Wednesday, December 9, 2009

Akhirnya Hanya Terima Kasih



Assalamu'alaikum

Shahabatku yang baik…

Bagaimana kebahagiaan mu hari ini? Semoga, ia selalu engkau peluk, dijaga dan dirawat agar betah bersama jiwa. Sehingga setiap kali anda dan saya berbersahabat dengan siapapun. Ada desakan dalam diri mereka menjadikan kita kawannya. Karena dalam cerahnya wajah yang kita tunjukkan, cerminan kebahagiaan dalam diri.

Tadi jam 11.40 setelah selesai perkuliahan, pulang menuju tempat istirahat. Saya bertemu dengan orang-orang yang mengabdikan dirinya demi kemanfaatan orang lain. Mereka telah memutuskan pekerjaannya pada bidang tersebut. Mungkin bagi kita dan kebanyakan orang, enggan untuk melakukan pekerjaan itu. Tapi bagi pribadi-pribadi bertanggung jawab, Kehalalan merupakan keberkahan terindah.


Sementara itu, bulan hijriah sedang kita jalani. Bagi ummat muslim ada perayaan besar bulan ini. Yaitu hari Raya Qurban. Musim ini juga banyak membawa berkah bagi penjual kambing dan sapi. Hewan qurban yang dijual tentu yang terbaik. Sebagaimana diperintahkan. Dan ini telah menjadi saksi sejarah terjadi pada habil dan qabil dalam pengorbanan mereka.

Sudah menjadi fitrah kita sebagai manusia. Naluri kita senang hal-hal yang indah dan baik. Buktinya, setiap hari kita berusaha untuk tampil prima. Ketika beranjak ketempat ibadahpun, kita dianjurkan untuk mengenakan pakaian terbaik dan dengan wewangian. Sungguh hal yang jorok dan menjijikkan tidak kita senangi.

Begitulah dengan apa yang dilakukan oleh orang-orang itu. Mereka bekerja dengan kondisi yang berbau, kurang nyaman dihidung. Mungkin bagi mereka telah menjadi hal biasa. Bertemu dengan indera penciuman saja, saya mungkin juga anda kurang nyaman. Bagaimana dengan mereka melihat dan bahkan bersetuhan dengan nya ?

Jejak langkah sentuhan mereka, menghadirkan sejuta makna dalam diri. Sungguh menginspirasi, patut untuk diapresiasi. Menghargai dengan uang mungkin tidaklah banyak mereka terima. Namun lebih dari pada itu, sepantasnya dipersembahkan. Ungkapan Terima Kasih, bisa jadi hal berharga.

Terima kasih sangatlah mudah terucap dari mulut. Dihitung dari biaya, tidak sedikitpun mengurangi simpanan kita. Namun terkadang, dizaman kompetisi ini, dua kata itu menjadi sulit bagi sebagian orang. Entah enggan, atau merasa jatuh martabat nya. Namun ini kenyataannya.

Dekat tempat saya tinggal. Ada seorang bapak berkacamata, rambut sudah memutih, kulitnya tidak sekencang kita lagi. Mengenakan baju putih, celana biru. Topi yang beliau kenakan bertuliskan Satpam. Setiap pagi dan siang hari, saya menyaksikan beliau menyebrangi siswa-siswi sekolah dasar yang bahagia itu. Dengan penuh cinta dan kasih sayang. Tugasnya mungkin kita anggap kecil. Mungkin tidak disadari, berapa anak telah beliau hidarkan dari kecelakaan lalu lintas? Sungguh ungkapan Terima kasih, sepatutnya kita berikan.



Di hotel berbintang daerah slipi. Saya pernah melihat, bagaimana seorang anak muda, sedang membersihkan lantai tempat kita buang hajat. Tidak hanya itu, tempat yang kita duduki melepaskan hasratpun, Setelah dia bersihkan dengan pembersih. Kemudian di lap mengunakan tangannya, memastikan tidak ada sisi yang tak dibersihkan. Jabatan mereka mungkin pada level terbawah dalam struktur organisasi. Tapi saya tidak dapat membayangkan. Apakah hotel tersebut masih ada pengunjungnya, bila tanpa ada mereka? Sungguh patas penghargaan Terima kasih.



Bila ramadhan telah tiba. Biasanya, sebagian orang mulai kebingungan. Karena pembantu selama ini yang selalu siap meringankan tugas rumah tangga, akan segera mudik. Bahkan ada yang berani menawar gaji dua kali lipat, agar tidak mudik. Sehari saja pembantu sakit. Kita bisa merasakan betapa besar kontribusi mereka. Sungguh mereka pantas mendapat terima kasih.

Demikian juga kehidupan berumah tangga. Ungkapan terima kasih kepada istri atau suami adalah mutlak. Karena ia sudah rela untuk menua bersama Anda. Sebagai anak, kita telah dibesarkan dengan penuh cinta dan kasih sayang oleh ayah ibu kita. Tidak hanya orang tua kandung, tetapi juga kepada mertua. Yang telah percaya dan menitipkan putri tercintannya kepada anda.



Bahkan, bapak Gede prama pernah bertutur. Orang-orang yang membenci, menfitnah dan berbuat jahat kepada anda. Sepantasnya anda beri penghargaan terima kasih kepada mereka. Karena merekalah, kita menjadi tau dan faham akan makna Cinta dan Kasih Sayang.

Sahabatku yang penuh Cinta kasih


Masih terlalu banyak dalam kehidupan ini patut kita ungkap dengan Terima kasih. Bukan hanya hal-hal besar, tetapi kita mulai dari hal terkecil disekeliling kita. Karena sesuatu yang besar, dulunya bermula dari yang kecil.

Akhirnya, Hanya Terima kasih yang bisa saya ucapkan kepada anda. Hingga huruf terakhir ini, masih setia bersama saya. Dan orang-orang yang saya ceritakan tadi. Mereka adalah Pembersih Tinja.

Bogor 3 Desember 2009


RAHMADSYAH

Motivator&Mind-Therapist

1 comment:

Anonymous said...

TERIMA KASIH... ^_^