Monday, May 18, 2009

MENJADI DIRI SENDIRI

Sudah lama ga posting, nich, kebetulan ada artikel menarik masuk ke email dari milis Pembaca Asma Nadia, semoga manfaat.

==============

By. Dewi, 19 Mei 2009

SEBEGITUKAH LINGKUNGAN MEMPENGARUHI

Seorang Siti Hendak Menjadi Rani
Seorang Rani Mimpi Menjadi Maharani
Seorang Maharani Mimpi Menjadi Tuhan
Naudzubilah Himindzalik

Saya teringat sebuah film tentang keganasan suku amazon...kalau tidak salah judulnya "The girl of Amazon", di mana seorang gadis remaja didik oleh keluarga aristokrat inggris yang humanis dan relegius, mengalami kecelakaan hingga terdampar di sebuah hutan belantara dekat Amazon, dikarenakan pesawat pribadi milik keluarganya, yang sengaja di sabotase oleh rekan bisnis ayahnya, alih-alih dendam gadis remaja ini bertekad menghabisi seluruh orang yang telah mencelakai dan membinasakan seluruh keluarganya. Alkisah dia di ketemukan dalam keadaan tak sadarkan diri, oleh suku setempat kemudian terpaksa, berada di dalam komunitas suku tersebut.


Terpaksa hidup ala suku Amazon, yang nomaden dan premitif, sial bagi gadis itu dia harus meneruskan tradisi barbar suku tersebut, gara-gara di taksir oleh kepala suku. Menurut adat setempat seorang kepala suku tidak boleh menikahi seorang perawan, jadilah gadis tersebut di perawani terlebih dahulu sebelum di nikahi oleh kepala suku (maaf ini agak sadis) dengan ditusuk sebuah bambu tumpul yang di buat sedemikian rupa, si gadis akhrinya menjadi istri kepala suku, mengendalikan sebagian besar suku amazon, bergerak layaknya suku tersebut dengan sengaja, melenyapkan separuh kepribadiannya demi menjadi bagian suku.

Membalas dendam seluruh orang yang telah membunuh keluarganya, membawanya pada dendam membara khas suku tersebut, melenyapkan sisi-sisi moral didikan keluarganya dan berubah liar.

Kisah yang lain sebut saja Mawar, demi sebuah sanjungan di sebut idola, dia rela melakukan apapun termasuk menjual diri demi sebuah popularitas, sebuah tokoh yang di gandrungi.

Pun Tyo laki-laki ganteng hanya untuk di terima di lingkungan gaulnya rela menjadi pecandu narkoba dan minum-minuman keras serta perokok berat, hingga hidupnya berakhir di kamar mayat.

Atau Ridwan laki-laki alim yang salah bergaul, tiba-tiba berubah menjadi kebanci-bancian demi sebuah image kemayu yang erat di kaitkan pada kehidupan gaul kosmopolitan, akhirnya jadi keterusan hingga ke penampilan yang lebih mirip perempuan dari pada laki-laki. Menggilas habis kepribadian maskulin hingga berubah jadi feminim..ini realita, ini fenomena, dan ini gambaran hidup anak jaman.

Atau Atika yang lugu, berubah dungu ketika dia menjadi model, melihat bahwa dia memiliki paras yang unique mesti tak cantik layaknya model blesteran, terpaksa menghilangkan ciri khas tahi lalat di hidung atau di sungging senyumnya untuk merubah image, melakukan operasi besar-besaran pada hidung khas Indoensianya, memakai contact lens warna biru muda, merapikan dagu, bentuk tubuh dan sebagainya hanya untuk mendapat gelar keturunan indo (hehehe..Indoenesia nih maksudnya wkwkwkwk).

Menghilangkan ciri khas Atika si tahi lalat :P...kesan manis yang di timbulkan dari penampilan apa adanya berubah menjadi menjijika, kala rasa syukur tak pernah terpanjat hingga wajahnya berubah aneh, tidak jadi cantik, tapi malah jadi tambah amit-amit. :P

Please deh, cantik bukan segala-galanya menjadi cantik tanpa citra, menjadi cantik tanpa kepribadian kuat, mejadi cantik yang egois yang tidak mau menerima pendapat orang lain, menjadi cantik tapi sombong dan angkuh, atau tidak mau bergaul selain dengan komunitasnya, menjadi cantik tapi hanya bisa mencibir, menjadi cantik tapi palsu, dan yang terakhir menjadi cantik tapi kelewat bodoh, hingga menjadi seperti Atika, apa asyiknya?....apa untungnya?

PENDIDIKAN ORANG TUA

Penemuan jati diri tak lepas dari peran keluarga, komunitas kecil seorang anak adalah ayah, ibu, serta kakaknya, sebelum dia mengenal komunitas di luar keluarganya. Anak adalah bagian terpenting dalam sebuah keluarga, di mana tujuan membangun mahligai pernikahan adalah untuk mendapatkan keturunan (salah satu tujuannya maksudnya), Anak adalah tanah yang bisa kita bentuk semau kita dan semampu kita.

Oleh karena itu pendidikan terpenting adalah membangun akhlaq. Kuat dan tidaknya pribadi seseorang tergantung dari pola didikan keluarga. Anak mendapat peran terkecil untuk membentuk pribadi. Didikan keluarga ini yang akhirnya menjadi rantai mata setan, terus bergulir dari keluarga si anak, untuk dikemudian hari diajarkan sang anak kepada anak-anaknya kelak.

Siapkan anak menjadi pribadi mandiri, adalah hal yang harus segera di lakukan di era globalisasi seperti sekarang, mengingat banyak hal yang bisa di dapatkan anak ketika kita membebaskan dia untuk berkratiftas tanpa batas, dalam arti batasan fisik, hanya kita bertugas mengarahkan dan mengingatkan, kebebasan berkreasi anak menimbulkan kemandirian, seorang anak, dalam fitrahnya memiliki semangat belajar dan kecerdasaan lebih di banding orang dewasa, maka beri kesempatan anak menilai mana yang benar dan mana yang salah.

Menanamkan kemandirian, serta keengganan untuk merepotkan yang lainnya serta melatih anak berfikir kritis membuat dia berani dan maju lebih pesat dari usianya, inilah mengapa kedewasaan berfikir bukan mutlak milik orang dewasa, anak-anak dengan pengalaman luas jauh lebih bias memiliki kedewasaan dan pola fikir maju, jika kita terus berusaha mendampingi fase ini sebaik mungkin.

Karena sebenarnya kepandaian itu tidak muncul begitu saja, kepandaian itu timbul oleh karena kita rajin, kita tahu lebih dulu, dan kita memiliki pengalaman terdepan dibanding yang lain.

Membebaskan anak memilih adalah kunci, membebaskan dia memilih apapun yang dia mau, dengan di sertai arahan dan juga argumen yang tepat serta rajin mengajak mereka berdiskusi, tidak lupa diberikan pendidikan spiritual yang baik.

JANGAN TAKUT TAMPIL BEDA

Dalam beberapa permasalahan seseorang takut menjadi beda dari yang lainnya, takut menjadi aneh, takut tidak di akui oleh lingkungannya, dan ketakutan-ketakutan yang lainya.

Semua berawal dari takut, ketakutan timbul karena mungkin trauma, ledekan, hidup di bawah tekanan, atau penguasaan oleh pihak-pihak tertentu, terkadang banyak pihak tak sadar bahwa kata-kata yang dilontarkan pada seseorang bisa membuat orang tersebut jatuh mental dan juga harga dirinya. Oleh karena itu seorang motivator diperlukan untuk mengatasi masalah tersebut.

Cintailah dirimu apa adanya, temukan jati dirimu sebaik mungkin, singkat kata pede aja lagi....

Mereka tidak pernah tahu jika kamu setengah mati atau semaksimal mungkin menjatuhkan pilihan pada warna merah sesuai kepribadianmu, mereka tidak pernah tahu bahwa kamu lebih suka buah tomat daripada apel, mereka tidak tahu kamu lebih suka privacy kamu tidak di usik daripada di buka lebar, mereka tidak tahu kamu tidak suka rokok, mereka tidak tahu kamu benci bunyi bising, dan sebagainya...tanpa kamu pernah bilang....I dont like It...please!....

Katakan sekarang, iya atau tidak, jangan iya yang iya-iya , atau tidak yang tidak tidak...katakan tidak jika kamu tidak suka, biarpun kamu adalah sendiri tidak diantara ribuan Iya...katakan apa yang menjadi hasrat dan keinginanmu, agar setiap orang tahu dan mengerti...ini loh dirimu, dan sadarlah Guys....please deh tidak setiap orang memiliki ilmu kebatinan :P. Dan yang terpenting jangan takut di tolak lingkungan yang tidak sesuai dengan hati nurani dan kepribadianmu,
jangan jadi generasi plagiat...jadi generasi kreatif, jika di tolak di lingkungan yang tidak matching dengan kepribadianmu maka siap-siaplah hengkang dan cari komunitas terbaik menurut hati nuranimu dan sesuai dengan jati dirimu..jangan bergabung dengan lingkungan yang menjadikan dirimu robot atau menjadi orang lain. Kenyamanan adalah kunci pergaualan, jika tidak nyaman, jangan takut untuk meninggalkan.

So guys..kenapa harus takut jadi diri sendiri !...say NO....or say YES clearly, sekalipun kamu tak di sebut "GAUL" karena ketegasan sikap ini...lagipula idih....lebih asyik jadi diri sendiri khan ^_^. ATAU lebih baik di bilang sok Alim dari pada sok Brangasan :P...or sok Preman. Hehehe.

No comments: