Tuesday, September 13, 2011

[Kesan Pertama] Kupinang Kau Dengan Bismillah



Maaf bila ada yg tidak berkenan, ini cuma uneg - uneg.

Saat membaca judulnya langsung ingat bukunya Faudzil Adhim, sudah lama sih baca buku itu dan setahuku itu buku bukan novel. Jadi cukup penasaran sama ceritanya.
  
Karena ini sinetron dari awal aku ga beharap banyak, biasalah sinetron paling ceritanya segitu begitu aja. Hari ini tayang perdana, baru juga kelar nontonnya.
  
Sempet ketinggalan awal cerita, tapi setelah beberapa menit kayaknya ceritanya udah bisa ditebak. Lelaki sholeh nan miskin jatuh cinta pada perempuan kaya yang notabene engga sholihah.
  
Di episode pertama ini udah kecewa dengan alur ceritanya, kenapa? Satu saat bapaknya siapa tadi (lupa namanya) kecelakaan dan butuh biaya rumah sakit, si anak mencoba meminta pertolongan pada kerabatnya.
  
Dilihat dari caranya dipanggil sepertinya dia ulama, tapi sayang istrinya yang dimintai tolong si anak malah ketus tak perduli dengan kesusahan saudaranya, masalahnya yang membuatku kecewa adalah si istri tersebut berjilbab, sebagai istri seorang ulama seharusnya ia lebih perduli, santun dalam betutur dan dermawan.



Kedua, teman si Amran yang diperankan oleh Ramzi, menggunakan logat Melayu, sepertinya ia memerankan pelajar Malaysia. Bukan karena ia seorang Malaysia yang membuat ku bete, disitu ia memang menjadi sahabat yang baik, ia mengingatkan tujuan Amran datang ke Turki, namun cara dia mengingatkan yang kurang ihsan, mana saat ia diajak Amran menemui Nirvana (Kalo ga salah) awalnya ia menolak tapi saat Amran bilang temannya cantik, ia pun tergoda.
  
Ketiga, saat pertama kali Amran dan Nirvana bertemu disitu digambarkan Amran terpesona oleh kecantikan Nivana. Memang ini bukan sinetron religi tapi tokoh Amran ini digambarnya sebagai pelajar Indonesia yang sholeh.
  
Fisik memang bisa mempesona laki - laki, tapi bukan kah sebagai laki - laki sholeh kecantikan bukanlah tolok ukur utama, melihat perempuan yang mengumbar aurat seharusnya khan ia bisa menahan pandangannya.
  
Tapi ini baru episode pertama, semoga kesan awal saya ini keliru. Sinetron ini alurnya tidak sesederhana perkiraan saya dan semoga setidaknya sinetron ini bisa bermanfaat. Entah untuk siapa.


Minimal jadi motivasi suatu hari nanti bisa mengunjungi sendiri Istambul, menatap langsung Hagia Sophia, menyaksikan kota yang pernah dibebaskan Sultan Muhammad Alfatih. Amiin

Suci
12 September 2011. 20.22

1 comment:

Anonymous said...

betul sekalim, sinetron ini hanya rupanya ingin mengangkat islam tapi padahal menjatuhkan islam juga kayaknya, tapi nggak tau ahh, saya juga males nonton, gak ada nilai edukatifnya