KAPITALISME PASTI HANCUR
DUNIA KINI BERHARAP PADA ISLAM
Buletin Al-Islam Edisi 425
Krisis kredit properti telah bereaksi, kubangan hutangnya semakin melebar, para penghutangnya pun tidak mampu bayar. Akibatnya, bank dan institusi keuangan terbesar di Amerika, bangkrut atau nyaris bangkrut.
Sejumlah institusi keuangan telah memperkirakan kerugian akibat kredit properti tersebut, di Amerika saja mencapai 300 miliar dolar AS, dan di negara-negara lain diperkirakan 550 miliar dolar AS. Sejumlah negara, khususnya negara kaya, mulai menggelontorkan dana miliaran dolar ke pasar modal untuk menopang pasar dan mem-backup likuiditas agar bisa menggerakkan aktivitas ekonomi. Bahkan sebagian ada yang melakukan intervensi langsung sampai pada level menasionalisasi sebagian bank, sebagaimana yang terjadi di Inggris.
Begitulah, prinsip sistem ekonomi kapitalis terpenting—yaitu pasar bebas dan tidak adanya intervensi negara—telah runtuh. Bahkan kampiun Kapitalisme, yaitu Amerika Serikat, mengumumkan intervensi negara di pasar modal atas persetujuan Kongres saat ini dengan kedua unsurnya, yaitu Senat dan DPR (House of Representatives), dalam rencana penyelamatan yang dibuat oleh Menteri Keuangan Amerika, Henry Poulson, dengan suntikan 700 miliar dolar AS guna membeli hutang beracun (toxic debt) bank-bank dan institusi keuangan yang ambruk karena kredit properti.
Berbagai langkah juga telah dilakukan secara global. Empat negara besar Eropa—Prancis, Jerman, Inggris dan Italia—segera mengadakan pertemuan, dan mengundang pertemuan lebih luas untuk mengkaji sistem moneter mereka. Para menteri keuangan dan para pimpinan bank sentral yang tergabung dalam G-7 atau G-8 ditambah Rusia mengadakan pertemuan dalam waktu dekat di Washington.
Apakah upaya-upaya ini akan bisa menyelamatkan ekonomi kapitalis?
Sebenarnya, semua rencana penyelamatan itu hanya akan menjadi obat bius yang meringankan rasa sakit untuk sementara waktu. Itu karena sebab-sebab kehancurannya membutuhkan penyelesaian hingga ke akarnya, bukan hanya menyentuh dahan-dahannya.
Akar masalahnya sebenarnya ada empat. Pertama: disingkirkannya emas sebagai cadangan mata uang dan dimasukkannya dolar Amerika sebagai pendamping mata uang dalam Perjanjian Bretton Woods, setelah berakhirnya Perang Dunia II, kemudian sebagai substitusi mata uang pada awal dekade 70-an, telah mengakibatkan dolar Amerika mendominasi perekonomian global. Akibatnya, goncangan ekonomi sekecil apapun yang terjadi di Amerika pasti akan menjadi pukulan telak bagi perekonomian negara-negara lain. Sebabnya, sebagian besar—jika tidak keseluruhannya—cadangan devisa mereka ditopang dengan dolar yang nilai intrinsiknya tidak sebanding dengan kertas dan tulisan yang tertera di dalamnya. Setelah mata uang Euro memasuki arena pertarungan, baru negara-negara tersebut menyimpan cadangan devisanya dalam bentuk mata uang non-dolar. Meski demikian, dolar tetap memiliki prosentase terbesar dalam cadangan devisa negara-negara tersebut secara umum.
Karena itu, selama emas tidak menjadi cadangan mata uang, krisis ekonomi seperti ini akan terus terulang. Sekecil apapun krisis yang menimpa dolar dengan segera akan menjalar ke perekonomian negara-negara lain. Bahkan dampak krisis politik yang dirancang Amerika juga akan berakibat terhadap dolar, yang berarti juga berdampak pada dunia.
Kedua: hutang-hutang riba juga menciptakan masalah perekomian yang besar hingga kadar hutang pokoknya menggelembung seiring dengan waktu, sesuai dengan prosentase riba yang diberlakukan padanya. Terjadinya krisis pengembalian pinjaman dan lambannya roda perekonomian adalah karena ketidakmampuan sebagian besar kelas menengah dan atas untuk mengembalikan pinjaman dan melanjutkan produksi.
Ketiga: sistem yang digunakan di bursa dan pasar modal, yaitu jual-beli saham, obligasi dan komoditi tanpa adanya syarat serah-terima komoditi yang bersangkutan—bahkan bisa diperjualbelikan berkali-kali, tanpa harus mengalihkan komoditi tersebut dari tangan pemiliknya yang asli—adalah sistem yang batil dan menimbulkan masalah, bukan menyelesaikan masalah. Pasalnya, naik-turunnya transaksi terjadi tanpa proses serah-terima, bahkan tanpa adanya komoditi yang bersangkutan. Semua itu memicu terjadinya spekulasi dan goncangan di pasar.
Keempat: ketidaktahuan akan fakta kepemilikan. Kepemilikan di mata para pemikir Timur dan Barat ada dua: kepemilikan umum yang dikuasai oleh negara, sebagaimana teori Sosialisme-Komunisme, dan kepemilikan pribadi yang dikuasai oleh kelompok tertentu.
Ketidaktahuan akan fakta kepemilikan ini memang telah dan akan menyebabkan goncangan dan masalah ekonomi. Itu karena kepemilikan tersebut bukanlah sesuatu yang dikuasai oleh negara atau kelompok tertentu, melainkan ada tiga macam:
1. Kepemilikan umum: meliputi semua sumberdaya alam, baik yang padat, cair maupun gas; seperti minyak, besi, tembaga, emas dan gas; termasuk semua yang tersimpan di perut bumi dan semua bentuk energi; juga industri berat yang menjadikan energi sebagai komponen utamanya. Negara harus mengekplorasi dan mendistribusikannya kepada rakyat, baik dalam bentuk barang maupun jasa.
2. Kepemilikan negara: meliputi semua kekayaan yang diambil negara, seperti pajak dengan segala bentuknya serta perdagangan, industri dan pertanian yang diupayakan oleh negara, di luar kepemilikan umum. Semuanya ini dibiayai oleh negara sesuai dengan kepentingan negara.
3. Kepemilikan pribadi. Kepemilikan ini bisa dikelola oleh individu sesuai dengan hukum syariah.
Sosialisme gagal dalam bidang ekonomi karena telah menjadikan semua kepemilikan dikuasai oleh negara. Kondisi inilah yang mengantarkan pada kehancuran.
Kapitalisme juga gagal dan kini sampai pada kehancuran. Itu karena Kapitalisme telah menjadikan individu, perusahaan dan institusi berhak memiliki apa yang menjadi milik umum, seperti minyak, gas, semua bentuk energi dan industri senjata berat sampai radar. Pada saat yang sama, negara tetap berada di luar pasar dari semua kepemilikan tersebut. Hasilnya adalah goncangan secara beruntun dan kehancuran dengan cepat, dimulai dari pasar modal, lalu menjalar ke sektor lain, dan dari institusi keuangan menjalar ke yang lain.
Begitulah, Sosialisme-Komunisme telah runtuh, dan kini Kapitalisme sedang atau nyaris runtuh.
Sesungguhnya sistem ekonomi Islamlah satu-satunya solusi yang ampuh dan steril dari semua krisis ekonomi. Karena sistem ekonomi Islam benar-benar telah mencegah semua faktor yang menyebabkan krisis ekonomi.
Pertama: Sistem ekonomi Islam telah menetapkan bahwa emas dan perak merupakan mata uang, bukan yang lain. Mengeluarkan kertas substitusi harus ditopang dengan emas dan perak, dengan nilai yang sama dan dapat ditukar, saat ada permintaan. Dengan begitu, uang kertas negara manapun tidak akan bisa didominasi oleh uang negara lain. Sebaliknya, uang tersebut mempunyai nilai intrinsik yang tetap, dan tidak berubah.
Kedua: Sistem ekonomi Islam melarang riba, baik nâsi'ah maupun fadhal, juga menetapkan pinjaman untuk membantu orang-orang yang membutuhkan tanpa tambahan (bunga) dari uang pokoknya. Di Baitul Mal kaum Muslim juga terdapat bagian khusus untuk pinjaman bagi mereka yang membutuhkan, termasuk para petani, sebagai bentuk bantuan untuk mereka, tanpa ada unsur riba sedikit pun di dalamnya.
Ketiga: Sistem ekonomi Islam melarang penjualan komoditi sebelum dikuasai oleh penjualnya. Karena itu, haram menjual barang yang tidak menjadi milik seseorang. Haram memindahtangankan kertas berharga, obligasi dan saham yang dihasilkan dari akad-akad yang batil. Islam juga mengharamkan semua sarana penipuan dan manipulasi yang dibolehkan oleh Kapitalisme, dengan klaim kebebasan kepemilikan.
Empat: Sistem ekonomi Islam juga melarang individu, institusi dan perusahaan untuk memiliki apa yang menjadi kepemilikan umum, seperti minyak, tambang, energi dan listrik yang digunakan sebagai bahan bakar. Islam menjadikan negara sebagai penguasanya sesuai dengan ketentuan hukum syariah.
Begitulah, sistem ekonomi Islam benar-benar telah menyelesaikan semua kegoncangan dan krisis ekonomi yang mengakibatkan derita manusia. Ia merupakan sistem yang difardhukan oleh Tuhan semesta alam, yang Mahatahu atas apa yang baik untuk seluruh makhluk-Nya. Allah SWT berfirman:
﴿أَلاَ يَعْلَمُ مَنْ خَلَقَ وَهُوَ اللَّطِيْفُ الْخَبِيْرُ﴾
Apakah Allah Yang Maha menciptakan itu tidak mengetahui (yang kalian lahirkan maupun yang kalian rahasiakan), sementara Dia Mahahalus lagi Mahatahu? (QS al-Mulk [67]: 14).
Wahai kaum Muslim:
Sesungguhnya Allah SWT telah memberi Anda sekalian kedudukan yang agung melalui agama Islam yang agung ini. Dengannya, Anda dulu pernah menjadi umat terbaik yang dihadirkan untuk seluruh umat manusia. Penerapan Islam juga telah menjadikan Anda bahagia, bahkan membahagiakan seluruh umat manusia.
Hanya saja, penerapan Islam yang agung ini tidak cukup hanya dengan mengumpulkannya di dalam kandungan buku, melainkan dengan mendirikan negara yang mengemban dan menerapkannya, yaitu Negara Khilafah Rasyidah yang akan menghidupkan Anda dalam kehidupan yang indah, aman dan menenteramkan.
Namun, Allah tidak pernah menurunkan malaikat yang akan mendirikan negara untuk Anda, sementara Anda hanya berdiam diri. Justru upaya mendirikannya merupakan kewajiban agung atas diri Anda. Sebab, Rasulullah saw. telah mendirikan negara di Madinah. Langkah Baginda ini kemudian diikuti oleh para Sahabatnya—semoga Allah benar-benar meridhai mereka dan para tâbi'în.
Karena itu, singsingkanlah lengan baju Anda sekalian, wahai kaum Muslim. Berjuanglah bersama Hizbut Tahrir, bantu dan dukunglah Hizbut Tahrir. Mohonlah anugerah kepada Allah agar Anda bersama-sama dengan Hizbut Tahrir termasuk orang-orang yang dimuliakan oleh Allah. Melalui tangan-tangan merekalah Allah SWT akan mewujudkan janji-Nya—untuk memberi mereka kekuasaan di muka bumi—dan kabar gembira (busyra) Rasulullah saw. akan kembalinya Khilafah yang mengikuti metode kenabian untuk kedua kalinya.
Andalah, wahai kaum Muslim, yang akan menjadi mercusuar dunia, pengemban obor kebaikan di dalamnya, serta paling berhak dan layak untuk memimpinnya. Allah SWT berfirman:
﴿وَاللهُ غَالِبٌ عَلَى أَمْرِهِ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لاَ يَعْلَمُوْنَ﴾
Allah Mahakuasa atas segala urusan-Nya, namun kebanyakan manusia tidak mengetahuinya (QS Yusuf [12]: 21). []
Komentar Al Islam:
1 comment:
Kapitalisme dan sosialis-komunis...keduanya telah terbukti gagal membangun dunia....
perekonomian yang dibangun keduanya hanyalah perekonomian semu....hanya di atas kertas....
dan walaupun seolah-olah berbeda/bertentangan, keduanya terlahir dari akar yang sama, yaitu materialisme....
selama ini sektor moneter bisa berjalan sendiri bahkan terbang tanpa disertai transaksi sesungguhnya di sektor riil,
transaksi di sektor moneter menggelembung hingga 700x lipat dari nilai transaksi sebenarnya di sektor riil…
Akibatnya, setidaknya di abad 20 ini telah terjadi krisis ekonomi sejak 1907, 1923, 1930, 1940, 1970, 1980, 1990, 1998-2001, 2008. Jika di rata-rata, berarti kira-kira setiap 5-10 tahun terjadi krisis...
http://shariaxplorer.blogspot.com/2008/11/mengungkap-fakta-wall-street-vs-main.html
bahkan di krisis tahun 2008 ini baik kapitalis yang dilambangkan Amerika maupun Komunis yang dilambangkan Rusia sama-sama keteteran...di Rusia bahkan bursa saham sempat ditutup berkali-kali gak ada bedanya dengan di Indonesia..pemerintah dari keduanya juga mengeluarkan bailout/talangan ratusan juta dolar untuk menyelamatkan perekonomiannya....
jadi bukanlah kapitalis-komunis yang menjadi persoalan, tapi karena keduanya selama ini membangun sistem perekonomian dunia bukan atas dasar sektor riil (non-real based economy)..terjadilah bubble economy....uang dan kertas/surat berharga telah menjadi komoditi, pembungaan uang, aksi spekulasi dan manipulatif marak dipraktekan di bursa, dll...
http://shariaxplorer.blogspot.com/2008/10/maisir-penyebab-ambruknya-bursa-saham.html
Dunia telah menjadi saksi di abad 20 ini, dengan sistem ekonomi yang berkuasa yaitu komunis (yang sudah runtuh) dan kapitalis (yang juga sedang runtuh), bahwa bukannya kemakmuran yang dibawa oleh sistem tersebut melainkan kehancuran yang diawali oleh kemakmuran ’semu’.
oleh karena itu, sungguh tidak layak bagi kita di Indonesia jika ingin survive, apabila kita tetap berkiblat pada keduanya......buat apa kita mencontoh kepada sistem yang bahkan tidak dapat menyelamatkan dirinya sendiri?
Dengan terjadinya krisis 2008 ini, sistem yang teruji lah yang akan survive..yaitu Islamic Finance...krisis ini pasti akan merubah wajah dunia...merubah peta perekonomian dunia...
http://shariaxplorer.blogspot.com/2008/10/wajah-baru-perekonomian-dunia.html
apakah indonesia mampu bangkit...selama kita bersungguh-sungguh, inilah saatnya untuk bangkit, jawabannya ada disini..
http://shariaxplorer.blogspot.com/2008/10/potensi-ekonomi-syariah.html
Juga untuk diingat, Islamic Finance adalah sebuah sistem yang universal, sehingga tidak ditujukan hanya untuk golongan tertentu saja.....yang oleh karena itu saat ini sedang booming di barat maupun di timur....
Apa buktinya Islamic Finance mampu memberikan kemakmuran?
Jauh saat eropa masih berbaju kasar karung goni kemiskinan dan keterpurukan di abad kegelapan (dark age), di belahan dunia lain, ada sistem pemerintahan yang yang menerapkan Islamic Finance,, dan berada dalam puncak kejayaan, masa keemasan, hingga saking makmurnya tidak ada lagi orang miskin yang menjadi penerima zakat/sedekah…
Jika ingin dunia selamat, kiblat baru perekonomian adalah Islamic Finance yang oleh para ahli ekonomi barat sekalipun (yang tidak terkait dengan sistem nilai yang dianutnya) telah dikaji dan terbukti unggul dengan diikutsertakannya etika, kejujuran (transparansi), dan fairness dalam perekonomian…sehingga tidak rentan terhadap krisis
Sebagai seorang praktisi Islamic Finance, saya menyerukan dan mengajak seluruh lapisan masyarakat, mari kita turut berpartisipasi dalam mengembangkan Islamic Finance, bergabunglah menjadi nasabah perbankan syariah, kunjungilah cabang-cabang bank syariah terdekat, dan bebaskanlah diri kita dari buruknya riba (pembungaan uang)...
potensi Islamic Finance di Indonesia adalah yang terbesar di dunia, di lima tahun terakhir pertumbuhan rata-rata perbankan syariah lebih besar dari 50% per tahun...
bank-bank asing berlomba membuka bisnis unit syariah, investor2 asing sedang mengintip pasar di Indonesia untuk berlomba membuka bank syariah....
namun kita masih saja tidur dan belum juga sadar bahwa kita adalah The Sleeping Giant of Islamic Finance in the world....
Salam,
Fahri
http://shariaxplorer.blogspot.com/
Post a Comment