DIANTARA Utusan Allah yang namanya banyak disebut dalam Al Quran ialah Nabi Musa AS. Dari pertanyaan-pertanyaannya kepada Allah banyak hikmah yang dapat kita petik. Diantaranya sebagai berikut.
ABU SULAIMAN AL DARANI berkata: "Suatu hari Nabi Musa AS melewati seseorang yang diterkam binatang buas. Musa AS mencari tahu tentang orang tersebut. Ternyata ia seorang soleh. Lalu Nabi Musa bermunajat: "Ya Tuhanku, sesungguhnya ia orang yang taat kepada-Mu, mengapa aku diberi kesempatan untuk menyaksikan peristiwa ini?" Allah SWT menjawab: "Sesungguhnya ia telah memohon derajat yang tinggi, tetapi amalnya belum mencapai derajat tersebut. Oleh karena itu, Aku berikan cobaan kepadanya agar dapat mencapai derajat yang dia inginkan."
Lain waktu Nabi Musa bermunajat dibukit Thursina. Isinya: "Ya Allah, tunjukkanlah keadilan-Mu kepadaku!" Allah memerintahkan Nabi Musa turun ke lembah. Tidak lama kemudian Musa melihat seorang penunggang kuda datang menuju sebuah sumur. Disitu ia minum dan berwudhu. Setelah salat ia buru-buru pergi, sampai-sampai satu kantong yang berisi uang seribu dinar, tertinggal. Tidak lama kemudian datang seorang bocah. Ia mampir di sumur itu untuk minum. Melihat ada sebuah kantong, ia pungut dan membawanya pergi. Berikutnya datang lagi seorang kakek yang buta. Dengan tertatih-tatih, ia berhasil juga menemukan air. Usai minum ia berwudhu dan salat. Setelah salam, datang lagi si Penunggang Kuda yang kantongnnya ketinggalan. Ia menuduh si kakek itulah yang mengambil kantong tersebut. Walaupun berbagai argumentas telah disampaikannya kepada si Penunggang kuda itu, namun tuduhan tetap kepadanya. Akhirnya si Penunggang Kuda habis kesabarannya dan ia bunuhlah si kakek buta itu.
Melihat adegan itu, Musa munajat: "Ya Tuhan, sungguh aku tidak sabar atas kejadian itu. Namun aku yakin Engkau sangat adil. Mengapa kejadian mengenaskan itu bisa terjadi?" Malaikat Jibril AS turun menjelaskan: "Anak kecil yang memungut kantong itu adalah mengambil haknya. Dahulu, ayahnya pernah bekerja di tempat si Penunggang Kuda itu, tetapi ia tidak membayar secara penuh, sejumlah seribu dinar tersebut. Adapun kakek buta itu adalah orang yang telah membunuh ayah anak kecil itu sebelum mengalami kebutaan."
Nabi Musa AS pernah melihat seorang yang sedang berdoa dengan khusyuk dan nampak memelas. Musa merasa hiba kepada orang itu, karena doanya belum juga dikabulkan Tuhan. Lalu Nabi Musa bermunajat lagi: "Ya Tuhan, jika saja aku mempunyai apa yang dimintanya itu, niscaya akan aku berikan!" Allah SWT menjawab: "Wahai Musa, ketahuilah bahwa Aku sayang kepada orang itu. Akan tetapi dia berdoa kepada-Ku sedangkan hatinya masih mengingat pada kambing yang dimilikinya. Aku tidak mau mengabulkan doa seorang hamba yang ketika berdoa hatinya masih mengingat selain-Ku."
Dikisahkan lagi, Nabi Musa AS mengadukan sakit giginya kepada Allah. Allah berfirman: "Ambillah rumput tifani dan letakkan di gigimu yang sakit." Nabi Musa AS megikuti perintah itu. Seketika sakit giginya hilang. Beberapa waktu kemudian, ia mengelami sakit gigi lagi. Karena sudah tahu obatnya, ia langsung mengambil rumput tifani dan meletakkannya sebagaimana pertama kali. Cuma anehnya, kali ini bukannya sembuh, sakit giginya justru bertambah parah. Nabi Musa AS kembali memohon pertolongan Allah SWT. Allah SWT berfirman: "Wahai Musa! Aku adalah yang menyembuhkan dan menyehatkan. Aku adalah yang memberikan bahaya dan manfaat. Pada waktu pertama, engkau melakukannya karena Aku, sehingga Kuhilangkan penyakitmu. Sedangkan sekarang engkau melakukannya bukan karena Aku, melainkan rumput tifani itu. ( Hikayat Sufi ). Kisah Nabi Musa AS tersebut memberikan gambaran bahwa yang menolong kita sebenarnya bukan ikhtiar kita, tetapi kekuasaan dan pertolongan Allah.
Pada lain waktu, nabi Musa AS bermunajat kepada Allah: "Ya Tuhan. Katanya Engkau Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Tapi kenapa masih ada hamba-Mu yang dimasukkan ke dalam neraka?" Allah SWT tidak menjawab langsung, tapi menyuruh Musa menanam padi sampai dipanen dan hasilnya dibawa pulang kerumah. Perintah Allah itu dikerjakan oleh nabi Musa AS. Kemudian Allah SWT bertanya: "Apakah semua padi hasil panen itu kau bawa pulang kerumah?" Musa menjawab: "Tidak, ya Tuhan! Yang saya bawa pulang adalah padi yang baik. Sedang yang tidak baik (hampa) dan busuk, saya bakar, agar tidak merusak padi yang baik-baik." Lalu Alllah SWT menjawab: "Begitulah, wahai Musa. Bagi hamba-hamba-Ku yang baik, Aku masukkan ke dalam surga-Ku. Tapi yang tidak baik Aku bakar agar tidak merusak hamba-Ku yang baik-baik." Wallahualam.*
Tuesday, May 27, 2008
Hikmah Dari setiap Peristiwa
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment