Showing posts with label wanita. Show all posts
Showing posts with label wanita. Show all posts

Tuesday, June 19, 2012

Rose



Rose,
Akhirnya sampai juga buku ini dalam genggaman, saat mulai membaca aq benar – benar tidak punya gambaran sedikitpun buku ini bercerita tentang apa. Sinta Yudisia sudah merupakan jaminan bacaan bagus dan berbobot bagiku. Jadi saat ditag mbak Sinta review buku ini via fesbuk, aq langsung skip. Bukannya ga suka, tapi ogah dapet spoiler, soalnya direview biasanya ada spoilernya. Bahkan saat mengambil buku ini dari rak, aku tidak mengintip sinopsi dibelakangnya. Padahal membaca sinopsis buku adalah salah satu kegiatan wajib ku saat hendak membawa buku ke meja kasir. Pengecualian untuk mbak Sinta Yudisia.


Membaca judulnya dan dari awal cerita kupikir cerita ini akan berkisar tentang perempuan bernama “Rose” ternyata dugaan ku tidak sepenuhnya benar. Rose adalah sebuah kisah keluarga, konflik saudara perempuan, cemburu, hal – hal yang biasa muncul didalam keluarga.

Rose, betapa besar luka yang dibuat oleh saudara, ia tetaplah saudara. Sejauh apapun ia pergi, suatu saat ia pasti kembali. Sebesar apapun permasalahan yang muncul dan usaha untuk menghindarinya dia harus dihadapi.

Rose, membuatku menekuri satu demi satu keputusan yang telah kubuat. Ku ingat – ingat kapan terakhir kali aku memohon bantuan pada Nya untuk mengambil keputusan? Sudah lama sekali.

Ah, Rose...

Tapi, seperti kebanyakan buku mbak Sinta terdahulu, ending Rose juga dibikin gantung. Entah nanti mau dibuat sekuel atau memang diserahkan pada pembaca untuk berandai – andai bagaimana kelanjutannya.

Mbak Sinta Yudisia, Terima kasih atas tamparan keras “Rose” pada ku... sakit sih, tapi pantas.

Wonoayu, 19 Juni 2012

Baca Selengkapnya ...

Friday, July 1, 2011

Apa arti kata itu Mah..?


"BULAN SATU"
Hai Mah...
Aku memang hanya 3/4 inci aja panjangnya, tapi aku sudah punya seluruh organ tubuh...
Aku suka suaramu...
Setiap kali aku mendengarnya, aku pasti menggoyangkan tangan dan kakiku...Hiihi.
Suara detak jantungmu adalah lagu kesukaanku...:) 

"BULAN DUA".
Mamah...
Hari ini aku belajar menghisap jariku..asiiik.
Kalo kamu bisa melihat aku
Kamu pasti tau kalau aku adalah bayimu..
Aku memang belum cukup besar tuk hidup di luar....
Betapa nyaman dan hangat di dalam sini, Mah...:)

Baca Selengkapnya ...

Thursday, December 17, 2009

Muhasabah Dodol Mbak Icus ^_^



Setelah baca catatannya mbak Wulan di milis menggugah niat ku untuk menulis kembali. Setelah diingat-ingat rasanya sudah lamaaaaaaaaa sekali diri ku tidak membuat resolusi tahun baru (ya iyalah gmana ga males, kalo akhirnya resolusi hanya jadi resolusi, kalo tahun baru udah lewat sebulan, lupa ama resolusinya ) tapi sebelum itu muhasabah dulu deh ye... Muhasabanya dimulai dari hilangnya kebiasaaan - kebiasaan baik yang dulu sempat ku punya dan hampir membuat teman - teman ku ngiri abis.

Puasa sunnah yang dlu adalah ibadah yang hampir tak pernah absen minimal dua hari sebulan kini hampir blas, paling sekali-sekali kalo pas pengeeeeeeeen banget, baru deh puasa. Qiyamul lail, beh ini lagi. sejak kuliah tahun kedua knapa dirikyu mulai ancur-ancuran yach??? usut punya usut, itu karena sejak tahun kedua kuliah aku udah ga ngaji lagi alias absen halaqah.

Sebenernya sih abis lebaran idul fitri kemaren udah dapet tempat ngaji di perumahan tempatnya ummu Faris, tapi...... sayang seribu sayang waktunya bentrok ama jam kantor, secara hari jumat, akhir minggu kerjaan seolah ga pernah ada habisnya dan ga bisa ditinggal dengan alasan URGENT!!!!! jadilah aku hanya smepet datang dihari pembukaan liqa, dan sudah hampir dua bulan absen lagi.... Maap ya Mom....

Oh ya, dlu aku pernah punya impian membuat perpustakaan mini dirumah, akhirnya untuk merealisasikan mimpi itu, aku membuat janji pada diriku, bahwa bila aku sudah bekerja nanti (ceritanya obsesi ini terjadi pada waktu masih nganggur dan kerjaannya dirumah baca buku, hasil minjem di perpustakaan Daerah Sidoarjo) setiap bulan aku musti beli buku minimal satu buku. akhirnya sih iya setiap bulan pasti beli buku tapi ya itu, setahun kok ya buku ku kok masih segitu aja, padahal kalo duit masih sisa di akhir bulan pasti dibeliin buku, jadilah kadang sebulan beli tiga buku... Ternyata sodara-sodara beberapa buku ku emang tidak kembali setelah di pinjem teman-teman ku.

Nah cerita itu juga berawal dari mimpi ku yang laen... Secara sebagai muslim punya kewajiban untuk berdakwah, sedangkan diriku sadar bahwa aku orangnya tidak pandai berbicara dan tawaran untuk ngisi liqa di skul ku tolak mentah-mentah karena aku tidak berani ( ga kuat tanggung jawabnya bo... ). Akhirnya aku menemukan cara yang lebih oke (menurut ku sih :-D :-P). Berdakwah dengan meminjamkan buku-buku islam. Namun ternyata.... buku-buku ku banyak yang hilang tanpa jejak, tapi berhubung niatnya dakwah, ya di ikhlasin aja, selama yg minjem bilang terus terang kalo bukunya ilang, lupa karena dipinjemin lagi ato apalah, yang peling sebel dan susah buat maapinya itu gara-gara udah buku ga balik ga minta maap, bilang balikin minggu depan, minggu depannya bilang minggu depannya lagi. di datengin kerumahnya, minta tlg temen yg rumahnya deket eh malah yg temen yg nolongin ngingetin malah di marah-marahain gila khan tuh anak. mana udah tak telpon berkali-kali malah nyodorin ke kakaknya buat jawab, aku di omelin lagi.
ampun deh sama anak yang atu ini. malah bikin ati tambah sakit, udahlah kuserahkan semua urusan ku dengan anak ini sama Allah aja, terserah yang pasti aku sama sekali tidak terima sama perlakuannya pada teman ku. fuih...

Eit, urusan buku belum selesai sampe disini, karena mimpi ku harus ku rem saat mulai kuliah. yupz budged beli bukunya terpaksa dipangkas bahkan nyaris hilang dilaihkan untuk urusan kuliah, mulai dari potokopy, ekstra bensin, seminar (yang ini bo'ong soalnya suci jarang-jarang mau ikut seminar kalo disuruh bayar, akhirnya milih jadi panitia biar g disuruh bayar, meskipun resikonya g konsen pas seminar karena sering diganggu tetek bengek keuangan alias urusan bayar - menbayar, ya iyalah org suci kebagian jadi bendahara). Nah berhubung ga ada yg dirubung (hua...ha...ha.... kalimat ini lama tak terdengar, ini biasa kudengar saat masih aktip di Sanggar Pramuka Dewa Ruci-Dewi Kunthi alias Dewa-dewi Perkapalan) kuliah udah selese, program sebulan minimal sebuku bisa dilaksanakan lagi, SIAP..... GRAAAAAKKKK....

Abis itu.... kebiasaan selanjutnya apa ya.... Bukan oey, bukan kebiasaan, tapi urusan masak-memasak, dlu sempet belajar masak, tapi belajarnya sama mami dan kakak, tapi lagi, lagi dan lagi setelah kesibukan baru dikampus dengan aktifitas organisasi segudang dan pindah kerja di perusahaan yang baru ini jadi ogah ke dapur kecuali terpaksa karena perut keroncongan tengah malam dan tak ada lauk yang bisa dimakan, itupun hanya buat omlet, nasi goreng dan mie instan atau ketika lagi ngidam (istilah kakak iparku, katanya aku kayak ibu hamil yg lagi ngidam kalo lagi pengen makanan, abis yg di pengen makanan yg aku pengen termasuk susah di cari) bubur sumsum, puding, kacang ijo ato makanan lain baru aku turun ke dapur.

Ya di penghujung tahun ini, aku ingin lebih baik lagi Menjadi hamba Allah, manjadi umat Rasulullah yang lebih taat, jadi anak yang lebih berbakti, menjadi adik dan kakak yang lebih sayang, ngerti dan peka akan kesulitan saudaraku. menjadi muslimah yang lebih shalihah.
Aku akan berusaha lebih banyak bersedekah, lebih banyak senyum, mengurangi kata-kata ketus, pedas, mengurangi sifat dominanku meski yang ini sepertinya susah. ^_^

SO, SUCIYATININGTIYAS... Besok tahun akan berganti, meski besok (Insya Alla) kamu tetap akan bertemu dengan mentari yang sama, orang sama, rumah yang sama, dan negara yang sama ruwetnya dengan hari ini, Kamu harus memancarkan energi baru, energi positif. Energi untuk berubah menjadi pribadi yang lebih baik.

Bismillah, dengan nama-Nya lah engkau akan memulai hari yang sama besok dengan semangat baru...


30 Dhulhijjah 1430
17 Desember 2009


Suci

Baca Selengkapnya ...

Tuesday, November 24, 2009

Bangga Menjadi Ibu Rumah Tangga

Penulis: Ummu Ayyub
Muroja'ah: Ust Abu Ahmad

Hebat rasanya ketika mendengar ada seorang wanita lulusan sebuah universitas ternama telah bekerja di sebuah perusahaan bonafit dengan gaji jutaan rupiah per bulan. Belum lagi perusahaan sering menugaskan wanita tersebut terbang ke luar negri untuk menyelesaikan urusan perusahaan. Tergambar seolah kesuksesan telah dia raih. Benar seperti itukah?



Kebanyakan orang akan beranggapan demikian. Sesuatu dikatakan sukses lebih dinilai dari segi materi sehingga jika ada sesuatu yang tidak memberi nilai materi akan dianggap remeh. Cara pandang yang demikian membuat banyak dari wanita muslimah bergeser dari fitrohnya. Berpandangan bahwa sekarang sudah saatnya wanita tidak hanya tinggal di rumah menjadi ibu, tapi sekarang saatnya wanita `menunjukkan eksistensi diri' di luar. Menggambarkan seolah-olah tinggal di rumah menjadi seorang ibu adalah hal yang rendah.


Kita bisa dapati ketika seorang ibu rumah tangga ditanya teman lama "Sekarang kerja dimana?" rasanya terasa berat untuk menjawab, berusaha mengalihkan pembicaraan atau menjawab dengan suara lirih sambil tertunduk "Saya adalah ibu rumah tangga". Rasanya malu! Apalagi jika teman lama yang menanyakan itu "sukses" berkarir di sebuah perusahaan besar. Atau kita bisa dapati ketika ada seorang muslimah lulusan universitas ternama dengan prestasi bagus atau bahkan berpredikat cumlaude hendak berkhidmat di rumah menjadi seorang istri dan ibu bagi anak-anak, dia harus berhadapan dengan "nasehat" dari bapak tercintanya: "Putriku! Kamu kan sudah sarjana, cumlaude lagi! Sayang kalau cuma di rumah saja ngurus suami dan anak." Padahal, putri tercintanya hendak berkhidmat dengan sesuatu yang mulia, yaitu sesuatu yang memang menjadi tanggung jawabnya. Disana ia ingin mencari surga.

Ibu Sebagai Seorang Pendidik

Syaikh Muhammad bin Shalih al `Utsaimin rahimahullah mengatakan bahwa perbaikan masyarakat bisa dilakukan dengan dua cara: Pertama, perbaikan secara lahiriah, yaitu perbaikan yang berlangsung di pasar, masjid, dan berbagai urusan lahiriah lainnya. Hal ini banyak didominasi kaum lelaki, karena merekalah yang sering nampak dan keluar rumah. Kedua, perbaikan masyarakat di balik layar, yaitu perbaikan yang dilakukan di dalam rumah. Sebagian besar peran ini diserahkan pada kaum wanita sebab wanita merupakan pengurus rumah. Hal ini sebagaimana difirmankan Allah subhanahu wa ta'ala yang artinya:

"Dan hendaklah kalian tetap di rumah kalian dan janganlah kalian berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah sholat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa kalian, hai Ahlul Bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya." (QS. Al-Ahzab: 33)



Pertumbuhan generasi suatu bangsa adalah pertama kali berada di buaian para ibu. Ini berarti seorang ibu telah mengambil jatah yang besar dalam pembentukan pribadi sebuah generasi. Ini adalah tugas yang besar! Mengajari mereka kalimat Laa Ilaaha Illallah, menancapkan tauhid ke dada-dada mereka, menanamkan kecintaan pada Al Quran dan As Sunah sebagai pedoman hidup, kecintaan pada ilmu, kecintaan pada Al Haq, mengajari mereka bagaimana beribadah pada Allah yang telah menciptakan mereka, mengajari mereka akhlak-akhlak mulia, mengajari mereka bagaimana menjadi pemberani tapi tidak sombong, mengajari mereka untuk bersyukur, mengajari bersabar, mengajari mereka arti disiplin, tanggung jawab, mengajari mereka rasa empati, menghargai orang lain, memaafkan, dan masih banyak lagi. Termasuk di dalamnya hal yang menurut banyak orang dianggap sebagai sesuatu yang kecil dan remeh, seperti mengajarkan pada anak adab ke kamar mandi. Bukan hanya sekedar supaya anak tau bahwa masuk kamar mandi itu dengan kaki kiri, tapi bagaimana supaya hal semacam itu bisa menjadi kebiasaan yang lekat padanya. Butuh ketelatenan dan kesabaran untuk membiasakannya.

Sebuah Tanggung Jawab

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman, yang artinya:

"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan." (QS. At Tahrim: 6)

Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala yang artinya: "Peliharalah dirimu dan keluargamu!" di atas menggunakan Fi'il Amr (kata kerja perintah) yang menunjukkan bahwa hukumnya wajib. Oleh karena itu semua kaum muslimin yang mempunyai keluarga wajib menyelamatkan diri dan keluarga dari bahaya api neraka.

Tentang Surat At Tahrim ayat ke-6 ini, Ali bin Abi Thalib radhiyallahu `anhu berkata, "Ajarkan kebaikan kepada dirimu dan keluargamu." (Diriwayatkan oleh Al Hakim dalam Mustadrak-nya (IV/494), dan ia mengatakan hadist ini shahih berdasarkan syarat Bukhari dan Muslim, sekalipun keduanya tidak mengeluarkannya)

Muqatil mengatakan bahwa maksud ayat tersebut adalah, setiap muslim harus mendidik diri dan keluarganya dengan cara memerintahkan mereka untuk mengerjakan kebaikan dan melarang mereka dari perbuatan maksiat.

Ibnu Qoyyim menjelaskan bahwa beberapa ulama mengatakan bahwa Allah subhanahu wa ta'ala akan meminta pertanggungjawaban setiap orang tua tentang anaknya pada hari kiamat sebelum si anak sendiri meminta pertanggungjawaban orang tuanya. Sebagaimana seorang ayah itu mempunyai hak atas anaknya, maka anak pun mempunyai hak atas ayahnya. Jika Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman, "Kami wajibkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya." (QS. Al Ankabut: 7), maka disamping itu Allah juga berfirman, "Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang berbahan bakar manusia dan batu." (QS. At Tahrim: 6)

Ibnu Qoyyim selanjutnya menjelaskan bahwa barang siapa yang mengabaikan pendidikan anaknya dalam hal-hal yang bermanfaat baginya, lalu ia membiarkan begitu saja, berarti telah melakukan kesalahan besar. Mayoritas penyebab kerusakan anak adalah akibat orang tua yang acuh tak acuh terhadap anak mereka, tidak mau mengajarkan kewajiban dan sunnah agama. Mereka menyia-nyiakan anak ketika masih kecil sehingga mereka tidak bisa mengambil keuntungan dari anak mereka ketika dewasa, sang anak pun tidak bisa menjadi anak yang bermanfaat bagi ayahnya.

Adapun dalil yang lain diantaranya adalah firman Allah subhanahu wa ta'ala yang artinya:

"dan berilah peringatan kepada kerabatmu yang dekat." (QS asy Syu'ara': 214)

Abdullah bin Umar radhiyallahu `anhuma mengatakan bahwa Rasulullah shalallahu `alaihi wa sallam bersabda (yang artinya), "Kaum lelaki adalah pemimpin bagi keluarganya di rumah, dia bertanggung jawab atas keluarganya. Wanita pun pemimpin yang mengurusi rumah suami dan anak-anaknya. Dia pun bertanggung jawab atas diri mereka. Budak seorang pria pun jadi pemimpin mengurusi harta tuannya, dia pun bertanggung jawab atas kepengurusannya. Kalian semua adalah pemimpin dan bertanggung jawab atas kepemimpinannya." (HR. Bukhari 2/91)

Dari keterangan di atas, nampak jelas bahwa setiap insan yang ada hubungan keluarga dan kerabat hendaknya saling bekerja sama, saling menasehati dan turut mendidik keluarga. Utamanya orang tua kepada anak, karena mereka sangat membutuhkan bimbingannya. Orang tua hendaknya memelihara fitrah anak agar tidak kena noda syirik dan dosa-dosa lainnya. Ini adalah tanggung jawab yang besar yang kita akan dimintai pertanggungjawaban tentangnya.

Siapa Menanam, Dia akan Menuai Benih



Bagaimana hati seorang ibu melihat anak-anaknya tumbuh? Ketika tabungan anak kita yang usia 5 tahun mulai menumpuk, "Mau untuk apa nak, tabungannya?" Mata rasanya haru ketika seketika anak menjawab "Mau buat beli CD murotal, Mi!" padahal anak-anak lain kebanyakan akan menjawab "Mau buat beli PS!" Atau ketika ditanya tentang cita-cita, "Adek pengen jadi ulama!" Haru! mendengar jawaban ini dari seorang anak tatkala ana-anak seusianya bermimpi "pengen jadi Superman!"

Jiwa seperti ini bagaimana membentuknya? Butuh seorang pendidik yang ulet dan telaten. Bersungguh-sungguh, dengan tekad yang kuat. Seorang yang sabar untuk setiap hari menempa dengan dibekali ilmu yang kuat. Penuh dengan tawakal dan bergantung pada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Lalu… jika seperti ini, bisakah kita begitu saja menitipkannya pada pembantu atau membiarkan anak tumbuh begitu saja?? Kita sama-sama tau lingkungan kita bagaimana (TV, media, masyarakat,…) Siapa lagi kalau bukan kita, wahai para ibu -atau calon ibu-?

Setelah kita memahami besarnya peran dan tanggung jawab seorang ibu sebagai seorang pendidik, melihat realita yang ada sekarang sepertinya keadaannya menyedihkan! Tidak semua memang, tapi banyak dari para ibu yang mereka sibuk bekerja dan tidak memperhatikan bagaimana pendidikan anak mereka. Tidak memperhatikan bagaimana aqidah mereka, apakah terkotori dengan syirik atau tidak. Bagaimana ibadah mereka, apakah sholat mereka telah benar atau tidak, atau bahkan malah tidak mengerjakannya… Bagaimana mungkin pekerjaan menancapkan tauhid di dada-dada generasi muslim bisa dibandingkan dengan gaji jutaan rupiah di perusahaan bonafit? Sungguh! sangat jauh perbandingannya.

Anehnya lagi, banyak ibu-ibu yang sebenarnya tinggal di rumah namun tidak juga mereka memperhatikan pendidikan anaknya, bagaimana kepribadian anak mereka dibentuk. Penulis sempat sebentar tinggal di daerah yang sebagian besar ibu-ibu nya menetap di rumah tapi sangat acuh dengan pendidikan anak-anak mereka. Membesarkan anak seolah hanya sekedar memberinya makan. Sedih!

Padahal anak adalah investasi bagi orang tua di dunia dan akhirat! Setiap upaya yang kita lakukan demi mendidiknya dengan ikhlas adalah suatu kebajikan. Setiap kebajikan akan mendapat balasan pahala dari Allah Subhanahu wa Ta'ala. Tidak inginkah hari kita terisi dengannya? Atau memang yang kita inginkan adalah kesuksesan karir anak kita, meraih hidup yang berkecukupan, cukup untuk membeli rumah mewah, cukup untuk membeli mobil mentereng, cukup untuk membayar 10 pembantu, mempunyai keluarga yang bahagia, berakhir pekan di villa. Tanpa memperhatikan bagaimana aqidah, bagaimana ibadah, asal tidak bertengkar dan bisa senyum dan tertawa ria di rumah, disebutlah itu dengan bahagia.

Ketika usia senja, mata mulai rabun, tulang mulai rapuh, atau bahkan tubuh ini hanya mampu berbaring dan tak bisa bangkit dari ranjang untuk sekedar berjalan. Siapa yang mau mengurus kita kalau kita tidak pernah mendidik anak-anak kita? Bukankah mereka sedang sibuk dengan karir mereka yang dulu pernah kita banggakan, atau mungkin sedang asik dengan istri dan anak-anak mereka?



Ketika malaikat maut telah datang, ketika jasad telah dimasukkan ke kubur, ketika diri sangat membutuhkan doa padahal pada hari itu diri ini sudah tidak mampu berbuat banyak karena pintu amal telah ditutup, siapakah yang mendoakan kita kalau kita tidak pernah mengajari anak-anak kita?

Lalu…

Masihkah kita mengatakan jabatan ibu rumah tangga dengan kata `cuma'? dengan tertunduk dan suara lirih karena malu?

Wallahu a'lam

Maroji':

1. Dapatkan Hak-Hakmu, Wahai Muslimah oleh Ummu Salamah as Salafiyyah. Judul asli: Al-Intishaar li Huquuqil Mu'minaat
2. Mendidik Anak bersama Nabi oleh Muhammad Nur Abdul Hafizh Suwaid. Judul Asli: Manhaj At-Tarbiyyah An-Nabawiyyah lit-Thifl
3. Majalah Al Furqon Edisi: 8 Tahun V/Rabi'ul Awwal 1427/April 2006

PS : Idealisme normatif atau realistiskah ditengah kejamnya fitnah dunia ini, bagai buah simalakama


Baca Selengkapnya ...

Monday, June 22, 2009

Siapakah Kau, Perempuan Sempurna?




Sebuah Catatan Kecil Afifah Afra


Ketika akhirnya saya dilamar oleh seorang lelaki, saya luruh dalam kelegaan. Apalagi lelaki itu, kelihatannya ‘relatif’ sempurna.Hapalannya banyak, shalih, pintar. Ia juga seorang aktivis dakwah yangsudah cukup matang. Kurang apa coba?

Saya merasa sombong! Ketika melihat para lajang kemudian diwisudasebagai pengantin, saya secara tak sadar membandingkan, lebih keren mana suaminya dengan suami saya.


Sampai akhirnya air mata saya harus mengucur begitu deras, ketika suatu hari menekuri 3 ayat terakhir surat At-Tahrim. Sebenarnya, sebagian besar ayat dalam surat ini sudah mulai saya hapal sekitar 10 tahun silam, saat saya masih semester awal kuliah. Akan tetapi, banyak hapalan saya menguap, dan harus kembali mengucur bak air hujan ketika saya menjadi satu grup dengan seorang calon hafidzah di kelompok pengajian yang rutin saya ikuti.

Ini terjemah ayat tersebut:

66:10. Allah membuat istri Nuh dan istri Luth perumpamaan bagi orang-orang kafir. Keduanya berada di bawah pengawasan dua orang hamba yang saleh di antara hamba-hamba Kami; lalu kedua istri itu berkhianat kepada kedua suaminya, maka kedua suaminya itu tiada dapat membantu mereka sedikit pun dari (siksa) Allah; dan dikatakan (kepada keduanya); Masuklah ke neraka bersama orang-orang yang masuk (neraka)".

66:11. Dan Allah membuat istri Firaun perumpamaan bagi orang-orang yang beriman, ketika ia berkata: "Ya Tuhanku, bangunlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam surga dan selamatkanlah aku dari Firaun dan perbuatannya dan selamatkanlah aku dari kaum yang lalim",

66: 12. dan Maryam putri Imran yang memelihara kehormatannya, maka Kami tiupkan ke dalam rahimnya sebagian dari roh (ciptaan) Kami; dan dia membenarkan kalimat-kalimat Tuhannya dan Kitab-kitab-Nya; dan adalah dia termasuk orang-orang yang taat.

SEBUAH KONTRADIKSI

Ada 4 orang yang disebut dalam 3 ayat tersebut. Mereka adalah Istri Nuh, Istri Luth, Istri Firaun dan Maryam. Istri Nuh IN), dan Istri Luth (IL) adalah symbol perempuan kafir, sedangkan Istri Firaun (IF) dan Maryam (M), adalah symbol perempuan beriman. Saya terkejut, takjub dan ternganga ketika menyadari bahwa ada sebuah kontradiksi yang sangat kuat. Allah memberikan sebuah permisalan nan ironis. Mengapa begitu?

IN dan IL adalah contoh perempuan yang berada dalam pengawasan lelaki shalih. Suami-suami mereka setaraf Nabi (bandingkan dengan suami saya! Tak ada apa-apanya, bukan?). Akan tetapi mereka berkhianat, sehingga dikatakanlah kepada mereka, waqilad khulannaaro ma’ad daakhiliin…

Sedangkan antitesa dari mereka, Allah bentangkan kehidupan IF (Asiyah binti Muzahim) dan M. Hebatnya, IF adalah istri seorang thaghut, pembangkang sejati yang berkoar-koar menyebut “ana rabbakumul a’la.” Dan Maryam, ia bahkan tak memiliki suami. Ia rajin beribadah, dan Allah tiba-tiba berkehendak meniupkan ruh dalam rahimnya. Akan tetapi, cahaya iman membuat mereka mampu tetap bertahan di jalan kebenaran. Sehingga Allah memujinya, wa kaanat minal qaanithiin…

PEREMPUAN SEMPURNA

Dalam sebuah hadits, Rasulullah saw. bersabda: "Sebaik-baik wanita penghuni surga itu adalah Khadijah binti huwailid, Fathimah binti Muhammad, Asiyah binti Muzahim istri Firaun, dan Maryam binti Imran." (HR. Ahmad 2720, berderajat shahih).

Empat perempuan itu dipuji sebagai sebaik-baik wanita penghuni surga. Akan tetapi, Rasulullah saw. masih membuat strata lagi dari 4 orang tersebut. Terpilihlah dua perempuan yang disebut sebagai perempuan sempurna. Rasul bersabda, “Banyak lelaki yang sempurna, tetapi tiada wanita yang sempurna kecuali Asiyah istri Firaun dan Maryam binti Imran. Sesungguhnya keutamaan Asiyah dibandingkan sekalian wanita adalah sebagaimana keutamaan bubur roti gandum dibandingkan dengan makanan lainnya.” (Shahih al-Bukhari no. 3411).

Inilah yang membuat saya terkejut! Bahkan perempuan sekelas Fathimah dan Khadijah pun masih ‘kalah’ dibanding Asiyah IF dan Maryam binti Imran. Apakah gerangan yang membuat Rasul menilai semacam itu?

Ah, saya bukan seorang mufassir ataupun ahli hadits. Namun, dalam keterbatasan yang saya mengerti, tiba-tiba saya sedikit meraba-reba, bahwa penyebabnya adalah karena keberadaan suami. Khadijah, ia perempuan hebat, namun ia tak sempurna, karena ia diback-up total oleh Muhammad saw., seorang lelaki hebat. Fathimah, ia dahsyat, namun ia tak sempurna, karena ada Ali bin Abi Thalib kw, seorang pemuda mukmin yang tangguh.

Sedangkan Asiyah? Saat ia menanggung deraan hidup yang begitu dahsyat, kepada siapa ia menyandarkan tubuhnya, karena justru yang menyiksanya adalah suaminya sendiri. Siksaan yang membuat ia berdoa, dengan gemetar, "Ya Tuhanku, bangunlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam surga dan selamatkanlah aku dari Firaun dan perbuatannya dan selamatkanlah aku dari kaum yang lalim." Siksaan yang membuat nyawanya terbang, ah… tidak mati, namun menuju Surga. Mendapatkan rizki dan bersukaria dengan para penduduk akhirat.

Bagaimana pula dengan Maryam? Ia seorang lajang yang dipilih Allah untuk menjadi ibunda bagi Nabi Isa. Kepada siapa ia mengadu atas tindasan kaumnya yang menuduh ia sebagai pezina?

Pantas jika Rasul menyebut mereka: Perempuan sempurna…

JADI, YANG MENGANTAR ke Surga, Adalah Amalan Kita

Jadi, bukan karena (sekadar) lelaki shalih yang menjadi pendamping kita. Suami yang baik, memang akan menuntun kita menuju jalan ke surga, mempermudah kita dalam menjalankan perintah agama. Namun, jemari akan teracung pada para perempuan yang dengan kelajangannya (namun bukan sengaja melajang), atau dengan kondisi suaminya yang Memprihatinkan (yang juga bukan karena kehendak kita), ternyata tetap bisa beramal dan cemerlang dalam cahaya iman. Kalian adalah Maryam-Maryam dan Asiyah-Asiyah, yang lebih hebat dari Khadijah-Khadijah dan Fathimah-Fathimah.

Sebaliknya, alangkah hinanya para perempuan yang memiliki suami-suami nan shalih, namun pada kenyataannya, mereka tak lebih dari istri Nabi Nuh dan istri Nabi Luth. Yang alih-alih mendukung suami dalam dakwah, namun justru menggelendot manja, “Mas… kok pergi pengajian terus sih, sekali-kali libur dong!” Atau, “Mas, aku pengin beli motor yang bagus, gimana kalau Mas korupsi aja…”

Benar, bahwa istri hebat ada di samping suami hebat. Namun, lebih hebat lagi adalah istri yang tetap bisa hebat meskipun terpaksa bersuamikan orang tak hebat, atau bahkan tetapi melajang karena berbagai sebab nan syar’i. Dan betapa rendahnya istri yang tak hebat, padahal suaminya orang hebat dan membentangkan baginya berbagai kemudahan untuk menjadi hebat. Hebat sebagai hamba Allah!

Wallahu a’lam bish-shawwab.

Baca Selengkapnya ...

Wednesday, September 17, 2008

Wanita Dahulu dan Sekarang


Farid Achmad Okbah, M.Ag.

Allah SWT menciptakan makhuknya berpasang-pasangan. Di antara makhluknya yang paling indah dan sempurna adalah manusia. Allah SWT juga telah menurunkan petunjuknya yang paling sempurna. Sehingga, bila manusia menerima dan mengamalkan petunjuk itu, betapa indahnya manusia itu. Sebaliknya, bila ia menolaknya, betapa rendah dan jeleknya manusia itu, bahkan Al-Qur'an menyebutnya lebih hina dari binatang.


Allah SWT menjadikan keindahan ada dalam wanita meskipun pada hakikatnya antara pria dan wanita sama di hadapan Allah SWT. Hanya saja, Allah menjadikan keindahan itu ada pada wanita karena kelembutan, kasih sayang, dan emosinya yang lebih daripada kaum pria. Betapa indahnya sang wanita jika dihiasi dengan syariat Allah. Ia menjadi anak yang taat kepada Allah dan kedua orang tuanya. Jika ia menikah, ia menjadi penyayang bagi suaminya. Jika ia menjadi ibu, ia menyayangi dan mendidik anak-anaknya dengan sebaik mungkin. Dari wanita shalehah seperti inilah lahir pejuang-pejuang yang tangguh dan pemimpin yang bijaksana. Perhatikan keadaan wanita pada masa Rasulullah saw. dengan generasi salafus saleh sesudahnya. Mereka, kaum wanita itu, ada di balik segala keberhasilan dan kecemerlangan peradaban Islam. Apakah wanita dewasa ini bisa mengikuti jejak para pendahulunya? Marilah kita lihat kenyataannya.

Wanita dalam Al-Qur'an

Di dalam Al-Qur'an terdapat 114 surah. Di dalamnya tidak ada satu pun surah tentang pria (ar-rijal), tapi menariknya ada surah tentang wanita (An-Nisaa'), bahkan lebih spesifik ada surah Maryam, meskipun dia bukan nabi. Umar ra. memerintahkan kepada wanita untuk mempelajari surah An-Nuur (cahaya) karena di dalamnya mengandung pelajaran bagi kaum wanita agar lebih bercahaya. Keberadaan kaum wanita sama dengan kaum pria di hadapan Allah.

Allah SWT berfirman (yang artinya), "Maka, Rabb mereka memperkenankan permohonannya (dengan berfirman): 'Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal di antara kamu, baik laki-laki atau perempuan, (karena) sebagian kamu adalah turunan dari sebagian yang lain ...'." (Ali Imran: 195).

"Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan, dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik ...." (An-Nahl: 97).

Keberadaan wanita sebagaimana pria dalam kehidupan ini mengalami ujian yang bermacam-macam. Namun, mereka harus tetap tegar dan shalehah seperti yang dicontohkan Al-Qur'an dengan Asiyah, istri Fira'un yang sabar dalam menghadapi ujian dari suaminya, atau seperti Maryam yang tabah menghadapi ujian hidup tanpa suami. (Lihat At-Tahrim 11-12). Sebaliknya, jangan seperti istri Nabi Nuh a.s. dan Nabi Luth a.s. yang berkhianat terhadap suaminya dan tidak taat kepada Allah. (At-Tahriim: 10).

Wanita pada Masa Rasulullah

Rata-rata kaum wanita pada masa Rasulullah saw. tidak ketinggalan ikut berlomba meraih kebaikan, meskipun mereka juga sibuk sebagai ibu rumah tangga. Mereka ikut belajar dan bertanya kepada Rasulullah saw.

Wanita yang paling setia kepada Rasulullah adalah Khadijah yang telah berkorban dengan jiwa dan hartanya. Kemudian Aisyah, yang banyak belajar dari Rasulullah kemudian mengajarkannya kepada kaum wanita dan pria. Bahkan, ada pendapat ulama yang mengatakan, seandainya ilmu seluruh wanita dikumpulkan dibanding ilmu Aisyah, maka ilmu Aisyah akan lebih banyak. Begitulah Rasulullah saw. memuji Aisyah.

Ada seorang wanita bernama Asma binti Sakan. Dia suka hadir dalam pengajian Rasulullah saw. Pada suatu hari dia bertanya kepada Rasulullah, "Ya Rasulullah saw., engkau diutus Allah kepada kaum pria dan wanita, tapi mengapa banyak ajaran syariat lebih banyak untuk kaum pria? Kami pun ingin seperti mereka. Kaum pria diwajibkan shalat Jum'at, sedangkan kami tidak; mereka mengantar jenazah, sementara kami tidak; mereka diwajibkan berjihad, sedangkan kami tidak. Bahkan, kami mengurusi rumah, harta, dan anak mereka. Kami ingin seperti mereka. Maka, Rasulullah saw. menoleh kepada sahabatnya sambil berkata, "Tidak pernah aku mendapat pertanyaan sebaik pertanyaan wanita ini. Wahai Asma, sampaikan kepada seluruh wanita di belakangmu, jika kalian berbakti kepada suami kalian dan bertanggung jawab dalam keluarga kalian, maka kalian akan mendapatkan pahala yang diperoleh kaum pria tadi." (HR Ibnu Abdil Bar).

Dalam riwayat Imam Ahmad, Asma meriwayatkan bahwa suatu kali dia berada dekat Rasulullah saw. Di sekitar Rasulullah berkumpullah kaum pria dan juga kaum wanita. Maka beliau bersabda, "Bisa jadi ada orang laki-laki bertanya tentang hubungan seseorang dengan istrinya atau seorang wanita menceritakan hubungannya dengan sumianya." Maka tak seorang pun yang berani bicara, maka saya angkat suara. "Benar ya Rasulullah, ada pria atau wanita yang suka menceritakan hal pribadi itu." Rasulullah menimpali, "Jangan kalian lakukan itu, karena itu jebakan syaitan seakan syaitan pria bertemu dengan syaitan wanita, kemudian berselingkuh dan manusia pada melihatnya."

Ada juga wanita yang tabah dalam kehidupan rumah tangga yang serba pas-pasan tapi tidak pernah mengeluh seperti Asma' binti Abi Bakar dan Fatimah. Kutub Tarajim membenarkan cerita tentang Fatimah. "Suatu saat dia tidak makan berhari-hari karena nggak ada makanan, sehingga suaminya, Ali bin Abi Thalib, melihat mukanya pucat dan bertanya, "Mengapa engkau ini, wahai Fatimah, kok kelihatan pucat?"

Dia menjawab, "Saya sudah tiga hari belum makan, karena tidak ada makanan di rumah."

Ali menimpali, "Mengapa engkau tidak bilang kepadaku?"

Dia menjawab, "Ayahku, Rasulullah saw., menasehatiku di malam pengantin, jika Ali membawa makanan, maka makanlah. Bila tidak, maka kamu jangan meminta."

Luar biasa bukan?

Ada juga wanita yang diuji dengan penyakit, sehingga dia datang kepada Rasulullah saw. meminta untuk didoakan. Atha' bin Abi Rabah bercerita bahwa Ibnu Abbas r.a. berkata kepadaku, "Maukah aku tunjukkan kepadamu wanita surga?"

Aku menjawab, "Ya."

Dia melanjutkan, "Ini wanita hitam yang datang ke Rasulullah saw. mengadu, 'Saya terserang epilepsi dan auratku terbuka, maka doakanlah saya.' Rasulullah saw. bersabda, "Jika kamu sabar, itu lebih baik, kamu dapat surga. Atau, kalau kamu mau, saya berdoa kepada Allah agar kamu sembuh."

Wanita itu berkata, "Kalau begitu saya sabar, hanya saja auratku suka tersingkap. Doakan supaya tidak tersingkap auratku."

Maka, Rasulullah saw. mendoakannya.

Ada juga wanita yang ikut berperang seperti Nasibah binti Kaab yang dikenal dengan Ummu Imarah. Dia becerita, "Pada Perang Uhud, sambil membawa air aku keluar agak siang dan melihat para mujahidin, sampai aku menemukan Rasulullah saw.

Sementara, aku melihat pasukan Islam kocar-kacir. Maka, aku mendekati Rasulullah sambil ikut berperang membentengi beliau dengan pedang dan terkadang aku memanah. Aku pun terluka, tapi manakala Rasulullah saw. terpojok dan Ibnu Qamiah ingin membunuhnya, aku membentengi beliau bersama Mush'ab bin Umair. Aku berusaha memukul dia dengan pedangku, tapi dia memakai pelindung besi dan dia dapat memukul pundakku sampai terluka. Rasulullah saw. bercerita, "Setiap kali aku melihat kanan kiriku, kudapati Ummu Imarah membentengiku pada Perang Uhud." Begitu tangguhnya Ummu Imarah.

Ada juga Khansa yang merelakan empat anaknya mati syahid. Ia berkata, "Alhamdulillah yang telah menjadikan anak-anakku mati syahid."

Begitulah peranan wanita pada masa Rasulullah saw. Mereka berpikir untuk akhiratnya, sedang wanita sekarang yang lebih banyak memikirkan dunia, rumah tinggal, makanan, minuman, kendaraan, dan lain-lain.

Kaum Wanita pada Masa Berikutnya

Ketika Utsman bin Affan mengerahkan pasukan melawan manuver-manuver Romawi, komandan diserahkan kepada Hubaib bin Maslamah al-Fikir. Istri Hubaib termasuk pasukan yang akan berangkat perang. Sebelum perang dimulai, Hubaib memeriksa kesiapan pasukan.

Tiba-tiba istrinya bertanya, "Di mana saya menjumpai Anda ketika perang sedang berkecamuk?"

Dia menjawab, "Di kemah komandan Romawi atau di surga."
Ketika perang sedang berkecamuk, Hubaib berperang dengan penuh keberanian sampai mendapatkan kemenangan. Segera dia menuju ke kemah komandan Romawi menunggui istrinya. Yang menakjubkan, saat Hubaib sampai ke tenda itu, dia mendapatkan istrinya sudah mendahuluinya. Allahu Akbar.

Pada masa Dinasti Abbasiyah yang dipimipin oleh Harun al-Rasyid, ada seorang Muslimah disandera oleh tentara Romawi. Maka, seorang ulama bernama Al-Manshur bin Ammar mendorong umat Islam untuk berjihad di dekat istana Harun al-Rasyid dan dia pun menyaksikan ceramahnya.

Tiba–tiba ada kiriman bungkusan disertai dengan surat. Surat itu lalu dibuka dan dibaca oleh ulama tadi dan ternyata berasal dari seorang perempuan dan berbunyi, "Aku mendengar tentara Romawi melecehkan wanita Muslimah dan engkau mendorong umat Islam untuk berjihad, maka aku persembahkan yang paling berharga dalam diriku. Yaitu, seuntai rambutku yang aku kirimkan dalam bungkusan itu. Dan, aku memohon agar rambut itu dijadikan tali penarik kuda di jalan Allah agar aku dapat nantinya dilihat Allah dan mendapatkan rahmatnya." Maka, ulama itu menangis dan seluruh hadirin ikut menangis. Harun al-Rasyid kemudian memutuskan mengirim pasukan untuk membebaskan wanita Muslimah yang disandera itu.

Seorang istri Shaleh bin Yahya ditinggal suaminya dan hidup bersama dua anaknya. Ia mendidik anak-anaknya dengan ibadah dan qiyamul lail (shalat malam). Ketika anak-anaknya semakin besar, dia berkata, "Anak-anakku, mulai malam ini tidak boleh satu malam pun yang terlewat di rumah ini tanpa ada yang shalat qiyamullail."

"Apa maksud ibu?" tanya mereka.

Ibu menjawab, "Begini, kita bagi malam menjadi tiga dan kita masing-masing mendapat bagian sepertiga. Kalian berdua, dua pertiga, dan saya sepertiga yang terakhir. Ketika waktu sudah mendekati subuh, saya akan bangunkan kalian."

Ternyata kebiasan ini berlanjut sampai ibu mereka meninggal. Dan amalan itu tetap dilanjutkan oleh dua anak itu karena mereka sudah merasakan nikmatnya qiyamullalil.

Wanita Dewasa Ini

Kalau kita perhatikan perkembangan wanita dewasa ini, memang cukup mengkhawatirkan, meskipun di lain pihak masih banyak kaum wanita berjilbab yang semarak. Bahkan, pengajian-pengajian justru dipenuhi oleh kaum wanita. Tapi, melihat berbagai upaya musuh Islam untuk menghancurkan kaum hawa dengan berbagai cara melalui media massa yang destruktif (merusak), maka tantangannya semakin berat.

Kalau tidak berbekal ilmu agama yang cukup dan disertai semangat juang yang tinggi, niscaya wanita pada zaman sekarang sulit untuk selamat. Bayangkan, kehidupan masyarakat di sekeliling kita sampai pergaulan di tingkat nasional dan internasional sudah sangat bejat.

Kebejatan itu diliput dan disampaikan ke rumah-rumah kita melalui saluran-saluran TV. Dan, yang tidak puas ditambah dengan VCD dan internet. Sehingga, waktu untuk beribadah kepada Allah semakin terpinggirkan atau tergeser oleh otak yang merekam semua adegan itu.

Sementara, penangkalnya relatif kecil, dengan cara tradisional melalui pengajian minimal seminggu sekali. Maka, kita perlu kunci-kunci keselamatan.

Kunci kebahagiaan adalah taat keada Allah dan Rasul-Nya.
Kunci surga adalah tauhid.
Kunci keimanan adalah berpikir tentang ayat-ayat Allah dan ciptaan-Nya.
Kunci kebaikan adalah kejujuran.
Kunci kehidupan hati adalah membaca dan mendalami Al-Qur'an serta menjauhi dosa.
Kunci rizki adalah berusaha sambil beristighfar dan bertakwa.
Kunci ilmu adalah pandai bertanya dan mendengar.
Kunci kemenangan adalah sabar.
Kunci kesuksesan adalah takwa.
Kunci tambah rizki adalah bersyukur.
Kunci sukses akhirat adalah zuhud terhadap dunia.
Kunci dikabulkan permintaan adalah doa, dll.

Wallahu a'lam bish-shawab.

Baca Selengkapnya ...

Wednesday, July 23, 2008

Sepuluh Alasan Untuk Tidak Memakai Jilbab


Oleh : Dr. Huwayda Ismaeel (Diterjemahkan dari artikel berbahasa Inggris)

ALASAN I : Saya belum benar-benar yakin akan fungsi/kegunaan jilbab

Kami kemudian menanyakan dua pertanyaan kepada saudari ini; Pertama, apakah ia benar-benar percaya dan mengakui kebenaran agama Islam? Dengan alami ia berkata, Ya, sambil kemudian mengucap Laa Ilaa ha Illallah! Yang menunjukkan ia taat pada aqidahnya dan Muhammadan rasullullah! Yang menyatakan ia taat pada syariahnya. Dengan begitu ia yakin akan Islam beserta seluruh hukumnya. Kedua, kami menanyakan;
Bukankah memakai jilbab termasuk hukum dalam Islam? Apabila saudari ini jujur dan dan tulus dalam ke-Islamannya, ia akan berkata; Ya, itu adalah sebagian dari hukum Islam yang tertera di Al-Quran suci dan merupakan sunnah Rasulullah SAWW yang suci. Jadi kesimpulannya disini, apabila saudari ini percaya akan Islam dan meyakininya, mengapa ia tidak melaksanakan hukum dan perintahnya?


ALASAN II : Saya yakin akan pentingnya jilbab namun Ibu saya melarangnya, dan apabila saya melanggar ibu, saya akan masuk neraka.

Yang telah menjawab hal ini adalah ciptaan Allah Azza wa Jalla termulia, Rasulullah SAWW dalam nasihatnya yang sangat bijaksana; “Tiada kepatuhan kepada suatu ciptaan diatas kepatuhan kepada Allah SWT.” (Ahmad) Sesungguhnya, status orangtua dalam Islam, menempati posisi yang sangat tinggi dan terhormat. Dalam sebuah ayat disebutkan;
“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan- Nya dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang Ibu Bapak . . “ (QS. An-Nisa:36). Kepatuhan terhadap orangtua tidak terbatas kecuali dalam satu aspek, yaitu apabila berkaitan dengan kepatuhan kepada Allah SWT. Allah berfirman; ” dan jika keduanya memaksamu untuk
mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya…(QS. Luqman : 15)

Berbuat tidak patuh terhadap orangtua dalam menjalani perintah Allah SWT tidak menyebabkan kita dapat berbuat seenaknya terhadap mereka. Kita tetap harus hormat dan menyayangi mereka sepenuhnya. Allah berfirman di ayat yang sama; “dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik. Kesimpulannya, bagaimana mungkin kamu mematuhi ibumu namun melanggar Allah SWT yang menciptakan kamu dan ibumu.

ALASAN III : Posisi dan lingkungan saya tidak membolehkan saya memakai jilbab.

Saudari ini mungkin sati diantara dua tipe: dia tulus dan jujur, atau sebaliknya, ia seorang penipu yang mengatasnamakan lingkungan pekerjaannya untuk tidak memakai jilbab. Kita akan memulai dengan menjawab tipe dia adalah wanita yang tulus dan jujur. “Apakah anda tidak tidak menyadari saudariku tersayang, bahwa wanita muslim tidak
diperbolehkan untuk meninggalkan rumah tanpa menutupi auratnya dengan hijab dan adalah kewajiban bagi setiap muslim untuk mengetahuinya? Apabila engkau, saudariku, menghabiskan banyak waktu dan tenagamu untuk melakukan dan mempelajari berbagai macam hal di dunia ini, bagaimana mungkin engkau dapat sedemikian cerobohnya untuk tidak mempelajari hal-hal yang akan menyelamatkanmu dari kemarahan Allah dan
kematianmu?” Bukankah Allah SWT telah berfirman; “maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan, jika kamu tidak mengetahui (QS An-Nahl : 43). Belajarlah untuk mengetahui hikmah menutup auratmu. Apabila kau harus keluar rumahmu, tutupilah auratmu dengan jilbab, carilah kesenangan Allah SWT daripada kesenangan syetan. Karena kejahatan dapat berawal dari pemandangan yang memabukkan dari seorang wanita.

Saudariku tersayang, apabila kau benar-benar jujur dan tulus dalam menjalani sesuatu dan berusaha, kau akan menemukan ribuan tangan kebaikan siap membantumu, dan Allah SWT akan membuat segala permasalahan mudah untukmu. Bukankah Allah SWT telah berfirman; “Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rizki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. .”(QS. AtTalaq :2-3). Kedudukan dan kehormatan adalah sesuatu yang ditentukan oleh Allah SWT. Dan tidak bergantung pada kemewahan pakaian yang kita kenakan, warna yang > mencolok, dan mengikuti trend yang sedang berlaku. Kehormatan dan kedudukan lebih kepada bersikap patuh pada Allah SWT dan Rasul-Nya
SAWW, dan bergantung pada hukum Allah SWT yang murni. Dengarkanlah kalimat Allah; sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa diantara kamu..”(QS. Al-Hujurat:13) .Kesimpulannya, lakukanlah sesuatu dengan mencari kesenangan dan keridhoan Allah SWT, dan berikan harga yang sedikit pada benda-benda mahal yang dapat menjerumuskanmu.

ALASAN IV : Udara di daerah saya amatlah panas dan saya tidak dapat menahannya. Bagaimana mungkin saya dapat mengatasinya apalagi jika saya memakai jilbab.

Allah SWT memberikan perumpamaan dengan mengatakan; “api neraka jahannam itu lebih lebih sangat panas(nya) jikalau mereka mengetahui.. “(QS At-Taubah : 81)Bagaimana mungkin kamu dapat membandingkan panas di daerahmu dengan panas di neraka jahannam? Sesungguhnya saudariku, syetan telah mencoba membuat talli besar untuk menarikmud ari panasnya bumi ini kedalam panasnya suasana neraka.
Bebaskan dirimu dari jeratannya dan cobalah untuk melihat panasnya matahari sebagai anugerah, bukan kesengsaraan. Apalagi mengingat bahwa intensitas hukuman dari Allah SWT akan jauh lebih berat dari apa yang kau rasakan sekarang di dunia fana ini. Kembalilah pada hukum Allah SWT dan berlindunglah dari hukuman-Nya, sebagaimana tercantum dalam ayat; “mereka tidak merasakan kesejukan di dalamnya dan tidak (pula
mendapat) minuman, selain air yang mendidih dan nanah”(QS. AN-NABA 78:24-25). Kesimpulannya, surga yang Allah SWT janjikan, penuh dengan cobaan dan ujian. Sementara jalan menuju neraka penuh dengan kesenangan, nafsu dan kenikmatan.

ALASAN V : Saya takut, bila saya memakai jilbab sekarang, di lain hari saya akan melepasnya kembali, karena saya melihat banyak sekali orang yang begitu.

Kepada saudari itu saya berkata, “apabila semua orang mengaplikasikan logika anda tersebut, mereka akan meninggalkan seluruh kewajibannya pada akhirnya nanti! Mereka akan meninggalkan shalat lima waktu karena mereka takut tidak dapat melaksanakan satu saja waktu shalat itu. Mereka akan meninggalkan puasa di bulan ramadhan, karena
mereka tekut tidak dapat menunaikan satu hari ramadhan saja di bulan puasa, dan seterusnya. Tidakkah kamu melihat bagaimana syetan telah menjebakmu lagi dan memblokade petunju bagimu? Allah SWT menyukai ketaatan yang berkesinambungan walaupun hanya suatu ketaatan yang sangat kecil atau dianjurkan. Lalu bagaimana dengan sesuatu yang benar-benar diwajibkan sebagaimana kewajiban memakai jilbab?
Rasulullah SAW bersabda; “Perbuatan yang paling dicintai Allah adalah perbuatan mulia yang terus menerus, yang mungkin orang lain anggap kecil.” Mengapa kamu saudariku, tidak melihat alasan mereka yang dibuat-buat untuk menanggalkan kembali jilbab mereka danmenjauhi mereka? Mengapa tidak kau buka tabir kebenaran dan
berpegang teguh padanya? Allah SWT sesungguhnya telah berfirman; “maka kami jadikan yang demikian itu peringatan bagi orang-orang dimasa itu, dan bagi mereka yang datang di masa kemudian, serta menjadi pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa”(QS. AL BAQARAH 2:66) Kesimpulannya, apabila kau memgang teguh petunjuk dan merasakan manisnya keimanan, kau tidak akan meninggalkan sekali pun perintah Allah SWT setelah kau melaksanakannya.

ALASAN VI : Apabila saya memakai jilbab, maka jodohku akan sulit, jadi aku akan memakainya nanti setelah menikah.

Saudariku, suami mana pun yang lebih menyukaimu tidak memakai jilbab dan membiarkan auratmu di depan umum, berarti dia tidak mengindahkan hukum dan perintah Allah SWT dan bukanlah suami yang berharga sejak semula. Dia adalah suami yang tidak memiliki perasaan untuk melindungi dan menjaga perintah Allah SWT, dan jangan pernah berharap tipe suami seperti ini akan menolongmu menjauhi api neraka, apalagi memasuki surga Allah SWT. Sebuah rumah yang dipenuhi dengan ketidak-taatan
kepada Allah SWT, akan selalu menghadapi kepedihan dan kemalangan di dunia kini dan bahkan di akhirat nanti. Allah SWT bersabda; “dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta”(QS. TAHA 20:124) Pernikahan adalah sebuah pertolongan dan keberkahan dari Allah SWT kepada siapa saja yang Ia kehendaki. Berapa banyak wanita yang ternyata menikah sementara mereka
yang tidak memakai jilbab tidak?

Apabila kau, saudariku tersayang, mengatakan bahwa ketidak-tertutupanm u kini adalah suatu jalan menuju esuatu yang murni, asli, yaitu pernikahan. Tidak ada ketertutupan. Saudariku, suatu tujuan yang murni, tidak akan tercapai melalui jalan yang tidak
murni dan kotor dalam Islam. Apabila tujuannya bersih dan murni, serta terhormat, maka jalan menuju kesana pastilah harus dicapai dengan bersih dan murni pula. Dalam syariat Islam kita menyebutnya : Alat atau jalan untuk mencapai sesuatu, tergantung dari peraturan yang ada untuk mencapai tujuan tersebut. Kesimpulannya, tidak ada keberkahan dari suatu perkawinan yang didasari oleh dosa dan kebodohan.

ALASAN VII : Saya tidak memakai jilbab berdasarkan perkataan Allah SWT : “dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaklah kamu menyebut-nyebutnya (dengan bersyukur)”( QS.Ad-Dhuhaa 93: 11). Bagaimana mungkin saya menutupi anugerah Allah berupa kulit mulus dan rambutku yang indah?

Jadi saudari kita ini mengacu pada Kitab Allah selama itu mendukung kepentingannya dan pemahamannya sendiri ! ia meninggalkan tafsir sesungguhnya dibelakang ayat itu apabila hal itu tidak menyenangkannya. Apabila yang saya katakan ini salah, mengapa saudari kita ini tidak mengikuti ayat : “janganlah mereka menampakkan perhiasannya kecuali yang nampak daripadanya” (QS An-Nur 24: 31] dan sabda Allah SWT: “katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin; hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya..” (QS Al-Ahzab 33:59). Dengan pernyataan darimu itu, saudariku, engkau telah membuat syariah sendiri bagi dirimu, yang
sesungguhnya telah dilarang oleh Allah SWT, yang disebut at-tabarruj dan as-sufoor. Berkah terbesar dari Allah SWT bagi kita adalah iman dan hidayah, yang diantaranya adalah menggunakan hijab. Mengapa kamu tidak mempelajari dan menelaah anugerah terbesar bagimu ini? Kesimpulannya, apakah ada anugerah dan pertolongan terhadap wanita yang lebih besar daripada petunjuk dan hijab?

ALASAN VIII : Saya tahu bahwa jilbab adalah kewajiban, tapi saya akan memakainya bila saya sudah merasa terpanggil dan diberi petunjuk oleh-Nya.

Saya bertanya kepada saudariku ini, rencana atau langkah apa yang ia lakukan selama menunggu hidayah, petunjuk dari Allah SWT seperti yang dia katakan? Kita mengetahui bahwa Allah SWT dalam kalimat-kalimat bijak-Nya menciptakan sebab atau cara untuk segala sesuatu. Itulah mengapa orang yang sakit menelan sebutir obat untuk menjadi sehat, dan sebagainya. Apakah saudariku ini telah dengan seluruh keseriusan dan
usahanya mencari petunjuk sesungguhnya dengan segala ketulusannya, berdoa, sebagaimana dalam surah Al-Fatihah 1:6 “Tunjukilah kami jalan yang lurus” serta berkumpul mencari pengetahuan kepada muslimah-muslimah lain yang lebih taat dan yang menurutnya telah diberi petunjuk dengan menggunakan jilbab? Kesimpulannya, apabila saudariku ini benar-benar serius dalam mencari atau pun menunggu
petunjuk dari Allah SWT, dia pastilah akan melakukan jalan-jalan menuju pencariannya itu.

ALASAN IX : Belum waktunya bagi saya. Saya masih terlalu muda untuk memakainya. Saya pasti akan memakainya nanti seiring dengan penambahan umur dan setelah saya pergi haji.
Malaikat kematian, saudariku, mengunjungi dan menunggu di pintumu kapan saja Allah SWT berkehendak. Sayangnya, saudariku, kematian tidak mendiskriminasi antara tua dan muda dan ia mungkin saja datang disaat kau masih dalam keadaan penuh dosa dan ketidaksiapan Allah SWT bersabda; “tiap umat mepunyai batas waktu; maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan
tidak dapat (pula) memajukannya” (QS Al-An’aam 7:34] saudariku tersayang, kau harus berlomba-lomba dalam kepatuhan pada Allah SWT; “berlomba-lombalah kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari Tuhanmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumu..”(QS Al-Hadid 57:21) saudariku, jangan melupakan Allah SWT atau Ia akan melupakanmu di dunia ini dan selanjutnya. Kau melupakan jiwamu sendiri dengan tidak
memenuhi hak jiwamu untuk mematuhi-Nya. Allah mengatakan tentang orang-orang yang munafik, “dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri” (QS Al-Hashr 59: 19) saudariku, memakai jilbab di usiamu yang muda, akan memudahkanmu. Karena Allah
SWT akan menanyakanmu akan waktu yang kau habiskan semasa mudamu, dan setiap waktu dalam hidupmu di hari pembalasan nanti.Kesimpulannya , berhentilah menetapkan kegiatanmu dimasa datang, karena tidak seorang pun yang dapat menjamin kehidupannya hingga esok hari.

ALASAN X : Saya takut, bila saya memakai jilbab, saya akan di-cap dan digolongkan dalam kelompok tertentu! Saya benci pengelompokan!

Saudariku, hanya ada dua kelompok dalam Islam. Dan keduanya disebutkan dalam Kitabullah. Kelompok pertama adalah kelompok / tentara Allah (Hizbullah) yang diberikan pada mereka kemenangan, karena kepatuhan mereka. Dan kelompok kedua adalah kelompok syetan yang terkutuk (hizbush-shaitan) yang selalu melanggar Allah SWT.

Apabila kau, saudariku, memegang teguh perintah Allah SWT, dan ternyata disekelilingmu adalah saudara-saudaramu yang memakai jilbab, kau tetapi akan dimasukkan dalam kelompok Allah SWT. Namun apabila kau memperindah nafsu dan egomu, kau akan mengendarai kendaraan Syetan, seburuk-buruknya teman.

KESIMPULAN

Tubuhmu, dipertontonkan di pasar para syetan dan merayu hati para pria Model rambut, pakaian ketat yang mempertontonkan stiap detail tubuhmu, pakaian-pakaian pendek yang menunjukkan keindahan kakimu, dan semua yang dapat membangkitkan amarah Allah SWT dan menyenangkan syetan. Setiap waktumu yang kau habiskan dalam kondisi ini, akan terus semakin menjauhkanmu dari Allah SWT dan semakin membawamu lebih dekat pada syetan. Setiap waktu kutukan dan kemarahan menuju kepadamu dari
surga hingga kau bertaubat. Setiap hari membawamu semakin dekat kepada kematian. “tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain dari
kesenangan yang memperdayakan” (QS Ali `Imran 3:185). Naikilah kereta untuk mengejar ketinggalan, saudariku, sebelum kereta itu melewati stasiunmu. Renungkan secara mendalam, saudariku, apa yang terjadi hari ini sebelum esok datang. Pikirkan tentang hal ini, saudariku, sekarang, sebelum semuanya terlambat !

“Fa maadza ba’da-lhaqq, illa-dl_dlalaal”

dikutip dari milis

Baca Selengkapnya ...

Thursday, May 22, 2008

BIDADARI SURGA


“Dan (di dalam surga itu) ada bidadari-bidadari yang bermata jeli, laksana mutiara yang tersimpan baik, sebagai balasan bagi apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Al-Waaqi’ah [56] : 22-24)


Sebuah kehidupan di Jannah yang penuh dengan kenikmatan yang tiada tara . Air yang terpancar dari mata air Kafur, Tsanim dan Salsabil serta sungai-sungai yang mengalirkan air susu. Kemudian, para gadis yang elok nan rupawan berdiam diri di dalam istana-istana surga, mereka tak kan pernah keluar melainkan menunggu para calon suaminya yang beriman ketika di dunia. Kecantikan, keindahan tubuh, keanggunan dan segala kelebihan yang dimilikinya tak bisa dilukiskan dengan kata-kata, tak mampu untuk digambarkan dengan pena-pena kita. Gadis perawan itu terjaga kesuciannya, tak pernah tersentuh oleh tangan-tangan jahil baik dari kalangan manusia maupun jin. Mereka adalah para wanita surga atau yang lebih kita kenal dengan nama BIDADARI. Demikianlah gambaran yang terlintas di benak kita sekilas mengenai bidadari dan keindahan urga….untuk selebihnya Wallahua’lam Gambaran tentang surga dan neraka, malaikat dan bidadari, merupakan sesuatu yang termasuk ke dalam perkara ghoibiah. Kita mengimaninya berdasarkan informasi yang diberikan melalui firman Allah dan sabda Rasul-Nya.

KARAKTERISTIK SANG BIDADARI

Mengenai bidadari itu sendiri, kita mengetahuinya sesuai dengan yang diinformasikan oleh Al-Qur’an dan As-Sunnah. Di antara khabar itu adalah karakter sang bidadari, inilah karakter yang dimiliki oleh wanita surga itu yaitu Cantik dan Berakhlak baik.

Sekali lagi, siapa pun tak dapat menggambarkan kecantikannya. Jangankan untuk itu, sekadar mengkhayalkannya saja kita tak berdaya.

Namun kecantikan dan keindahan bentuk tubuhnya, Allah berfirman : “Seakan-akan bidadari itu permata yaqut dan marjan” (QS. Ar-Rahmaan [55] :58)

“Di dalam surga-surga itu ada bidadari-bidadari yang baik-baik lagi cantik-cantik” (QS. Ar-Rahmaan [55] : 70)

“(Bidadari-bidadari) yang jelita, putih bersih dipingit di dalam rumah.” (QS. Ar-Rahmaan [55] : 72)

Ath-thabrani meriwayatkan dalam kitab Mujamnya dari Ummu Salamah, dia berkata : “Wahai Rasulullah, tolong terangkan kepadaku tentang firman Allah : ‘Huurun ‘iin”, Rasulullah berkata : “Huurun ‘iin artinya mata yang indah dan jeli.” Aku berkata lagi “Wahai Rasulullah, tolong terangkan kepadaku tentang firman-Nya : ‘Kaamtsaalil lu’lu’il maknun.” Rasulullah berkata : “Artinya bersih sebersih mutiara yang tak pernah disentuh tangan.” Aku berkata lagi : “Wahai Rasulullah, tolong terangkan kepadaku tentang firman-Nya: ‘Fii hinna khoiroot hisaan”. Rasulullah berkata : “Baik akhlaknya dan cantik wajahnya.” Aku berkata lagi : “Tolong terangkan kepadaku tentang firman-Nya : ‘Kaannahunna baidhun maknuun”. Rasulullah berkata : “Kelembutan kulit mereka seperti kulit yang ada di bagian dalam kulit telur.” Aku berkata lagi : “Wahai Rasulullah, tolong terangkan kepadaku tentang firman-Nya : ‘Uruban atrooban”. Rasulullah berkata : “Mereka yang di dunia sudah tua renta, di surga menjadi gadis-gadis yang sebaya.” (Hadits ini diriwayatkan oleh Thabrani, dari Bakar bin Sahl Ad-Dimyathi, dari Umar bin Hasyim Al-Hassan, dari Hasan, dari bapaknya, dari Ummu Salamah, dia berkata : “Aku mengingatnya.” )

Itulah gambaran tentang karakteristik dari bidadari surga. Di samping itu juga ada karakteristik khusus yang tak dimiliki oleh wanita dunia, di antara karakteristik khusus wanita surga itu adalah “Suci dan disucikan”, sebagaimana firman Allah SWT, “Dan untuk mereka di dalamnya ada istri-istri yang suci.” (QS. Al-Baqarah [2] : 25). Mereka tidak memiliki sejumlah kotoran atau mengalami proses sekresi seperti halnya wanita dunia, misalnya haidh, nifas, buang air kecil atau buang air besar, ludah, dahak, peluh, serta kentut, baik yang berbunyi maupun tidak.

Penuh CINTA, dalil yang berkenaan dengan ini adalah firman Allah SWT dalam surat Al-Waaqi’ah [56] : 37, “Penuh cinta lagi sebaya umurnya.”

Gadis ABADI, dalam surat an-Naba ayat 33, diterangkan maksud dari gadis-gadis remaja yang sebaya adalah mereka tidak pernah mengenal uban atau tua, bahkan setiap pekan mereka akan bertambah cantik dan menawan.

Tidak Mata Keranjang (QS. Ar-Rahmaan [55] : 56) dan hanya tinggal di dalam rumah. Inilah yang seharusnya menjadi kaca perbandingan bagi setiap mu’minah, sang bidadari begitu extra dalam menahan pandangan dan tidak pernah keluar dari istananya.

Tubuhnya wangi dan bercahaya. Dalam riwayat Bukhari dalam Kitab Shahihnya, Rasulullah SAW bersabda, “Seandainya salah seorang dari wanita surga menampakkan diri ke bumi, niscaya akan bercahaya antara bumi dan langit dan niscaya antara bumi dan langit itu dipenuhi dengan bau wangi. Tutup kepala wanita surga saja lebih baik daripada dunia dan segala isinya.” Diriwayatkan oleh Abu Bakar bin Abi Dunya.

Do’a bidadari untuk para suami mereka di dunia, dalam Kitab Maraasilnya, ‘Ikrimah meriwayatkan : “Sesungguhnya para bidadari berdoa untuk para suami mereka saat para suami mereka masih berada di dunia. Mereka berkata : “Ya Allah, tolonglah dia dalam menjalankan agama; hadapkan dia dengan hatinya untuk taat kepada-Mu, dan sampaikan dia kepada kami, demi kemuliaan-Mu, wahai Rabb Maha Penyayang di antara semua yang penyayang.”

Subhanallah…. demikianlah karakteristik wanita surga itu. Untuk para wanita…seharusnyalah kita terbetik rasa iri dengan para bidadari tersebut…agar termotivasi untuk menjadi wanita muslimah yang taat pada Allah dan Rasul-Nya. Sekarang kalau sudah begitu, apa yang ada di benakmu, wahai mukminah…???

WANITA DUNIA BISA LEBIH BAIK DARI BIDADARI SURGA

Surga adalah hak asasi atas muslim yang beriman dan beramal shalih. Surga dipersembahkan khusus bagi hamba-Nya yang taat, baik dari kaum pria maupun wanita.

Begitu pula dengan seorang wanita jika ia berniat untuk berhijrah menjadi seorang mukminah sejati.

Perlombaan untuk menjadi lebih baik dibandingkan dengan makhluk Allah lainnya adalah hak asasinya sebagai seorang hamba.

Dengan melihat karakteristik sang bidadari, seharusnyalah hal tersebut menjadi cermin bagi setiap wanita dunia.

Bidadari adalah makhluk yang tercipta mirip dengan bangsamu, wahai wanita, tapi ketahuilah engkau bisa lebih baik dan lebih mulia darinya, Insya Allah.

Ingatlah firman Allah dalam surat At-Tiin ayat 4, “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk sebaik-baiknya.”

Maka dari itu…Berusahalah… Berlombalah… dan Bersegeralah dalam ketaatan kepada Allah SWT agar engkau lebih anggun daripadanya.

Di antara jalan yang dapat ditempuh adalah MENJAGA KESUCIAN. Jagalah permatamu, wahai mukminah, Janganlah kau umbar dan kau jual dengan harga yang murah, apalagi harga itu adalah harga duniawi yang kotor. Milikilah rasa penuh cinta. Tumbuhkanlah cinta itu hanya kepada Allah serta mempersiapkan cintamu itu untuk seorang laki-laki yang akan menjadi suamimu atau telah sah menjadi suamimu.

Girls, janganlah terjerat dan terperangkap dengan rayuan gombal dan cinta buta, sebab hal itu hanya akan menggoreskan luka di hatimu.

Next,….Jagalah dan Tundukkanlah pandanganmu, karena wanita dunia yang menyakiti suaminya dengan memandang pria lain (sekalipun terpaksa), merupakan wanita yang memiliki kekurangan dan kehinaan dalam dirinya. Maka pantaslah jika suaminya (yang sholeh) akan direbut oleh para bidadari surgawi.

Referensi :

Ukhti Al-Muslimah Sabiiluki ilal Jannah. Karya : Itisham Ahmad Sharraf, Daar Al-I’tisham
Ensiklopedia Surga, Karya : Mahir Ahmad Ash-shufi, Pustaka Azzam
Mu’minah, No. 8 Tahun I, 2006

Baca Selengkapnya ...

Monday, May 5, 2008

Mother, What a glorious career!!!

Assalamu'alaikum Wr Wb

Mother, What a glorious career!!!
Ini dari temen liqoku di Adelaide
Sebuah cerita lagi tentang Ibu….

Satu hari aku berada disebuah kantor bersama perempuan bernama Emily yang datang ke tempat itu untuk memperbaharuhi Sim-nya.

Pada bagian registrasi, seorang petugas menanyakan tentang apa pekerjaannya.

Emily agak ragu dan tidak pasti bagaimana dia harus menjelaskan atau mengklasifikasikan jenis pekerjaannya.

Melihat kebingungannya si petugas bertanya lagi “Yang saya maksud, apa anda memiliki pekerjaan atau anda hanya seorang ibu umah tangga??”

”Oh tentu aku memiliki pekerjaan” jawab Emily dengan cepat. “Aku adalah seorang ibu” akhirnya Emily menjawab mantap.

”Tapi” kata si petugas

"Maaf kami tidak memasukan "Ibu" (mother) dalam daftar pekerjaan. Yang ada disini adalah ibu rumah tangga (housewife) dan itu sudah mencakup semuanya"

Aku tertegun sejenak mendengar penjelasan petugas tersebut juga saat melihat wajah Emily tapi kemudian aku melupakan kejadian itu sampai satu hari aku berada dalam situasi yang sama dengan Emily, kali ini aku ada dibalai kota untuk satu urusan yang mengharuskan aku menjawab beberapa pertanyaan untuk kelengkapan administrasi.

Petugas yang menanyaiku tentu saja adalah seorang wanita karir yang bangga dengan pekerjaanya dan memberikan pertanyaan padaku dengan nada-nada suara seperti halnya seorang interrogator

"Apa pekerjaan anda?"

Entah apa yang terlintas dikepalaku sampai aku menemukan ide untuk menjawab pertanyaan tersebut dengan versiku sendiri.

Aku adalah Research Associate dibidang pengembangan anak dan hubungan manusia.

Petugas itu diam sejenak seperti berpikir pekerjaan apa ini karena dia belum pernah mendengarnya sebelumnya. Aku mengulanginya sekali lagi dengan lebih pelan dan menekankan suaraku pada bagian-bagian kata yang penting dan memandangnya dan memastikan dia menulisnya dengan benar.

Dan "boleh saya bertanya sesuatu" kata petugas tersebut padaku dengan rasa tertarik diwajahnya. "Kira-kira apa yang anda lakukan dibidang pekerjaan anda itu?

Dan dengan percaya diri dan tanpa ragu-ragu aku mendengar suara-suara yang keluar dari mulutku menjawab pertanyaannya.

"Aku melakukan riset berkelanjutan, (bukankah seorang ibu melakukan itu) Aku melakukannya di dalam laboratorium dan di lapangan (maksudku di dalam dan di luar rumah, bukankah dalam situasi normal begitulah kita menyebutnya)

Aku bekerja untuk masterku (untuk seluruh keluarga) Dan aku telah memiliki empat kredit (semua anak perempuanku)

Tentu saja, pekerjaan ini salah satu pekerjaan yang sangat sibuk dan salah satu pekerjaan kemanusiaan yang sangat menuntut waktu, tenaga dan pikiranku (ada ibu yang tidak setuju dengan itu??)

Dan aku biasanya bekerja 14 jam sehari ( sebenarnya malah 24 jam) tapi pekerjaan ini sangat menantang dari karir apapun dan penghargaan yang kudapatkan adalah rasa kepuasaan dan rasa bahagia, dan itu lebih memuaskan dibandingkan dengan uang.”

Ada nada hormat dari suaranya saat dia selesai mendengarkan penjelasanku dan menyelesaikan pengisian dokumen. Kemudian dia berdiri dan mengantarku kedepan pintu. Aku berjalan ke arah tempat parkir mobilku dengan perasaan bangga atas karirku yang sangat cemerlang.

Sesampai dirumah aku disalami oleh tiga orang asistenku berumur, 13, 7 dan 3 tahun. Dari lantai atas aku bisa mendengar experiment baru kami (seorang bayi berumur 6 bulan) pada program pengembangan anak, sedang mencoba mengucapkan pola-pola kalimat baru.

aku merasa sangat sukses dengan semuanya. Betapa ibu adalah sebuah karir yang luar biasa. Khususnya apabila kita bisa menuliskan title ini didepan pintu kita, maka, Nenek akan menjadi Senior Research Associate dibidang pengembangan anak dan hubungan manusia. Nenek buyut menjadi Executive Senior Research Associates. Dan, para saudara perempuan dan para bibi adalah Associate Research Assistants.
Mother, What a glorious career!!!
Bagaimana para IBU??

wassalam

Diambil dari mailing list kafemuslimah

Baca Selengkapnya ...

Wednesday, January 30, 2008

19 Hadist Nabi Mengenai Wanita

Artikel Muslimah - Tuesday, 10 July 2007

Kafemuslimah.com

1. Doa perempuan lebih makbul daripada lelaki karena sifat penyayangnya yang lebih kuat daripada lelaki. Ketika ditanya kepada Rasulullah akan hal tersebut, jawab baginda, "Ibu lebih penyayang daripada bapak dan doa orang
yang penyayang tidak akan sia-sia".

2. Apabila seseorang perempuan mengandung janin dalam rahimnya, maka beristighfarlah para malaikat untuknya. Allah mencatatkan baginya setiap hari dengan 1.000 kebajikan dan menghapuskan darinya 1.000 kejahatan.

3. Apabila seseorang perempuan mulai sakit hendak bersalin, maka Allah mencatatkan baginya pahala orang yang berjihad pada jalan Allah.

4. Apabila seseorang perempuan melahirkan anak, keluarlah dia dari dosa-dosa seperti keadaan ibunya melahirkannya.

5. Apabila telah lahir anak lalu disusui, maka bagi ibu itu setiap satu tegukan daripada susunya diberi satu kebajikan.

6. Apabila semalaman ibu tidak tidur dan memelihara anaknya yang sakit, maka Allah memberinya pahala seperti memerdekakan 70 hamba dengan ikhlas untuk membela agama Allah.

7. Barangsiapa yang menggembirakan anak perempuannya, derajatnya seumpama
orang yang sentiasa menangis karena takut akan Allah dan orang yang takut akan Allah, akan diharamkan api neraka ke atas tubuhnya.

8. Barangsiapa membawa hadiah, (barang makanan dari pasar ke rumah lalu diberikan kepada keluarganya, maka pahalanya seperti bersedekah. Hendaklah mendahulukan anak perempuan daripada anak lelaki. Maka barangsiapa yang menyukakan anak perempuan seolah-olah dia memerdekakan anak NabiIsmail.

9. Tiap perempuan yang menolong suaminya dalam urusan agama, maka Allah memasukkan dia ke dalam syurga lebih dahulu daripada suaminya(10.000 tahun).

10. Perempuan apabila sembahyang lima waktu, puasa bulan Ramadhan,memelihara kehormatannya serta taat akan suaminya, masuklah dia dari pintu syurga mana saja yang dikehendaki.

11. Wanita yang solehah (baik) itu lebih baik daripada 1.000 lelaki yang soleh.

12. Aisyah berkata, "Aku bertanya kepada Rasulullah, siapakah yang lebih besar haknya terhadap wanita? Jawab Rasulullah, "Suaminya. "Siapa pula yang berhak terhadap lelaki?" Jawab Rasulullah, "Ibunya".

13. Apabila memanggil akan engkau dua orang ibu bapakmu, maka jawablah panggilan ibumu dahulu.

14. Wanita yang taat akan suaminya, semua ikan-ikan di laut, burung diudara, malaikat di langit, matahari dan bulan semua beristighfar baginya selama dia taat kepada suami serta menjaga sembahyang dan puasanya.

15. Wanita yang taat berkhidmat kepada suaminya akan tertutup pintu-pintu neraka dan terbuka pintu-pintu syurga. Masuklah dari mana-mana pintu yang dia kehendaki dengan tidak dihisab.

16. Syurga itu di bawah tapak kaki ibu.

17. Wanita yang tinggal bersama anak-anaknya akan tinggal bersama aku Nabi SAW) di dalam syurga.

18. Barangsiapa mempunyai tiga anak perempuan atau tiga saudara perempuan atau dua anak perempuan atau dua saudara perempuan lalu dia bersikap ihsan dalam pergaulan dengan mereka dan mendidik mereka dengan penuh rasa takwa serta bertanggungjawab, maka baginya syurga.

19. Dari Aisyah r.a., Barangsiapa yang diuji dengan sesuatu daripada anak-anak perempuan lalu dia berbuat baik kepada mereka, maka mereka akan menjadi penghalang baginya daripada api neraka.

Baca Selengkapnya ...

Sebab Utama Lelaki Ditarik Ke Neraka Oleh Wanita

Artikel Islam - Thursday, 15 November 2007

Kafemuslimah.com


Di akhirat nanti ada 4 golongan lelaki yg akan ditarik masuk ke neraka oleh wanita. Lelaki itu adalah mereka yg tidak memberikan hak kpd wanita dan tidak menjaga amanah itu. Mereka ialah:

1. Ayahnya :
Apabila seseorang yg bergelar ayah tidak mempedulikan anak2 perempuannya didunia. Dia tidak memberikan segala keperluan agama seperti mengajar solat,mengaji dan sebagainya Dia membiarkan anak2 perempuannya tidak menutup aurat. Tidak cukup kalau dgn hanya memberi kemewahan dunia sahaja. Maka dia akan ditarik ke neraka oleh anaknya.
( Duhai lelaki yg bergelar ayah, bagaimanakah hal keadaan anak perempuanmu sekarang? Adakah kau mengajarnya bersolat & saum?..menutup aurat?.. pengetahuan agama?.. Jika tidak cukup salah satunya, maka bersedialah utk menjadi bahan bakar neraka jahannam.)


2. Suaminya
Apabila sang suami tidak mempedulikan tindak tanduk isterinya. Bergaul! bebas di pejabat, memperhiaskan diri bukan utk suami tapi utk pandangan kaum lelaki yg bukan mahram. Apabila suami mendiam diri walaupun seorang yg alim dimana solatnya tidak pernah bertangguh, saumnya tidak tinggal, maka dia akan turut ditarik oleh isterinya bersama-sama ke dlm neraka. (p/s; Duhai lelaki yg bergelar suami, bagaimanakah hal keadaan isteri tercintamu sekarang?. Dimanakah dia?
Bagaimana akhlaknya? Jika tidak kau menjaganya mengikut ketetapan syari'at, maka terimalah hakikat yg kau akan sehidup semati bersamanya di 'taman' neraka sana .)



3. Kakak Laki" nya
Apabila ayahnya sudah tiada,tanggungjawab menjaga maruah wanita jatuh ke bahu abang-abangnya dan saudara
lelakinya. Jikalau mereka hanya mementingkan keluarganya sahaja dan adiknya dibiar melencong dari ajaran Islam, tunggulah tarikan adiknya di akhirat kelak.

(p/s; Duhai lelaki yg mempunyai adik perempuan, jgn hanya menjaga amalmu, dan jgn ingat kau terlepas.kau juga akan dipertanggungjawabk an diakhirat kelak...jika membiarkan adikmu bergelumang dgn maksiat... dan tidak menutup aurat.)


4. Anak2 lelakinya
Apabila seorang anak tidak menasihati seorang ibu perihal kelakuan yg haram disisi Islam. bila ibu membuat kemungkaran mengumpat, memfitnah, mengatai dan sebagainya.. .maka anak itu akan disoal dan dipertanggung jawabkan di akhirat kelak....dan nantikan tarikan ibunya ke neraka. (p/s; Duhai anak2 lelaki.... sayangilah ibumu.... nasihatilah dia jika tersalah atau terlupa.... krn ibu juga insan biasa... x lepas dr melakukan dosa... selamatkanlah dia dr menjadi 'kayu api' neraka....jika tidak, kau juga akan ditarik menjadi penemannya.) ............ ......... ......... . .........
Lihatlah.... .betapa hebatnya tarikan wanita bukan sahaja di dunia malah diakhirat pun tarikannya begitu hebat.
Maka kaum lelaki yg bergelar ayah/suami/kakak atau anak harus memainkan peranan mereka.


Firman Allah S.W.T
"Hai anak Adam, peliharalah diri kamu serta ahlimu dari api neraka dimana bahan bakarnya ialah manusia, jin dan batu-batu... ."

Baca Selengkapnya ...

Thursday, January 24, 2008

Istimewanya Wanita ISLAM

Ada yg bilang susah jadi wanita ISLAM, lihat saja peraturan dibawah ini :

1. Wanita auratnya lebih susah dijaga berbanding lelaki.
2. Wanita perlu meminta izin dari suami apabila mau keluar rumah tetapi tidak sebaliknya.
3. Wanita saksinya kurang berbanding lelaki.
4. Wanita menerima pusaka kurang dari lelaki.
5. Wanita perlu menghadapi kesusahan mengandung dan melahirkan anak.
6. Wanita wajib taat kepada suaminya tetapi suami tak perlu taat pada isterinya.
7. talak terletak di tgn suami dan bukan isteri.
8. Wanita kurang dalam beribadat karena masalah haid dan nifas yang tak ada pada lelaki.
makanya mereka nggak capek-capeknya berpromosi untuk "MEMERDEKAKAN WANITA ISLAM"

Pernahkah kita lihat sebaliknya (kenyataannya)??

Benda yang mahal harganya akan dijaga dan dibelai serta disimpan ditempat yang teraman dan terbaik. Sudah pasti intan permata tidak akan dibiar terserak bukan?

Itulah bandingannya dengan seorang wanita. Wanita perlu taat kepada suami tetapi lelaki wajib taat kepada ibunya 3 kali lebih utama dari bapaknya. Bukankah ibu adalah seorang wanita?

Wanita menerima pusaka kurang dari lelaki tetapi harta itu menjadi milik pribadinya dan tidak perlu diserahkan kepada suaminya, manakala lelaki menerima pusaka perlu menggunakan hartanya untuk isteri dan anak-anak.

Wanita perlu bersusah payah mengandung dan melahirkan anak, tetapi setiap saat dia didoakan oleh segala makhluk, malaikat dan seluruh makhluk ALLAH di muka bumi ini, dan matinya jika karena melahirkan adalah syahid.

Di akhirat kelak, seorang lelaki akan dipertanggungjawabkan terhadap 4 wanita ini: Isterinya, ibunya, anak perempuannya dan saudara perempuannya.

Manakala seorang wanita pula, tanggungjawab terhadapnya ditanggung oleh 4 orang lelaki ini: Suaminya, ayahnya, anak lelakinya dan saudara lelakinya.

Seorang wanita boleh memasuki pintu Syurga melalui mana mana pintu Syurga yang disukainya cukup dengan 4 syarat saja : Sembahyang 5 waktu, puasa di bulan Ramadhan, taat suaminya dan menjaga kehormatannya.

Seorang lelaki perlu pergi berjihad fisabilillah tetapi wanita jika taat akan suaminya serta menunaikan tanggungjawabnya kepada ALLAH akan turut menerima pahala seperti pahala orang pergi berperang fisabilillah tanpa perlu mengangkat senjata.
Masya Allah... demikian sayangnya Allah pada wanita... khan?
Maka berbahagialah engkau wahai Wanita Muslimah...

Baca Selengkapnya ...