” (QS. Ar-Rahmaan [55] :58)
“Di dalam surga-surga itu ada bidadari-bidadari yang baik-baik lagi cantik-cantik” (QS. Ar-Rahmaan [55] : 70)
“(Bidadari-bidadari) yang jelita, putih bersih dipingit di dalam rumah.” (QS. Ar-Rahmaan [55] : 72)
Ath-thabrani meriwayatkan dalam kitab Mujamnya dari Ummu Salamah, dia berkata : “Wahai Rasulullah, tolong terangkan kepadaku tentang firman Allah : ‘Huurun ‘iin”, Rasulullah berkata : “Huurun ‘iin artinya mata yang indah dan jeli.” Aku berkata lagi “Wahai Rasulullah, tolong terangkan kepadaku tentang firman-Nya : ‘Kaamtsaalil lu’lu’il maknun.” Rasulullah berkata : “Artinya bersih sebersih mutiara yang tak pernah disentuh tangan.” Aku berkata lagi : “Wahai Rasulullah, tolong terangkan kepadaku tentang firman-Nya: ‘Fii hinna khoiroot hisaan”. Rasulullah berkata : “Baik akhlaknya dan cantik wajahnya.” Aku berkata lagi : “Tolong terangkan kepadaku tentang firman-Nya : ‘Kaannahunna baidhun maknuun”. Rasulullah berkata : “Kelembutan kulit mereka seperti kulit yang ada di bagian dalam kulit telur.” Aku berkata lagi : “Wahai Rasulullah, tolong terangkan kepadaku tentang firman-Nya : ‘Uruban atrooban”. Rasulullah berkata : “Mereka yang di dunia sudah tua renta, di surga menjadi gadis-gadis yang sebaya.” (Hadits ini diriwayatkan oleh Thabrani, dari Bakar bin Sahl Ad-Dimyathi, dari Umar bin Hasyim Al-Hassan, dari Hasan, dari bapaknya, dari Ummu Salamah, dia berkata : “Aku mengingatnya.” )
Itulah gambaran tentang karakteristik dari bidadari surga. Di samping itu juga ada karakteristik khusus yang tak dimiliki oleh wanita dunia, di antara karakteristik khusus wanita surga itu adalah “Suci dan disucikan”, sebagaimana firman Allah SWT, “Dan untuk mereka di dalamnya ada istri-istri yang suci.” (QS. Al-Baqarah [2] : 25). Mereka tidak memiliki sejumlah kotoran atau mengalami proses sekresi seperti halnya wanita dunia, misalnya haidh, nifas, buang air kecil atau buang air besar, ludah, dahak, peluh, serta kentut, baik yang berbunyi maupun tidak.
Penuh CINTA, dalil yang berkenaan dengan ini adalah firman Allah SWT dalam surat Al-Waaqi’ah [56] : 37, “Penuh cinta lagi sebaya umurnya.”
Gadis ABADI, dalam surat an-Naba ayat 33, diterangkan maksud dari gadis-gadis remaja yang sebaya adalah mereka tidak pernah mengenal uban atau tua, bahkan setiap pekan mereka akan bertambah cantik dan menawan.
Tidak Mata Keranjang (QS. Ar-Rahmaan [55] : 56) dan hanya tinggal di dalam rumah. Inilah yang seharusnya menjadi kaca perbandingan bagi setiap mu’minah, sang bidadari begitu extra dalam menahan pandangan dan tidak pernah keluar dari istananya.
Tubuhnya wangi dan bercahaya. Dalam riwayat Bukhari dalam Kitab Shahihnya, Rasulullah SAW bersabda, “Seandainya salah seorang dari wanita surga menampakkan diri ke bumi, niscaya akan bercahaya antara bumi dan langit dan niscaya antara bumi dan langit itu dipenuhi dengan bau wangi. Tutup kepala wanita surga saja lebih baik daripada dunia dan segala isinya.” Diriwayatkan oleh Abu Bakar bin Abi Dunya.
Do’a bidadari untuk para suami mereka di dunia, dalam Kitab Maraasilnya, ‘Ikrimah meriwayatkan : “Sesungguhnya para bidadari berdoa untuk para suami mereka saat para suami mereka masih berada di dunia. Mereka berkata : “Ya Allah, tolonglah dia dalam menjalankan agama; hadapkan dia dengan hatinya untuk taat kepada-Mu, dan sampaikan dia kepada kami, demi kemuliaan-Mu, wahai Rabb Maha Penyayang di antara semua yang penyayang.”
Subhanallah…. demikianlah karakteristik wanita surga itu. Untuk para wanita…seharusnyalah kita terbetik rasa iri dengan para bidadari tersebut…agar termotivasi untuk menjadi wanita muslimah yang taat pada Allah dan Rasul-Nya. Sekarang kalau sudah begitu, apa yang ada di benakmu, wahai mukminah…???
WANITA DUNIA BISA LEBIH BAIK DARI BIDADARI SURGA
Surga adalah hak asasi atas muslim yang beriman dan beramal shalih. Surga dipersembahkan khusus bagi hamba-Nya yang taat, baik dari kaum pria maupun wanita.
Begitu pula dengan seorang wanita jika ia berniat untuk berhijrah menjadi seorang mukminah sejati.
Perlombaan untuk menjadi lebih baik dibandingkan dengan makhluk Allah lainnya adalah hak asasinya sebagai seorang hamba.
Dengan melihat karakteristik sang bidadari, seharusnyalah hal tersebut menjadi cermin bagi setiap wanita dunia.
Bidadari adalah makhluk yang tercipta mirip dengan bangsamu, wahai wanita, tapi ketahuilah engkau bisa lebih baik dan lebih mulia darinya, Insya Allah.
Ingatlah firman Allah dalam surat At-Tiin ayat 4, “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk sebaik-baiknya.”
Maka dari itu…Berusahalah… Berlombalah… dan Bersegeralah dalam ketaatan kepada Allah SWT agar engkau lebih anggun daripadanya.
Di antara jalan yang dapat ditempuh adalah MENJAGA KESUCIAN. Jagalah permatamu, wahai mukminah, Janganlah kau umbar dan kau jual dengan harga yang murah, apalagi harga itu adalah harga duniawi yang kotor. Milikilah rasa penuh cinta. Tumbuhkanlah cinta itu hanya kepada Allah serta mempersiapkan cintamu itu untuk seorang laki-laki yang akan menjadi suamimu atau telah sah menjadi suamimu.
Girls, janganlah terjerat dan terperangkap dengan rayuan gombal dan cinta buta, sebab hal itu hanya akan menggoreskan luka di hatimu.
Next,….Jagalah dan Tundukkanlah pandanganmu, karena wanita dunia yang menyakiti suaminya dengan memandang pria lain (sekalipun terpaksa), merupakan wanita yang memiliki kekurangan dan kehinaan dalam dirinya. Maka pantaslah jika suaminya (yang sholeh) akan direbut oleh para bidadari surgawi.
Referensi :
Ukhti Al-Muslimah Sabiiluki ilal Jannah. Karya : Itisham Ahmad Sharraf, Daar Al-I’tisham
Ensiklopedia Surga, Karya : Mahir Ahmad Ash-shufi, Pustaka Azzam
Mu’minah, No. 8 Tahun I, 2006
Wednesday, May 21, 2008
Jika Aku....
Semoga kita termasuk dalam golongan orang-orang yang tetap senantiasa menjaga hati sampai nanti saatnya tiba
Ya Allah…..
Ketika aku menyukai seorang teman,Ingatkanlah aku bahwa ada sebuah akhir
Sehingga aku tetap bersama yang tiada pernah berakhir
Ya Allah……
Ketika aku merindukan seorang kekasih, Rindukanlah aku kepada yang rindu Cinta SejatiMu.Agar kerinduan terhadapMu semakin menjadi
Ya Allah…
Jika aku hendak mencintai seseorang Temukanlah aku dengan orang yang mencintaiMu Agar bertambah kuat cintaku pada Mu
Ya Allah….
Ketika aku berucap "aku cinta padamu".Biarlah kukatakan pada hatinya yang terpaut padaMu. Agar aku tak jatuh, dalam cinta yang bukan karena-Mu
Ya Allah …
Mencintai seseorang bukanlah apa-apa. Dicintai seseoranng adalah sesuatu
Dicintai oleh orang yang kau cintai sangatlah berarti
Tapi
Dicintai oleh Sang Pecinta adalah segala-galanya
Diambil dari milis kafemuslimah
Surat Untuk Sang Jiwa…
Surat ini kutujukan untuk diriku sendiri dan saudara-saudariku yang Insya Allah tetap mencintai Allah SWT dan Rasul-Nya di atas segalanya, karena hanya cinta itu yang dapat mengalahkan segalanya, cinta hakiki yang membuat manusia melihat segalanya dari sudut pandang yang berbeda, lebih bermakna dan lebih indah.
Surat ini kutujukan untuk hatiku dan hati saudara-saudariku yang kerap kali terisi oleh cinta selain-Nya. Yang mudah sekali terlena oleh indahnya dunia, yang terkadang melakukan segalanya bukan karena-Nya, lalu di ruang hatinya yang kelam merasa senang jika dilihat dan dipuji orang, entah dimana lagi keikhlasan. Maka saat ini, kurasakan kekecewaan dan kelelahan karena yang kulakukan tidak sepenuhnya berlandaskan keikhlasan, padahal Allah SWT tidak pernah menanyakan hasil. Dia akan melihat kesungguhan dalam berproses.
Surat ini kutujukan pula untuk jiwaku serta jiwa saudara-saudariku yang mulai lelah menapaki jalan-Nya, ketika sering kali mengeluh, merasa terbebani bahkan terpaksa untuk menjalankan tugas yang sangat muila. Padahal tiada kesakitan, kelelahan, serta kepayahan yang dirasakan oleh seorang hamba melainkan Allah SWT akan mengampuni dosa-dosanya.
Surat ini kutujukan untuk ruhku dan ruh saudara-saudariku yang mulai terkikis oleh dunia yang menipu serta membiarkan fitrahnya tertutup oleh maksiat yang dinikmati, lalu dimanakah 'kejujuran' diletakkan? Dan kini terabaikan sudah secara nurani yang bersih, saat ibadah hanyalah rutinitas belaka, saat fisik dan fikiran disibukkan oleh dunia, saat wajah menampakkan kebahagiaan yang semu,coba lihat disana! Hatimu menangis, tertawa ataukah merana ?
Surat ini kutujukan untuk diriku dan diri saudara-saudariku yang sombong, yang terkadang bangga pada dirinya sendiri. Sungguh tiada satupun yang membuat kita lebih di hadapanNya selain ketaqwaan. Padahal kita menyadari bahwa tiap-tiap jiwa akan merasakan kematian, namun kita masih saja bergulat dengan kefanaan.
Surat ini kutujukan untuk hatiku dan hati saudara-saudariku yang mulai mati, saat tiada getar ketika asma Allah SWT disebut, saat tiada sesal ketika kebaikan terlewat begitu saja, dan saat tiada rasa dosa ketika mendzalimi diri sendiri dan orang lain.
Akhirnya, surat ini kutujukan untuk jiwa yang masih memiliki cahaya, meskipun sedikit.
Jangan biarkan cahaya itu padam. Maka terus kumpulkan cahaya itu hingga ia dapat menerangi wajah-wajah di sekeliling, memberikan keindahan Islam yang sesungguhnya hanya dengan kekuatan dari-Nya.
“Ya Allah…Yang Maha membolak-balikkan hati, tetapkan hati ini pada Agama-Mu, pada taat kepadaMu dan dakwah di jalanMu”
Wallahualam bisshawab
Semoga dapat membangkitkan iman yang sedang mati atau jalan di tempat, berdiam diri tanpa ada sesuatu amalan pun yang dapat dikerjakan. Kembalikan semangat itu sahabat-sahabat tercintaku…. Ada Allah dan orang-orang beriman yang selalu menemani di kala hati "lelah".
Wahai Diri....
Janganlah kau melangkah di jalan keputusasaan
karena di alam ini terhampar berjuta harapan
janganlah kau berlalu mengarah pada kegelapan
karena di alam ini terdapat cahaya iman
Komitmenlah pada jalan petunjuk ini
Jangan terusik karena sedikitnya orang-orang yang menempuhnya
Jauhilah jalan-jalan kesesatan.
Wahai Diri…
Perlu kau sadari jalan ini panjang
Perlu waktu yang lama, butuh pengorbanan yang sangat banyak
Wahai Diri…
Di dalam diri ini juga ada perang yang sangat melelahkan yaitu
Perang melawan kesempatan pikiran,
Kekotoran hati dan kemalasan jasad diri sendiri
Tapi tak ada jalan lain yang lebih selamat,
Semoga Allah mengantarkan kita menuju
Puncak kemuliaan di dunia dan
Mengijinkan kita menghirup kenikmatan Surga Firdaus.
Amin
Salam damai untuk diriku, negeriku dan kita semua.
= Sheri =
JILBAB
Mereka berdiri disana dengan celana pendeknya, sangat pendek, super pendek
Yang mereka anggap sebagai model terkini
Sedangkan aku disini berdiri tegak dan bangga dengan jilbabku
Mereka berdiri disana dengan lautan make up di wajahnya
Yang mereka percayai sebagai kebebasan berekspresi
Sedangkan aku disini berdiri tegak dan bangga dengan jilbabku
Mereka masih berdiri disana dengan rambut basah oleh gel berwarna warni
Penuh dengan unsur kimia yang mereka anggap sebagai kemurnian jiwa
Sedangkan aku disini berdiri tegak dan bangga dengan jilbabku
Mereka berdiri disana dengan berdua, sangat dekat dengan kekasihnya
Yang membuat mereka sanggup memberikan segalanya
Sedangkan aku disini berdiri tegak dan bangga dengan jilbabku
Dan mereka berdiri disana asyik berbicara untuk membeli celana pendek model terbaru,
Pewarna rambut yang paling trendi, bahkan cara mendapatkan pacar baru
Yang mereka anggap sebagai memahami keindahan Tuhan dan ekspresi cinta
Sedangkan aku disini berdiri tegak dan bangga dengan jilbabku
Karena jilbabku inilah pelindungku, kekasihku, kesetiaanku, kemurnianku,
kecantikanku, dan alatku untuk terus mengingat Allah
Saat aku meletakkan jilbab di atas kepalaku
Aku tahu segala kesesatan yang dibawa oleh setan akan dilenyapkan
Jilbab bukan sekedar pelengkap penampilan
Jilbab juga bukan tameng untuk menutupi kekurangan
Jilbab adalah suatu bentuk pengabdian dan cerminan seorang wanita
Untuk menyamarkan keindahan raganya serta pengamalan dari apa yang ia pelajari
Ya Allah…
Semoga aku bisa menjaga keikhlasannya…
Ketika aku putuskan untuk berjilbab, aku telah “memproklamirkan” semangat
Untuk lebih mendekatkan diri kepada hal-hal yang bersifat Ilahiyah
Seiring dengan semangatku, mohon berikan aku kekuatan dan kemampuan
“mengenakan jilbab” di hatiku
Salam ukhuwah & smile always ^_^
= sheri =
Jalur Kereta Api
Sekelompok anak kecil sedang bermain di dekat dua jalur kereta api. Jalur yang pertama adalah jalur aktif (masih sering dilewati KA), sementara jalur kedua sudah tidak aktif. Hanya seorang anak yang bermain di jalur yang tidak aktif (tidak pernah lagi dilewati KA), sementara lainnya bermain di jalur KA yang masih aktif.
Tiba-tiba terlihat ada kereta api yang mendekat dengan kecepatan tinggi. Kebetulan Anda berada di depan panel persimpangan yang mengatur arah KA tersebut. Apakah Anda akan memindahkan arah KA tersebut ke jalur yang sudah tidak aktif dan menyelamatkan sebagian besar anak kecil yang sedang bermain. Namun hal ini berarti Anda mengorbankan seorang anak yang sedang bermain di jalur KA yang tidak aktif. Atau Anda akan membiarkan kereta tersebut tetap berada di jalur yang seharusnya?
Mari berhenti sejenak dan berpikir keputusan apa yang sebaiknya kita ambil Sebagian besar orang akan memilih untuk memindahkan arah kereta dan hanya mengorbankan jiwa seorang anak. Anda mungkin memiliki pilihan yang sama karena dengan menyelamatkan sebagian besar anak dan hanya kehilangan seorang anak adalah sebuah keputusan yang rasional dan dapat disyahkan baik secara moral maupun emosional.
Namun sadarkah Anda bahwa anak yang memilih untuk bermain di jalur KA yang sudah tidak aktif, berada di pihak yang benar karena telah memilih untuk bermain di tempat yang aman? Disamping itu, dia harus dikorbankan justru karena kecerobohan teman-temannya yang bermain di tempat berbahaya.
Dilema semacam ini terjadi di sekitar kita setiap hari. Di kantor, di masyarakat, di dunia politik dan terutama dalam kehidupan demokrasi, pihak minoritas harus dikorbankan demi kepentingan mayoritas. Tidak peduli betapa bodoh dan cerobohnya pihak mayoritas tersebut. Nyawa seorang anak yang memilih untuk tidak bermain bersama teman-temannya di jalur KA yang berbahaya telah dikesampingkan. Dan bahkan mungkin tidak kita tidak akan menyesalkan kejadian tersebut.
Seorang teman yang men-forward cerita ini berpendapat bahwa dia tidak akan mengubah arah laju kereta karena dia percaya anak-anak yang bermain di jalur KA yang masih aktif sangat sadar bahwa jalur tersebut masih aktif.
Akibatnya mereka akan segera lari ketika mendengar suara kereta mendekat. Jika arah laju kereta diubah ke jalur yang tidak aktif maka seorang anak yang sedang bermain di jalur tersebut pasti akan tewas karena dia tidak pernah berpikir bahwa kereta akan menuju jalur tersebut. Disamping itu, alasan sebuah jalur KA dinonaktifkan kemungkinan karena jalur tersebut sudah tidak aman. Bila arah laju kereta diubah ke jalur yang tidak aktif maka kita telah membahayakan nyawa seluruh penumpang di dalam kereta. Dan mungkin langkah yang telah ditempuh untuk menyelamatkan sekumpulan anak dengan mengorbankan seorang anak, akan mengorbankan lagi ratusan nyawa penumpang di kereta tersebut.
Kita harus sadar bahwa HIDUP penuh dengan keputusan sulit yang harus dibuat. Dan mungkin kita tidak akan menyadari bahwa sebuah keputusan yang cepat tidak selalu menjadi keputusan yang benar. "Ingatlah bahwa sesuatu yang benar tidak selalu populer dan sesuatu yang populer tidak selalu benar".
cerita ini telah disebarkan melalui milis
Thursday, May 15, 2008
Sebelum Cahaya
Dari millist ESQ
*makna lagu sebelum cahaya - Letto*
Letto merupakan sebuah grup band yang tergolong baru di dunia permusikan Indonesia . Band ini bermarkas di daerah Kadipiro Jogjakarta. Pentolan band ini adalah Noe, anak dari Emha Ainun Najib.
Sebuah postingan di salah satu blog memberi makna atas lagu ini. Secara lengkap, postingan itu berisi sbb:
Ku teringat hati yang bertabur mimpi
Kemana kau pergi cinta
Perjalanan sunyi yang kautempuh sendiri
Kuatkanlah hati cinta
Reff :
Ingatkan engkau kepada embun pagi
bersahaja
Yang menemanimu sebelum cahaya
Ingatkan engkau kepada angin yang
berhembus mesra
Yang kan membelaimu cintA
Kekuatan hati yang berpegang janji
Genggamlah tanganKu cinta
Ku tak akan pergi meninggalkanmu
sendiri
Temani hatimu cinta
Back to reff
Siapa yang tak kenal lagu ini? Hampir semua lapisan masyarakat ngerti betul lagu ini, apalagi saat ini menjadi soundtrack lagu dari salah satu sinetron di televisi swasta.Maka tak heran jika anak kecil, remaja aktivis dakwah atau bukan mengenalnya bahkan mungkin hafal diluar kepala.
Seperti salah satu adik binaan saya. Suatu ketika dia membuka isi lagu di hp saya, salah satunya terdapat lagu sebelum cahaya milik letto. Lagu tersebut didengarnya terus menerus diulang-ulang hingga temen-temen yang lainnya datang. sengaja saya mendengarkan dia bernyanyi dan praktis mendengarkan pulaapa yang dia nyanyikan. "Sebelum cahaya"?? Penasaran juga kan ...apa sih maksud lagu itu??? Sampai akhirnya saya bertanya pada dia, "dik, asyik banget nyanyinya... hmmm...da banyak kenangan nii...dengan lagu itu?? Dia menjawab, "jelas mbak..banyak kenangan..". Mbak pingin tahu?? Saya mengangguk.. dan dia mulai menceritakan apa yang dimaksud kenangan tersebut
Kata pertama yang keluar adalah, "itu kan ngingetin kita sama sholat lail mbak?"
Heran dan takjub sebetulnya hati saya, kok bisa ya??
Dia meneruskannya ....
Bait pertama lagu ini menunjukkan kalau Allah SWT selalu mengawasi kita Allah melihat kita yang sedang tidur tiba-tiba terbangun... kita pergi untuk ambil air wudhu maka mengapa disana dituliskan kemana kau pergi... kemudian kita menegakkan sholat malam, dalam kesunyian, sendiri ketika semua orang tengah terlelap ketika dingin sangat menusuk di tulang,
ketika mata masih terkantuk-kantuk. Siapa yang sanggup untuk menjalankannya? ? Butuh kekuatan hati untuk melaksanakan raka'at demi raka'at, lantunan Ayat-ayat suci yang kita baca dan dzikir dengan penuh ketawadhuan. Inilah makna yang dia temukan dalam baris perjalanan sunyi yang kau tempuh sendiri,kuatkan hatimu cinta.
Bait kedua, Allah ingin menentramkan hati kita, Allah mengingatkan bahwa kita tidak sendiri dalam menjalankan sholat Lail, lihatlah ada embun pagi yang selalu menemani kita hingga fajar muncul dari ufuk timur dan rasakanlah sepoi-sepoi angin di sepertiga malam, yang dengan sangat lembut meniup mukena kita. Sungguh kita tidak sendiri saat sholat Lail ditegakkan. Dan mereka inilah yang dapat kita jadikan saksi di akhirat kelak.
Bait ketiga menerangkan siapa yang punya tekad kuat tersebut? untuk menegakkan sholat malam setiap hari, setiap malam. Dia adalah orang-orang yang selalu berpegang teguh pada janjinya terhadap Allah SWT.
Janjinya bahwa dia kan selalu menjadikan Allah sebagai Illah dalam hidupnya Subhanallah. .. ternyata... .
Sumber : Email dari kawan..... SIlakan di sharing kepada saudara2
muslim
lainnya
Tuesday, May 6, 2008
Dunia Ini Milikku
Ya Allah…
Hari ini dalam sebuah bus
Aku melihat seorang gadis dengan rambut keemasan
Aku berpikir andaikan aku secantik dirinya,
Ketika hendak turun dari bus
Aku melihat dia tersaruk-saruk di antara tempat duduk
Dia hanya memiliki satu kaki dan menggunakan kruk (tongkat penyangga)
Tetapi ketika dia melihatku dia tersenyum dengan manisnya.
Ya Allah, ampuni aku ketika aku tidak bersyukur
Aku memiliki dua kaki, dunia ini adalah milikku.
Aku berhenti sejenak untuk membeli permen
Anak lelaki yang menjual permen itu sangat tampan
Aku bercakap-cakap dengannya dan dia tampak sangat bahagia
Ketika aku hendak meninggalkannya
dia berkata padaku,
"Kamu sangat ramah padaku, terima kasih.
Tidak semua orang mau berbicara denganku, karena aku buta."
Ya Allah, ampuni aku ketika aku tidak bersyukur
Aku mempunyai sepasang mata, dunia ini adalah milikku
Ketika aku berjalan di pesisir kota
Aku melihat anak lelaki kecil bermata biru
Dia berdiri dan melihat orang-orang bermain
Dia nampak murung, tidak tahu apa yang harus dilakukan.
Aku mendekatinya dan berkata,
"Mengapa kau tidak bergabung dengan anak-anak itu?"
Dia menatapku, tanpa mengucapkan sepatah kata
Baru aku sadar, dia tak dapat mendengar,
Ya Allah, ampuni aku ketika aku tidak bersyukur kepada-Mu
Aku mempunyai sepasang telinga, dunia ini adalah milikku
Dengan kedua kakiku, aku meneruskan perjalananku
Dengan kedua mataku, aku melihat kilau matahari terbenam
Dengan kedua telingaku, aku dapat mendengar apa yang aku mau
Ya Allah, ampuni aku ketika aku tidak bersyukur
Aku memiliki segalanya dalam ragaku,
Dunia ini milikku
Betul kata pepatah,
Bahwa kita tidak menyadari apa yang kita miliki
Hingga milik kita diambil oleh-Nya
Dan kita tidak menyadari apa yang pernah hilang hingga Allah memberikan hal itu pada kita.
Astaghfirullahaladzim...
Dampingi Guru Kita
Dampingi Guru Kita
http://serambinews.com
[ penulis: Cut Intan Meutia | topik: Pendidikan ]
Kita masih ingat kisah komunitas airmata guru dari kota Medan. Mereka diperkarakan karena memberitahukan kecurangan dalam pelaksanaan ujian akhir nasional. Persoalan kecurangan yang terjadi pada ujian akhir nasional (UAN) bukanlah rahasia umum. Namun berita pelaporan dari sekelompok guru dari kota Medan menjelaskan kepada kita bahwa pendidikan kita harus diselamatkan. Meski mereka dicibir dan dipaksa melepaskan profesi sebagai guru, mereka tidak takut untuk kehilangan mata pencahariannya itu. Mereka berani dan Mereka harus berbicara! Komunitas airmata guru itu mengajarkan kita kejujuran harus menempatkan prioritas di atas segalanya. Dua jempol untuk mereka.
Seorang anak sekolah dasar bercerita pada saya, bahwa ketika akan mengikuti ujian kelulusan, posisi duduk mereka telah diatur oleh guru kelasnya. Yang pintar duduk dengan yang kurang pintar. Sehingga jika si temannya kesulitan untuk menjawab, maka akan ada sang penolong. Temannya yang pintar itu. Selesai mendengar cerita anak sekolah dasar tersebut, saya berpikir keras. Ketika ujian berlangsung, bagaimana anak yang pintar itu akan memberitahukan temannya jika sedang bertanya nantinya? Posisi duduk mereka pun berjarak antara satu dengan yang lainnya. Bukankah Ia akan diawasi oleh guru. Konon satu kelas akan ada dua guru yang mengawas. Benarkah?
Setelah ada kecurang pertama maka akan ada kecurangan berikutnya. Jika ada kebohongan pertama maka akan ada kebohogan berikutnya. Kecurangan lain pun akan berlanjut, tentulah akan ada kontrak kerjasama antara sekolah dengan guru-guru yang mengawas. Apa isi kontrak kerjasama itu? Entahlah. Intinya sama-sama tahu. Biarkanlah anak didik itu (baca: murid sekolah) itu lulus. Terserah dengan cara apapun. Luarbiasa sebuah kejahatan dalam dunia pendidikan sedang dipertontonkan.
Lain lagi cerita dari seorang anak sekolah dasar. Seorang temannya kesulitan dalam menjawab ujian. Temannya tersebut bertanya kunci jawaban pada temannya itu. Ia pun melakukan kecurangan. Memberikan kunci jawaban yang salah pada temannya itu. Alasan Ia lakukan itu adalah salah sendiri mengapa bertanya. Ini kan ujian! Begitulah Ia
bercerita. Kita patut acung jempol pada cerita anak sekolah dasar itu. Ia mengajarkan kita untuk tidak berlaku curang meski Ia harus membohongi temannya dengan memberikan jawaban fatalnya. Darimanakah dia belajar itu? Dari gurunyakah?
Ungkapan ini tentu tidak asing kita dengar. Guru yang digugu dan ditiru. Fungsi guru di sekolah hampir sama halnya fungsi orangtua di rumah. Guru menjadi penunjuk jalan agar murid tidak salah dalam melangkah. Lantas, mengapa mental guru jauh dari seperti yang
diharapkan? Semisalnya, memberikan bocoran jawaban ketika UAN sedang berlangsung? Gurukah yang salah atau kita yang tidak memperhatikan beban kerja mereka selama ini. Mungkinkah sistem yang menjebak guru berlaku sedemikian rupa? Jika menggantikan sebuah lirik lagu, guru juga manusia! Manusia adalah tempat berbuat salah. No body´s perfect! Lalu, apakah kesebuah kesalahan yang terus berlanjut dapat dijadikan sebuah pembenaran yang terus menerus?
Masalah guru kita Guru dituntut kreatif dalam menyampaikan materi. Saya pernah diminta untuk mengajar pelajaran bahasa Inggris setelah Tsunami selama tiga bulan untuk kelas empat dan lima sekolah dasar. Murid kelas yang normalnya 40-an bertambah hingga 50 orang. Saya hampir menyerah untuk mengajar. Kelas terasa sesak. Bahkan meja dan kursi murid hamper mendekati papan tulis. Normalkah kelas dengan jumlah murid sebanyak itu? Dalam situasi normal saja jumlah murid sudah mencapai empat puluh.
Saat guru baru menjelaskan materi, sebuah keributan terjadi. Di pojok yang lain, siswa tersebut berbicara atau asyik menunjukan mainannya Belum lagi persoalan jika terjadinya pertengkaran di antara mereka. Tugas guru menyampaikan materipun berhenti. Ia harus menenangkan kelas. Selain itu, bagaimana Ia harus membangun komunikasi yang efektif antara murid dan guru. Bagaimana Ia harus berpikir kreatif dengan jumlah siswa di kelas saja melebihi kemampuan dia untuk berkomunikasi. Rencana pengajaranpun tidak tercapai dalam situasi kelas yang begitu besar sekalipun. Persoalan pertama pun muncul. Manajemen kelas yang kacau. Gurupun ditunding tidak memampu mengarahkan kelasnya.
Ilustrasi lain, dengan jumlah guru yang sangat sedikit, katakanlah 1:40. Satu guru memiliki jumlah murid empat puluh orang. Awal Februari yang lalu, saya melakukan observasi selama dua hari di salah satu sekolah dasar di Northampton, Massachussets, Amerika. Kelas yang saya observasi adalah kelas dua. Hari itu sang guru meminta maaf pada saya dan bercerita karena muridnya kadang sulit diatur. Saya tersenyum begitu mendengar ceritanya tentang Ia agak sedikit kewalahan menangani muridnya yang jumlahnya pun tidak sampai lima belas itu. Saya jadi ingat dengan sekolah di Indonesia yang umumnya berjumlah empat puluh itu.
Adakah setiap saat kita atau siapa saja meminta maaf pada guru karena membebankannya untuk menangani empat puluh siswa dalam satu kelas dengan tingkat kemampuan murid yang berbeda. Dan itu harus Ia lakukan sendiri dan memastikan anak didiknya mengerti apa yang diajarkannya. Di kelas yang saya observasi itu, guru utama kelas telah dibantu oleh student teacher atau volunteer. Bahkan Ia meminta saya untuk membantu salah seorang muridnya di kelas itu. Intinya, Ia ingin muridnya itu mendapatkan perhatian yang cukup. Kesimpulannya, cukupkah waktu seorang guru kita memperhatikan empat puluh siswa?
Dalam persoalan ekonomi, kebijakan pendidikan yang diberlakukan oleh pemerintah kita ini sangat tidak berpihak pada guru. Tahun lalu, anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun 2007 untuk Dinas Pendidikan Aceh tidak habis habis diserap (Serambinews.com, 25 Januari 2008). Dana yang sebesar 4,5 milyar itupun dikembalikan ke kas negara. Aneh bukan? Dana yang ada tidak dapat dikelola dengan baik. Padahal guru-guru kita berteriak agar mereka diberikan kehidupan dan perhatian yang layak oleh pemerintah kita. Atau kebijakan anggaran yang terlalu kaku sehingga dana yang mengganggur itu tidak bisa dialihkan. Belum lagi para dewan yang memohon-mohon pada kita untuk memilih mereka menjelang pemilu. Ikut kata pepatah. Habis manis sempah dibuang. Mereka lupa memperjuangkan guru untuk mendapatkan kehidupan yang layak setelah mereka dipilih. Malah para anggota dewan itu ribut meminta
kenaikan gaji dan tunjangan yang lain. Padahal dari sisi ekonomi mereka sudah dikategorikan masyarakat kalangan atas meski gaji dan tunjangan mereka tidak dinaikan.
Persoalan lain yang paling dicemasi oleh guru, khususnya guru yang memegang kelas tiga baik sekolah menengah pertama (SMP) ataupun sekolah menengah umum (SMU) adalah ketika mempersiapkan anak didiknya untuk mengikuti ujian akhir. Guru pun akan merasa terbebani. Apa jadinya murid yang dididik selama ini tidak lulus. Pemerintah kita telah memasang target kelulusan yang tidak bisa dinegoisasi. Evaluasi belajar akhir siswa harus dengan sistem ujian akhir nasional (UAN). Kebijakan nilai standar kelulusanpun tidak dapat dikompromi. Praktisi pendidikan meminta untuk mencabut kebijakan itu. Dan siswa pun ikut berdemontarasi agar sistem UAN itu dicabut. Usaha telah dikerahkan tapi pemerintah mengabaikan.
Guru pun dipaksa mendongkrak kemampuan siswa dengan berbagai cara. Menambah jadwal belajar. Kelas pagi tak cukup maka berlanjut untuk kelas sore. Siswa digenjot dengan drilling method (metode latihan menjawab soal). Esensi untuk mengajarkan ilmupun terabaikan karena kebijakan itu. Tujuan utama pendidikan untuk menjadikan manusia lebih baik tidak tercapai. Yang ada kemampuan cara cepat menjawab soal terasah. Belajar bukan lagi tujuan untuk memahami tapi lebih kepada pencapaian untuk lulus tes. Sedih bukan?
Perlahan kreatifitas guru dan siswa tidak terasah. Lagi, guru ditunding tidak dapat mengajar secara kreatif. Logikanya, apa yang harus dilakukan guru, jika murid lebih meminta guru untuk memberikan setumpuk kumpulan soal dari pada penggayaan materi yang menggarah pada praktek. Intinya, siswa lebih ingin belajar untuk menghadapi tes daripada memperkayaan diri dengan berpikir kritis. Fatalnya, sekolah kejuruan yang tujuan untuk meningkatkan tenaga kerja yang siap pakai, dipaksa ikut tes yang memangkas praktek mereka lakukan selama tiga tahun. Kreatifitas mereka pun harus dibunuh dalam waktu tiga jam. Kemampuan mereka selama tiga tahun hanya dinilai dengan tiga jam saja. Tiga jam ujian lebih berarti daripada tiga tahun belajar.
Dampingi guru
Jumlah murid 40 dalam satu kelas saja tidak layak memiliki satu guru. Meminta tambahan guru? Pasti! Jumlah guru harus bertambah dan itu harus berbanding lurus dengan penambahan kualitas hidup mereka. Untuk mengatasi kekurangan guru, ajak orangtua untuk menjadi tenaga sukarela di kelas, khususnya untuk anak kelas sekolah dasar. Bantu guru dalam hal manajemen kelas, bukan dalam penyampaian materi. Beban penyampaian materi tetap ditangani oleh guru utamanya. Namun untuk hal-hal yang sepele di kelas tentu bisa dibebankan pada orangtua yang ikut menjadi sukarelawan di sekolah-sekolah anak-anak mereka.
Kerja sukarelawan ini tentu akan membantu guru dalam pencapaian materi dan orangtua juga tahu bagaimana situasi kelas dan perkembangan anaknya di sekolah itu. Jadi, orangtua tidak perlu marah pada guru jika anak kurang berhasil di sekolah. Selain meminta orangtua untuk menjadi volunteer, tentu sekolah juga bisa melakukan kerjasama dengan universitas untuk mengirimkan sukarelawan, khususnya dari sekolah kejuruan pendidikan. Dalam hal ini bukan praktik mengajar pratikum), tetapi lebih kepada membantu guru di kelas dalam menangani persoalan classroom management atau membantu mengajarkan membaca pada anak-anak yang memiliki kemampuan membaca kurang.
Banyak akar persoalan yang menyebabkan guru kita tidak perkembang. Para guru dikejar untuk mencapai target apalagi menjelang ujian nasional, tetapi usaha memperbaiki kualitas mengajar mereka kurang diperhatikan. Keahlian mengajar guru-guru kita perlu diasah. Pengembangan profesional mereka perlu mendapatkan perhatian. Training-training untuk guru perlu semakin diperhatikan. Organisasi guru perlu ditumbuhkembangkan tapi tidak ada unsur untuk kepentingan politik semata. Tak perlu dengan dana yang besar sebab dana adalah selalu menjadi biang kerok untuk melakukan banyak hal. Bahkan ketika ada dana yang besar, sudah terlebih dahulu disunat untuk kepentingan yang tak jelas. Mulailah dengan tekad dan keinginan kuatlah yang
memperlancar segalanya.
Para guru perlu mengadakan evaluasi mengajar mereka sesama guru. Misalnya, guru-guru Matematika saling tukar pendapat, tentunya pertemuan ini rutin. Atau guru-guru antar sekolah bisa saling membagi ilmu dengan pertemuan rutin mereka dan saling sumbang saran untuk memperbaiki kinerja mereka. Jadi, dalam lingkup wilayah kecamatan misalnya, jika organisasi guru ini berjalan, mereka tentu tidak sendiri-sendiri dalam menghadapi persoalan dalam mengajar. Saya pernah menghadiri acara sharing teacher di antara guru swasta di sana yang dilakukan rutin tiap bulan. Saya pikir hal ini juga bisa diterapkan di antara guru-guru kita. Tanpa mengabaikan hal-hal yang lain.
Selain itu, dalam persoalan UAN, berhentilah untuk menuntut para guru atau kepala sekolah memasang target tertentu sebuah kelulusan. Sekolah akan malu jika ada muridnya yang tidak lulus. Atau sekolah akan malu jika tahun berikutnya tidak lagi difavoritkan lantaran ada siswa yang tak lulus. Berhentilah untuk melakukan kebohongan. Ada hal yang lain perlu kita contoh untuk menunjukan sekolah yang bermutu. Didik murid dengan kejujuran bukan dengan paksaan atau kebohongan. Selain itu, kita tentu terus berjuang dan berharap agar pemerintan menguban system evaluasi belajar. Sehingga guru tidak terbebani oleh tekan-tekanan dalam mengajar. Dan yang lebih penting proses belajar dan mengajar jauh dari stress.
Ada kutipan menarik; The question is not Can you make a difference? You already do make a difference. It´s just a matter of what kind of a difference you want to make, during your life on this planet. –Julia Butterfly Hill. Jalan masih panjang. Kita tidak tahu di mana dan kapan sistem pendidikan kita akan membaik. Namun usaha dan optimisme kita untuk memperbaiki keadaan sekitar kita perlu dibangun terus. Bukankah itu yang diajarkan oleh agama kita.
Monday, May 5, 2008
Mother, What a glorious career!!!
Assalamu'alaikum Wr Wb
Mother, What a glorious career!!!
Ini dari temen liqoku di Adelaide
Sebuah cerita lagi tentang Ibu….
Satu hari aku berada disebuah kantor bersama perempuan bernama Emily yang datang ke tempat itu untuk memperbaharuhi Sim-nya.
Pada bagian registrasi, seorang petugas menanyakan tentang apa pekerjaannya.
Emily agak ragu dan tidak pasti bagaimana dia harus menjelaskan atau mengklasifikasikan jenis pekerjaannya.
Melihat kebingungannya si petugas bertanya lagi “Yang saya maksud, apa anda memiliki pekerjaan atau anda hanya seorang ibu umah tangga??”
”Oh tentu aku memiliki pekerjaan” jawab Emily dengan cepat. “Aku adalah seorang ibu” akhirnya Emily menjawab mantap.
”Tapi” kata si petugas
"Maaf kami tidak memasukan "Ibu" (mother) dalam daftar pekerjaan. Yang ada disini adalah ibu rumah tangga (housewife) dan itu sudah mencakup semuanya"
Aku tertegun sejenak mendengar penjelasan petugas tersebut juga saat melihat wajah Emily tapi kemudian aku melupakan kejadian itu sampai satu hari aku berada dalam situasi yang sama dengan Emily, kali ini aku ada dibalai kota untuk satu urusan yang mengharuskan aku menjawab beberapa pertanyaan untuk kelengkapan administrasi.
Petugas yang menanyaiku tentu saja adalah seorang wanita karir yang bangga dengan pekerjaanya dan memberikan pertanyaan padaku dengan nada-nada suara seperti halnya seorang interrogator
"Apa pekerjaan anda?"
Entah apa yang terlintas dikepalaku sampai aku menemukan ide untuk menjawab pertanyaan tersebut dengan versiku sendiri.
Aku adalah Research Associate dibidang pengembangan anak dan hubungan manusia.
Petugas itu diam sejenak seperti berpikir pekerjaan apa ini karena dia belum pernah mendengarnya sebelumnya. Aku mengulanginya sekali lagi dengan lebih pelan dan menekankan suaraku pada bagian-bagian kata yang penting dan memandangnya dan memastikan dia menulisnya dengan benar.
Dan "boleh saya bertanya sesuatu" kata petugas tersebut padaku dengan rasa tertarik diwajahnya. "Kira-kira apa yang anda lakukan dibidang pekerjaan anda itu?
Dan dengan percaya diri dan tanpa ragu-ragu aku mendengar suara-suara yang keluar dari mulutku menjawab pertanyaannya.
"Aku melakukan riset berkelanjutan, (bukankah seorang ibu melakukan itu) Aku melakukannya di dalam laboratorium dan di lapangan (maksudku di dalam dan di luar rumah, bukankah dalam situasi normal begitulah kita menyebutnya)
Aku bekerja untuk masterku (untuk seluruh keluarga) Dan aku telah memiliki empat kredit (semua anak perempuanku)
Tentu saja, pekerjaan ini salah satu pekerjaan yang sangat sibuk dan salah satu pekerjaan kemanusiaan yang sangat menuntut waktu, tenaga dan pikiranku (ada ibu yang tidak setuju dengan itu??)
Dan aku biasanya bekerja 14 jam sehari ( sebenarnya malah 24 jam) tapi pekerjaan ini sangat menantang dari karir apapun dan penghargaan yang kudapatkan adalah rasa kepuasaan dan rasa bahagia, dan itu lebih memuaskan dibandingkan dengan uang.”
Ada nada hormat dari suaranya saat dia selesai mendengarkan penjelasanku dan menyelesaikan pengisian dokumen. Kemudian dia berdiri dan mengantarku kedepan pintu. Aku berjalan ke arah tempat parkir mobilku dengan perasaan bangga atas karirku yang sangat cemerlang.
Sesampai dirumah aku disalami oleh tiga orang asistenku berumur, 13, 7 dan 3 tahun. Dari lantai atas aku bisa mendengar experiment baru kami (seorang bayi berumur 6 bulan) pada program pengembangan anak, sedang mencoba mengucapkan pola-pola kalimat baru.
aku merasa sangat sukses dengan semuanya. Betapa ibu adalah sebuah karir yang luar biasa. Khususnya apabila kita bisa menuliskan title ini didepan pintu kita, maka, Nenek akan menjadi Senior Research Associate dibidang pengembangan anak dan hubungan manusia. Nenek buyut menjadi Executive Senior Research Associates. Dan, para saudara perempuan dan para bibi adalah Associate Research Assistants.
Mother, What a glorious career!!!
Bagaimana para IBU??
wassalam
Diambil dari mailing list kafemuslimah
We Never know the result if we never try
Learning by doing mungkin istilah lainnya yang mendekati dari judul di atas. Terkadang kita merasa takut ketika hendak memulai sesuatu pekerjaan. Atau kita merasa bingung akankah kita melangkah karena kita belum tahu apakah sesuatu itu akan berhasil atau tidak.
Selama ini, saya dikenal sebagai pemuda yang senang kali mencoba. Namun dengan keinginan mencoba ini malahan saya malah bisa mendapatkan ilmu yang banyak. Sesuatu yang sebelumnya belum saya ketahui akhirnya bisa saya ketahui walaupun cukup lumayan besar kompensasinya.
Tatkala ketika 6 tahun yang lalu saya membeli computer pertama kali. Komputer saya kok tiba-tiba sering hang. Ingin dibawa ke toko computer tuk memperbaiki namun jauh banget. Akhirnya saya
membongkar computer saya sendiri dan kotak-katik sendiri. Sambil membaca buku pedoman dan literature dari internet ternyata aha akhirnya computer itu bisa berfungsi kembali sedia kala, walaupun casingnya jadi rusak karena saya salah dalam mencopot casing itu.
Akan banyak yang bisa kita dapatkan dengan men-try atau mencoba sesuatu. Namun seringkali rasa ingin mencoba ini terkalahkan oleh ketakutan – ketakutan yang ga jelas yang ada dari diri
kita. Padahal jika kita malu mencoba dan tidak mau mencoba malah kita kalah dua kali. Karena pertama kita akhirnya semakin tidak tahu ilmu dibalik sesuatu yang akan kita coba itu dan yang kedua kita membiarkan ketakutan menyelimuti diri kita sendiri.
Kalau saya sendiri termasuk orang yang cuek, jadi kalo emang ternyata salah ya udah berarti saya jadi tahu bahwa ini adalah salah. Namun dengan mencoba bukan berarti kita terus mencoba
sesuatu hal yang sudah pasti salah atau kalah, seperti mencoba masukan tangan kedalam api karena pengen seperti pala pesulap itu mah namanya nekat bin dudut.
Mencobalah jika kita memang belum tahu kondisinya seperti apa, terutama ketika kita meyakini dengan mencoba akan banyak hal baru yang akan kita dapatkan. Jangan pernah malu untuk berbuat kesalahan dan bersabarlah semoga ini yang terbaik untuk kita semua.
Tetap Semangat
Keep in smile facing the world
Iwan Ketan
NLP & LOA Learner
Young Entrepreneur
http://itan.blogspot.com