Friday, August 6, 2010

[Diary Kenangan] Jilbab Pertama Ku


7 Juli 2003

Hari ini untuk pertama kalinya aku menggunakan seragam sekolah kebanggan kami dengan cara yang berbeda

Gugup, aku agak kuatir dengan reaksi teman – teman yang akan kutemui nanti, aku takut mereka mencibir.

Memakai pakaian ini serasa memanggul beban berat di pundakku, aku takut setiap gerak gerik ku akan berpengaruh pada reputasi muslimah kebanyakan, aku yang ceroboh, yang tak bisa diam. Semoga mereka dapat berfikir dengan bijak bahwa kalau aku belum bisa bersikap baik karena ini aku. Tidak semua muslimah seperti aku.

Namun ketakutan ku tak menyurutkan niat ku tuk melanjutkan langkah ku berbaju muslimah, menutup aurat. Alhamdulillah.

Setelah mematut diri didepan cermin, ku kembangkan senyum kubalikkan badan memandang satu persatu teman – teman sekamar ku. Senyum mereka memberi kekuatan tambahan untuk menjalani hari tanpa beban. Terima kasih.


Selain hari pertama mengenakan jilbab, hari ini adalah hari pertama aku menjadi siswa kelas empat salah satu sekolah menengah kejuruan, kelas empat? Agak aneh ya, di sekolah ku ada ekstra 6 bulan untuk melakukan Praktek Kerja Lapangan di industri yang lebih dikenal dengan sebutan On The Job Training, dan diakhir semester akan ditutup dengan sidang tugas akhir sama persis dengan skripsi untuk mendapat gelar sarjana.

Karena lokasi OJT yang cukup jauh dengan rumah, aku bersama ke empat teman yang lain memilih ngekos didekat tempat OJT. Dan hari ini hari pertama aku menginjakkan kaki diperusahaan perkapalan terbesar di Indonesia bahkan dengar dengar ini adalah galangan kapal trebesar seasia tenggara.

Aku kaget, hampir tak percaya pada sambutan teman – teman yang ku temui di tempat OJT saat kami semua dikumpulkan di depan halaman diklat PT. PAL. Teman – teman yang sudah terlebih dahulu mengenakan hijab menyambutku dengan pelukan hangat yang menenangkan, begitu pula ucapan selamat dari yang lain.

Teman – teman pria pun menatap ku dengan wajah sumringah, celetukan celetukan mereka menjadi dukungan yang berarti untuk ku.

Kilasan – kilasan kenangan masa lalu kerap hadir mengingatkan ku akan arti indahnya ukhuwah, meskipun hanya secuil senyum yang tulus, itu berarti dukungan yang besar. Pelukan hangat dari saudara dapat menenangkan hati yang gelisah.


Terima kasih teman telah memberi warna dalam hidup ku. Menguatkan ku dalam langkah ku.

Suci
Wonoayu, 6 Agustus 2010 15.14
Di sela sela menunggu tamu kantor yang tak kunjung datang, apa ditinggal pulang aja ya…
^_^

1 comment:

Anonymous said...

tetap semangat mbak...

salam Ramadhan...