Tersebutlah seorang pangeran sedang dalam perjalanan mencari cinta sejati, ia telah menempuh ribuan kilo meter dari kerajaannya, mendatangi puluhan putri namun tak seorang pun yang membuat hatinya bergetar. Hingga ia mendengar sebuah kabar bahwa disuatu tempat ada seorang putri cantik jelita baik budi dan lemah lembut, namun sayang sang putri cantik sedang ti cantik jelita baik budi dan lemah lembut, namun sayang sang putri cantik terkena kutuk penyihir jahat, ia tertidur bertahun – tahun lamanya menunggu pangeran yang membawa cinta sejati untuknya. Satu cara untuk membangunkan putri cantik adalah dengan dicium oleh sang pangeran.
Mendengar kabar tersebut sang pangeran segera bergegas menuju tempat sang putri. Untuk mencapai tempat itu ia harus melalui berbagai rintangan yang tidak mudah, dengan gagah berani semangat baja ia tumpas semua yang menghalangi langkahnya, ia singkirkan rintangan demi rintangan. Akhirnya ia pun sampai ditempat itu.
Ia tiba disuatu hari dimana orang – orang tengah sibuk dengan urusan mereka sendiri – sendiri hingga tak memperhatikan kehadiranya. Ketika turun dari kuda ia mencium bau sedap dari sebuah rumah asri dengan bunga warna warni menghiasi halaman, perutnya mengeluarkan suara nyaring, ternyata sang pangeran lapar setelah menempuh perjalanan jauh.
Diikutinya jalan setapak menuju rumah asri, pintunya tak tertutup hingga ia masuk tanpa permisi. Memasuki ruangan demi ruangan, hingga matanya tertuju pada satu titik, sebuah peti mati indah berwarna merah muda. Peti itu tak tertutup, bergetar langkahnya, pelan ia dekati peti mati.
Wajah seorang wanita muda yang cantik terlihat sedang tidur dengan pulasnya, dengkuran halus terdengar merdu ditelinga pangeran. ia pun dapat mencium bau harum aroma bunga yang sama dengan di halaman rumah seolah putri tidur ini baru saja bermain – main dengan bunga. Pangeran terpesona oleh kecantikan putri.
Pangeran berjongkok disamping peti matanya tak lepas dari wajah cantik sang putri, tidur aja cantik gini apalagi kalo bangun yah, pikir pangeran. didekatkannya wajahnya dengan wajah sang putri, jarak wajah mereka hanya sejengkal ketika tiba – tiba.
“PLAK!”
Sebuah tamparan keras mendarat dipipi pangeran, ia kaget bukan kepalang melihat sang putri yang tiba – tiba membuka mata, bahkan sebelum ia menciumnya.
“Lho kok sudah bangun, khan belum dicium?”
“Dasar laki – laki tidak sopan”
Seorang perempuan tengah baya datang tergopoh – gopoh sambil membawa pisau dan sutil yang meneteskan minyak goreng, aroma sedap mengikutinya. Melihat sang pangeran sedang berdiri mematung wanita yang dipanggil Ibu tersebut mengacungkan pisaunya kearahnya.
“Siapa kamu, mau apa?”
Sang pangeran pun menjelaskan maksud kehadirannya ketempat tersebut.
“Sleeping beauty, dikampung sebelah”
“Ini cuma peti mati pesanannya saja” jelas sang wanita yang dikira sleeping beauty.
Jadi sodara – sodara, wanita muda itu anak dari pengrajin kayu yang mengerjakan peti mati baru untuk sang sleeping beauty, karena sang pangeran telah jatuh cinta pada wanita muda tadi, ia membatalkan niatnya membangunkan the real sleeping beauty dan menyunting anak pengrajin kayu, memboyong keluarga itu untuk tinggal dikerajaan.
Terispirasi dari acara workshop menulis nasional Asma Nadia.
Wonoayu 16.15 24 juni 2010
Suci
Thursday, June 24, 2010
Sleeping Beauty ala Icus
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
1 comment:
keren ceritane
Post a Comment