Rose,
Akhirnya sampai juga buku ini dalam genggaman, saat mulai membaca aq benar
– benar tidak punya gambaran sedikitpun buku ini bercerita tentang apa. Sinta
Yudisia sudah merupakan jaminan bacaan bagus dan berbobot bagiku. Jadi saat
ditag mbak Sinta review buku ini via fesbuk, aq langsung skip. Bukannya ga
suka, tapi ogah dapet spoiler, soalnya direview biasanya ada spoilernya. Bahkan
saat mengambil buku ini dari rak, aku tidak mengintip sinopsi dibelakangnya.
Padahal membaca sinopsis buku adalah salah satu kegiatan wajib ku saat hendak
membawa buku ke meja kasir. Pengecualian untuk mbak Sinta Yudisia.
Membaca judulnya dan dari awal cerita kupikir cerita ini akan berkisar
tentang perempuan bernama “Rose” ternyata dugaan ku tidak sepenuhnya benar.
Rose adalah sebuah kisah keluarga, konflik saudara perempuan, cemburu, hal –
hal yang biasa muncul didalam keluarga.
Rose, betapa besar luka yang dibuat oleh saudara, ia tetaplah saudara.
Sejauh apapun ia pergi, suatu saat ia pasti kembali. Sebesar apapun permasalahan
yang muncul dan usaha untuk menghindarinya dia harus dihadapi.
Rose, membuatku menekuri satu demi satu keputusan yang telah kubuat. Ku
ingat – ingat kapan terakhir kali aku memohon bantuan pada Nya untuk mengambil
keputusan? Sudah lama sekali.
Ah, Rose...
Tapi, seperti kebanyakan buku mbak Sinta terdahulu, ending Rose juga
dibikin gantung. Entah nanti mau dibuat sekuel atau memang diserahkan pada
pembaca untuk berandai – andai bagaimana kelanjutannya.
Mbak Sinta Yudisia, Terima kasih atas tamparan keras “Rose” pada ku...
sakit sih, tapi pantas.
Wonoayu, 19 Juni 2012
Baca Selengkapnya ...